Kamus Istilah Properti

EBITDA

istilah properti

EBITDA

EBITDA adalah singkatan dari Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization yang menjadi alat untuk mengukur performa keuangan suatu perusahaan.

Apa Itu EBITDA?

(Ajaib.co.id)

Dalam akuntansi perusahaan, EBITDA adalah salah satu komponen penting yang harus diperhitungkan. Istilah EBITDA atau singkatan dari Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization merujuk pada pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.

Pins akan memerlukan komponen ini untuk menganalisis dan mengukur performa finansial perusahaan. Biasanya perhitungan EBITDA diperlukan untuk mengganti laba bersih karena mengacu pada arus kas dari kegiatan operasi perusahaan, kinerja laba perusahaan.

Perhitungan EBITDA dilakukan dengan menambahkan faktor depresiasi dan amortisasi yang mengurangi laba bersih perusahaan. 

Lalu, angka yang dihasilkan akan mencerminkan profitabilitas sebuah bisnis yang secara efektif akan dibandingkan antara perusahaan oleh pemilik, pembeli, maupun investor.

Adapun jenis perusahaan yang memakai EBITDA dalam perhitungan asuransinya adalah bisnis berbasis capital intensive atau yang membutuhkan investasi atau belanja modal yang besar sehingga nilai depresiasi pun secara signifikan akan berpengaruh pada kinerja laba bersih. 

Baca Juga:

Fungsi Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization

(Pixabay)

Fungsi utama EBITDA adalah untuk menganalisis keuangan dan keuntungan perusahaan. Selain itu, beberapa fungsi lainnya mengapa perusahaan memilih memakai komponen ini yaitu: 

  • Pins dapat menggunakan EBITDA untuk menghitung laba perusahaan sebelum dikurangi dengan bunga utang dan pajak yang wajib disetorkan kepada negara.
  • Alat untuk membandingkan keuntungan dari sejumlah perusahaan. 
  • Perhitungannya dilakukan dengan mengeliminasi pendanaan serta modal sehingga dapat digunakan melihat profitabilitas sejumlah perusahaan, terutama yang bergerak di bidang yang sama.  
  • Dapat membandingkan pendapatan dan nilai dari sebuah perusahaan berdasarkan rasio valuasi. 
  • Sebagai alternatif untuk laba bersih atau pendapatan pada situasi tertentu.  

Faktor-faktor EBITDA

ebitda
(Pixabay)

Berdasarkan pengertiannya, yaitu Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization, Pins bisa melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya. 

Faktor ini dapat melihat pendapatan sebuah perusahaan. Yuk, simak penjelasannya berikut ini: 

Interest (Bunga)

Faktor EBITDA yang pertama adalah interest atau bunga. Bunga merujuk pada uang yang dipinjam oleh perusahaan yang dipakai untuk membiayai aktivitas bisnisnya. Biasanya, setiap perusahaan mempunyai struktur modal yang berbeda. Artinya, bunga-nya pun menjadi berbeda. 

Sebagian besar perusahaan cenderung merasa lebih mudah untuk membandingkan performa perusahaan apabila menambahkan bunga yang dibebankan. Selain itu, perhitungan bunga ini juga mengabaikan struktur modal mereka tetapi dengan tetap mengambil keuntungan dari faktor satu ini. 

Tax (Pajak)

Wajib Pajak (WP), sebagaimana aturan undang-undang yang berlaku, diwajibkan membayarkan pajak kepada negara. Ketika pajak tidak disetorkan, maka akan ada sanksi yang dikenakan. 

Nah, besaran pajak ini bervariasi, tergantung jenis dan wilayah domisili perusahaan tersebut. 

Depreciation (Depresiasi)

Selanjutnya ada depresiasi yang merupakan alokasi biaya penyusutan terhadap aset perusahaan selama umur ekonomis aset tersebut. 

Sementara biaya penyusutan ini akan didasarkan pada aset berwujud tetap yang dipunyai oleh perusahaan cenderung terus menurun.  

Amortization (Amortisasi)

Berbeda dengan depresiasi, amortisasi adalah penurunan nilai penyusutan pada suatu aset perusahaan yang memiliki umur ekonomis panjang. Teknik perhitungan amortisasi dipakai untuk menentukan nilai pembayaran hutang dengan menghitung nilai pokok pinjaman dan nilai bunga bunga yang harus dibayarkan secara berkala. 

Dengan teknik penghitungan ini, debitur dapat membayarkan kewajibannya dengan nominal flat (tetap) per periodenya. Jadi, jumlah uang yang harus dibayarkan per periodenya tidak akan berubah-ubah, sampai pembayaran masuk pada masa jatuh tempo yang telah disepakati di awal perjanjian.

Baca Juga:

Cara Menghitung EBITDA

(Unsplash)

Apabila Pins hendak menghitung EBITDA, maka harus mengetahui rumus perhitungannya. 

Sebenarnya, metode perhitungan EBITDA cukup sederhana. Pins hanya perlu menambahkan laba perusahaan, biaya penyusutan dan biaya amortisasi. 

Berikut rumus EBITDA:

EBITDA = Pendapatan Bersih + Bunga + Pajak + Depresiasi + Amortisasi

EBITDA = Pendapatan operasional + Amortisasi + Depresiasi

Dalam hal ini, bunga ditambahkan kembali dalam laba bersih dengan tujuan supaya dapat menetralisasi jumlah utang dan efek lain yang nantinya timbul akibat biaya pajak.

Kelebihan dan Keuntungan EBITDA

Pada dasarnya EBITDA adalah teknik yang digunakan ketika sebuah perusahaan ingin membuat perbandingan dari dua bisnis yang sama. 

Perhitungan ini dilakukan dengan mengkomparasi data keuangan beberapa perusahaan menjadi satu angka yang mewakili pendapatan berkelanjutan dari operasi bisnis inti perusahaan.

Meski begitu, Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan. Berikut ini diantaranya: 

Kelebihan

Seperti yang sebelum sebelumnya, perusahaan akan menggunakan EBITDA untuk membandingkan kinerja mereka dengan pesaing.

Biasanya, EBITDA akan digunakan sebagai proxy untuk arus kas. Untuk itulah, metode ini sering dimanfaatkan karena dapat memberikan analisis perkiraan yang cepat tentang nilai perusahaan.                                                                                                                                                                                            

Kemudian, EBITDA juga dapat digunakan investor ketika akan melakukan evaluasi perusahaan ketika tidak menghasilkan laba.

Kekurangan

Sementara itu, kekurangan EBITDA adalah tidak diakui oleh Generally Accepted Accounting Principles (GAA) maupun IFRS. Banyak ahli, seperti investor kenamaan dunia, Warren Buffett, meragukan metrik ini.

Hal ini karena EBITDA cenderung memberikan hasil bahwa perusahaan seolah-olah tidak pernah membayar bunga maupun pajak karena menunjukkan tidak adanya penyusutan atau pengurangan modal.

Kekurangan lainnya yaitu margin EBITDA tidak memasukkan utang ke dalam perhitungan kinerja perusahaan sehingga sejumlah perusahaan malah menjadikannya sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari utang.  

Terakhir, margin EBITDA umumnya cenderung lebih tinggi dari margin keuntungan. Hal ini malah mendorong perusahaan dengan profitabilitas rendah agar dapat menampilkannya kesuksesan yang dimiliki.

Itulah informasi mengenai EBITDA yang dapat Pinhome sampaikan. Sebagai catatan, EBITDA tidak mencerminkan likuiditas atau berhasil dan tidaknya suatu perusahaan. Bahkan, EBITDA lebih sering dianggap menyesatkan. 

Meski begitu ketika alur kas perusahaan mencerminkan kondisi yang positif sehingga tak perlu cemas ketika Pins hendak menyajikan data keuangan dalam bentuk apa pun. 

Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

Baca Juga:

Featured Image Source: Flazztax.com


Temukan pilihan rumah terlengkap di Aplikasi Pinhome. Untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti bergabunglah menjadi rekan agen properti bersama kami dan iklankan properti kamu di sini. Cek pilihan rumah di Kota Jakarta Selatan terbaik dari Pinhome sekarang!

Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai properti di Property Academy by Pinhome. Gabung menjadi Rekan Jasa Pinhome melalui aplikasi Rekan Pinhome di App Store atau Google Play Store sekarang!

Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome PINtar jual beli sewa properti.