Dipublikasikan oleh Pandu Pamungkas dan Diperbarui oleh Pandu Pamungkas
Agu 13, 2024
5 menit membaca
Daftar Isi
Membeli sebuah rumah atau properti adalah sebuah proses panjang yang melibatkan banyak pihak. Oleh sebab itu, jangan heran kalau ada beberapa biaya yang bisa muncul selama masa angsuran KPR. Di sini Pinhome akan membahas biaya biaya KPR apa saja yang harus kamu cermati.
Mungkin ada Pins yang bertanya-tanya, untuk membeli rumah eksklusif seperti rumah di Cipayung ataupun Mutiara Gading City saja pertimbangannya kok sangat banyak? Jawabannya, Satu hal yang perlu kita sadari, memilih jenis properti, tipe bangunan yang sesuai, lokasi, dan furnitur adalah bagian yang menyenangkan. Apalagi bagian komitmen membayar cicilan bulanan dan biaya-biaya lain yang harus dijalani.
Baca juga: Tips Memilih KPR
Pins harus cermat menghitung kemampuan keuangan sebelum memutuskan untuk mengambil KPR. Di sini kita akan membahas tentang biaya saat proses pengajuan hingga biaya yang mungkin terjadi selama masa angsuran KPR. Simak baik-baik ya!
Uang muka atau DP adalah salah satu syarat wajib dalam pengajuan KPR. Per tahun 2019, peraturan Bank Indonesia menyatakan aturan minimum uang muka rumah adalah 5 hingga 30%. Tapi jika Pins menyanggupi membayar DP yang lebih besar, maka kemungkinan pengajuan KPR diterima juga semakin besar.
Biaya tanda jadi merupakan bukti komitmen kita untuk membeli properti dari developer atau pemilik. Biasanya biaya ini termasuk ke dalam uang muka, tapi bisa juga terpisah. Uang muka dan uang tanda jadi ini nantinya akan mengurangi jumlah KPR yang kita ajukan, sehingga cicilan bisa menjadi lebih murah.
Baca juga: Kesalahan Saat Membeli Rumah Pertama
Notaris akan membantu legalitas dokumen yang diperlukan dalam proses transaksi properti. Biasanya, pihak bank dan developer memiliki notaris sendiri-sendiri dengan fungsi yang berbeda pula.
Notaris developer akan mengurus legalitas sertifikat kepemilikan, sedangkan notaris bank akan mengurus legalitas akta kredit. Biaya notaris ini umumnya juga akan dibebankan kepada kita.
Pihak bank biasanya akan membebankan biaya ini kepada pembeli properti. Biaya provisi yang umumnya sekitar 1% dari total pinjaman kredit KPR ini akan digunakan untuk biaya administrasi bank dan harus dilunasi sebelum kredit dijalankan.
Baca juga: Tips Membeli Rumah Lelang, Perhatikan Hal-hal Berikut Ini!
Untuk beberapa kasus, misalnya untuk pembelian rumah seken, bank akan menunjuk penilai dari pihak ketiga untuk menaksir nilai properti yang akan menjadi obyek KPR.
Nilai dari penilai ini yang nantinya akan menjadi acuan nilai total pinjaman yang akan diberikan untuk kita. Biaya penilaian ini akan dibebankan juga kepada pembeli.
Selain biaya-biaya KPR di atas, kamu juga harus menyiapkan biaya angsuran pertama saat berjalannya KPR. Pihak bank biasanya akan memasukkan angsuran pertama KPR ke dalam jumlah total biaya akad kredit.
Baca juga: Cara Ajukan KPR dan KTA Online
Seluruh properti yang akan menjadi obyek KPR harus diasuransikan. Hal ini untuk melindungi Pins dan juga mencegah rusaknya properti sebelum cicilan lunas. Tak hanya itu, sebagai syarat akad kredit, Pins juga harus memiliki asuransi jiwa.
Kedua premi asuransi ini akan menambah total pengeluaran dalam transaksi properti. Sebagai gambaran awal, Pins dapat menghitung total biaya akad kredit ini sebagai 5-6% dari total pinjaman KPR.
Jadi, misal Pins mengambil rumah senilai 500 juta, maka untuk biaya akad kredit, Pins harus menyiapkan uang sebesar 25 – 30 juta.Selain biaya-biaya KPR di atas, Pins sebaiknya juga menghitung besarnya cicilan yang harus dibayar setiap bulan.
Pihak bank biasanya sudah memberikan gambaran besaran bunga tersebut, misalnya 8% per tahun. Tapi jangan terpatok pada angka tersebut, ya, Pins! Bunga cicilan KPR ini tergantung pada suku bunga Bank Indonesia pada saat itu. Jadi jika suku bunga sedang naik, maka kemungkinan besar cicilan Pins juga lebih mahal.
Dalam membeli rumah bekas, tentu ada jenis biaya biaya KPR yang harus dibayarkan selain harga rumah itu sendiri. Biaya-biaya tersebut biasanya berhubungan dengan masalah administrasi dan biaya tambahan lain.
Namun, perlu kamu ketahui bahwa ada biaya-biaya yang tidak seharusnya menjadi tanggunganmu dan menjadi tanggungan bersama. Untuk mempersiapkan besarnya biaya biaya biaya kpr untuk mengurus jual-beli rumah, berikut jenis biaya yang sering muncul saat membeli rumah:
Untuk menjamin bahwa rumah tidak dalam sengketa, Pins dapat melakukan pengecekan dengan membawa dokumen yang diperlukan ke BPN (Badan Pertanahan Nasional). Di sana, Pins dapat menecek apakah serifikat asli, sertifikat ganda, sertifikat blokir, bahkan sertifikat palsu.
Baca juga:
Membeli tanah dan bangunan yang merupakan barang tidak bergerak juga akan dikenakan pajak. Baik dari pihak pembeli maupun penjualnya dengan besar yang telah ditentukan berdasarkan peraturan pemerintah.
Pembayaran pajak dapat dilakukan melalui di bank yang telah ditunjuk oleh pemerintah atau kamu dapat melakukannya melalui Notaris/kantor PPAT untuk melakukan pencatatan transaksi jual beli tanah.
Dalam hal biaya pengurusan Akta Jual Beli (AJB), Biaya Balik Nama (BBN), dan biaya notaris biasanya ditanggung oleh pembeli dengan perkiraan besarnya sekitar 0,5 sampai 1% dari harga transaksi. Namun, biasanya biaya notaris dapat ditanggung oleh kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli atau sesuai kesepakatan.
Baca juga:
Berbeda jika kamu membeli rumah dengan pembayaran cash, membeli rumah dengan KPR membutuhkan biaya lebih untuk biaya provisi, administrasi, dan lain-lain. Besarnya biaya tersebut berkisar antara 4 hingga 5% dari total uang yang kamu pinjam. Tentunya biaya ini ditanggung sepenuhnya oleh pembeli karena tidak ada sangkut pautnya dengan penjual.
Biaya tambahan ini adalah biaya yang dibayarkan setiap bulan atau rutin dibayarkan dalam rentang waktu tertentu. Misalnya biaya air PAM, pelunasan pajak (PBB), pembayaran listrik, dan lain-lain.
Dimana seluruh biaya ini ditanggung oleh penjual jika periode yang belum dibayarkan sebelum transaksi dilakukan akan ditanggung oleh penjual karena masih menjadi tanggung jawab penjual (pemilik sebelumnya).
Mengetahui pembayaran setelah akad kredit memiliki tujuan untuk mempersiapkan biaya itu sendiri. Milenial sering beranggapan bahwa memiliki rumah terbatas pada membayar DP dan cicilan saja. Padahal, proses KPR bisa panjang dan melelahkan sekaligus memerlukan biaya tambahan.
Nah, setelah mengetahui biaya biaya KPR rumah setelah akad kredi,t maka berikut ini adalah tips-tips bagi milennial dalam hal perencanaan kepemilikan rumah atau KPR:
Baca juga: Gak Pake Ribet, Ini Cara Beli Rumah Secara Online dan Keuntungannya!
Kalkulasi ini tidak kalah penting untuk diketahui selain mengetahui biaya-biaya setelah akad kredit. Kalkulasi bertujuan untuk menghitung berapa kemampuan membayar cicilan per bulannya. Seperti diketahui bahwa milenial yang baru bekerja belum tentu memiliki banyak tabungan.
Selain itu, gaji yang diterima biasanya masih terhitung kecil. Jadi, sangat penting mengkalkulasi berapa yang bisa disisihkan untuk membayar cicilan nantinya. Kalkulasi ini juga penting jika dikaitkan dengan mengetahui pembayaran setelah akad kredit karena ada biaya lain yang timbul dalam proses KPR selain DP.
Baca juga: Beli Rumah, Mending DP Besar atau Cicilan Besar?
Bukan rahasia lagi jika biaya untuk DP cukup besar sehingga banyak milenial yang urung memiliki rumah karena masalah DP ini. Namun, bukan tidak mungkin hal ini dilakukan. Setelah mengetahui pembayaran setelah akad kredit yang dibahas sebelumnya, maka niat untuk menabung harus semakin kuat.
Untuk lebih disiplin, gunakan sistem autodebet ketika tanggal gajian. Autodebet tadi akan mengarahkan uang tabungan DP ke tabungan berjangka yang hanya bisa diambil pada jangka waktu tertentu. Dengan begini, maka dana untuk DP bisa disisihkan tanpa diganggu gugat.
Sungguh sia-sia jika sudah mengetahui pembayaran setelah akad kredit saja cukup besar tapi tidak juga berbenah gaya hidup. Bagaimana bisa Pins menyisihkan tabungan untuk DP jika masih menghabiskan uang untuk nongkrong di cafe setiap hari.
Bukan berarti tidak bisa sama sekali untuk menikmati kopi favorit di warung kopi. Namun, minimalkan jumlahnya. Jika misalnya dibeli setiap hari, maka minimalkan jadi seminggu sekali saja. Selain itu, bawa makan siang sendiri daripada membeli dengan harga mahal.
Hal-hal seperti ini bisa dilakukan demi terwujudnya mimpi memiliki rumah di usia muda. Bayangkan berapa banyak uang yang bisa dihemat dari pengeluaran ngopi, belanja baju yang sebenarnya sudah menumpuk di lemari, atau juga biaya travelling.
Baca juga: Ingin Memilih Lokasi Tempat Tinggal Strategis? Perhatikan Hal Ini!
Sepenting mengetahui pembayaran setelah akad kredit, memilih lokasi hunian yang tepat juga sangat penting. Tepat artinya efektif dan efisien. Contohnya dekat ke fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, pusat perbelanjaan, tol dan juga tempat kerja.
Akses menuju rumah juga harus dipertimbangkan. Misalnya, akses dari jalan raya langsung atau harus melewati perkampungan dulu. Kemudian, apakah lebar jalan bisa memuat dua mobil yang berpapasan.
Selagi masih muda, maka Pins punya banyak waktu untuk melakukan survey ke banyak tempat. Milenial yang mengetahui pembayaran setelah akad kredit diharapkan lebih siap dalam menyisihkan uangnya untuk kepemilikan rumah.
Selain itu juga untuk mencegah terjadinya salah paham dengan pihak bank atau developer yang seringkali tidak menginformasikan biaya-biaya KPR rumah ini di depan.
Itulah berbagai biaya biaya KPR yang harus kamu persiapkan selama menjalanin proses pembayaran KPR. Sekian pembahasan kami kali ini, semoga bermanfaat ya, Pins!
Baca juga:
Temukan pilihan rumah dan apartemen terlengkap di Aplikasi Pinhome. Cek properti pilihan kami Citrasun Garden Semarang dan temukan keunggulan, fasilitas menarik dan promo menguntungkan lainnya cuma di Pinhome! Cari tahu juga tips penting persiapan beli rumah dan KPR di Property Academy by Pinhome.
Hanya Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.
© www.pinhome.id