Kamus Istilah Properti

Wabi Sabi

istilah properti

Wabi Sabi

Wabi sabi adalah filosofi estetika tradisional Jepang yang merayakan ketidaksempurnaan yang kemudian diaplikasikan dalam ranah arsitektur.

Apa Itu Wabi Sabi?

wabi sabi
(Architectural Digest)

Negara Jepang memiliki magnet budaya yang luar biasa. Maka dari itu, negara ini menjadi salah satu destinasi wisata populer di dunia. Salah satu aspek yang menarik bagi orang untuk datang ke negeri matahari terbit ini adalah arsitektur-arsitekturnya.

Budaya-budaya tradisional Jepang sangat erat hubungannya dengan filosofi-filosofi tertentu. Salah satunya budaya Jepang yang dimaksud adalah wabi sabi yang ternyata juga diterapkan sebagai salah satu konsep dalam ranah arsitektur.

Wabi sabi adalah filosofi estetika tradisional Jepang yang mengapresiasi dan merayakan ketidaksempurnaan dan kefanaan sebagai hal yang indah. Wabi sabi terdiri atas dua kata yang masing-masing memiliki arti yang berbeda.

Kata ‘wabi‘ berakar pada kata ‘wa‘ yang punya arti keharmonisan, kedamaian, ketenangan, dan keseimbangan. Kata tersebut seringkali dikonotasikan pada ketidaksempurnaan dan kesederhanaan. Sementara itu, ‘sabi‘ memiliki arti ‘waktunya untuk mekar‘.

Kita tidak memerlukan kesamaan simetris atau hal-hal yang sifatnya sempurna lain apabila mengaplikasikan konsep ini dalam ranah arsitektur. Untuk urusan dekorasi, gaya ini menitikberatkan pada material-material asli, murni, dan jujur.

Kebanyakan dekorasi dari bangunan bergaya wabi sabi akan membuat bangunan terlihat minimalis, hangat, namun tetap estetis.

Objek-objek dekorasi yang kiranya akan cocok diletakkan pada arsitektur bergaya ini adalah objek yang bisa memancing atmosfer melankolis dan spiritual.

Baca Juga: Apa Itu Sampel?

Wabi Sabi dalam Interior Arsitektur

(Architectural Digest)

Keindahan dari ketidaksempurnaan menjadi jantung dari konsep wabi sabi. Ketika objek-objek simetris menjadi simbol dari kesempurnaan dalam ranah desain arsitektur di dunia.

Wabi sabi mencoba merumuskan ulang bahwa keindahan tidak hanya perkara hal-hal yang terukur dan terkalkulasi saja.

Bagi konsep ini, kesempurnaan dan keutuhan adalah ilusi. Maka dari itu, manusia harus menerima dan mencari keindahan dalam hal-hal yang belum selesai yang ada di sekeliling mereka.

Seorang pelaku desain arsitektur asal Hong Kong, Nelson Chow dan tim, mencontohkan sebuah implementasi pendekatan konsep wabi sabi pada bangunan. Aksi ini merupakan respon dari permintaan seorang klien yang ingin ruang apartemen miliknya agar terlihat berumur.

Nelson Chow dan tim mengaplikasikan elemen perunggu yang teroksidasi serta dinding plester bertekstur agar menciptakan tampilan kasar. Selain itu, dipasang juga panel kayu di beberapa sudut dan digunakan pula furnitur yang terbuat dari perpaduan beberapa materi (kain, kayu, dan logam).

Nelson Chow berpendapat bahwa dengan mengimplementasikan gaya wabi sabi, rumah akan menjadi tempat yang tepat untuk penghuninya dapat menerima keindahan dari objek-objek yang tidak sempurna.

Dengan pijakan utama yakni ketidaksempurnaan, wabi sabi mengekspansi ide-ide desain menjadi output-output yang menarik. Output-output yang dimaksud adalah:

  • Penerapan bentuk asimetris.
  • Penataan yang minimalis.
  • Memaksimalkan penggunaan material-material bekas.
  • Membangun koneksi arsitektur dengan alam.

7 Prinsip Utama Wabi Sabi

wabi sabi
(Dwell)
  • Kanso: Kesederhanaan.
  • Funkinseki: Ketidak simetrisan.
  • Shibumi: Keindahan yang diremehkan.
  • Shizen: Kealamian.
  • Yugen: Syukur yang tidak kentara.
  • Datsuzoku: Bebas dari kebiasaan.
  • Seijaku: Ketenangan.

Cara Mengimplementasikan Konsep Ini pada Arsitektur

wabi sabi
(CG Architect)

Pada bagian ini, akan dipaparkan cara yang dapat digunakan untuk kamu yang ingin mengimplementasikan konsep wabi sabi pada objek arsitektur. Informasi yang akan dipaparkan merupakan lansiran dari chloedominik.com.

Memanfaatkan dan Menyortir

Salah satu prinsip dari wabi sabi adalah kesederhanaan. Dengan prinsip ini, kita lebih didorong untuk memanfaatkan apa yang sudah kita miliki daripada membeli yang baru.

Sortir juga barang-barang mana yang kiranya benar-benar dibutuhkan dan tidak. Barang-barang yang tidak begitu diperlukan dapat kita simpan atau kita jual.

Setelah disortir, maka kita akan mendapati ruangan yang lebih luas. Selain itu, ruangan juga akan lebih fungsional daripada biasanya. Dengan kondisi seperti ini, ruangan akan sesuai dengan prinsip kesederhanaan dari konsep ini.

Mengimplementasikan Warna

Konsep ini kerap kali mengaplikasikan warna-warna yang kalem dan tidak mencolok. Paling umum, ruangan akan dibubuhkan warna-warna yang mirip dengan tanah atau lumpur.

Untuk mencari warna yang natural, kita juga bisa menggunakan dinding bata atau beton tanpa finishing. Cat-cat yang terkelupas pun bisa memberikan efek yang estetis.

Menerima Bentuk Rumah Apa Adanya

Konsep wabi sabi mengajarkan pada kita untuk bisa tetap bahagia di mana pun kita hidup, meskipun berada di titik ini tidak sesuai dengan rencana kita. Jadi, pergunakan apa yang ada dan perbaiki sudut-sudut yang rusak jika diperlukan.

Jika ingin mengubah bentuk dari suatu sudut, ingatlah bahwa perlu waktu untuk mencapai tujuan tersebut. Manfaatkan dan apresiasi cahaya alami dan bentuk rumah kita. Kita tidak perlu mengisi semuanya dalam satu waktu sekaligus.

Mengapresiasi Bentuk Asimetris

Tidak seperti Feng Shui, konsep desain ala China yang merayakan keseimbangan dan kesimetrisan, desain wabi sabi bisa dibilang merupakan lawan dari konsep tersebut. Konsep ini merayakan ketidaksempurnaan dan penerimaan dari hal-hal yang kita miliki saat ini.

Menata Ulang Daripada Mengganti

Mengganti furnitur, cat, atau barang-barang lainnya mungkin mudah dilakukan. Terlebih lagi jika hal-hal tersebut memang sudah bernoda, rusak, atau tidak sempurna.

Pergantian aspek-aspek tersebut bisa menjadi cara kita untuk menyembunyikan kekurangan. Akan tetapi, konsep ini memandang bahwa barang-barang yang rusak atau tidak terpakai mempunyai sisi historis pada rumah kita.

Jadi, kita bisa merombaknya atau memperbaikinya daripada menggantinya dengan yang baru.

Menggunakan Material Alami

Salah satu kunci yang bisa diterapkan untuk mendukung konsep ini pada ruangan adalah penggunaan material-material alami dan kain-kain yang belum diwarnai. Kita bisa menggunakan karpet rajut, dekorasi-dekorasi berbahan kain, keramik-keramik, serta menerapkan dinding tekstur kasar dan tidak rata.

Tidak ada material yang diproses dalam waktu yang lama. Dan dalam konsep ini, waktu merupakan desainer utamanya. Nantinya, material-material natural tersebut akan berubah warna dan bentuknya.

Semisal, kayu akan berubah warna apabila sudah lama digunakan. Begitu juga kain yang belum diwarnai.

Menjunjung Rumah yang Sederhana

Semua barang yang disimpan di rumah adalah barang penting. Menurut konsep ini, rumah tidak perlu dipenuhi barang-barang. Cukup barang-barang yang sederhana dan fungsional saja. Ini sesuai dengan prinsip shibumi yang menjadikan kesederhanaan sebagai kunci.

Baca juga:


Temukan pilihan rumah dan apartemen terlengkap di Aplikasi Pinhome. Dapatkan properti idaman melalui program NUP untuk akses eksklusif. Untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti bergabunglah menjadi rekan agen properti bersama kami dan iklankan properti kamu di sini. 

Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai properti di Property Academy by Pinhome. Gabung menjadi Rekan Jasa Pinhome melalui aplikasi Rekan Pinhome di App Store atau Google Play Store sekarang!

Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome PINtar jual beli sewa properti.