Kamus Istilah Properti

Payback Period

istilah properti

Payback Period

Payback period adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali investasi awal yang dibuat pada suatu proyek. 

Apa Itu Payback Period?

payback period
(Shutterstock)

Dalam bahasa Indonesia, payback period dikenal dengan istilah periode pengembalian modal. Istilah payback period, menurut Investopedia, adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan biaya investasi atau lamanya waktu yang dibutuhkan investor untuk mencapai titik impas.

Sederhananya, saat Pins menginvestasikan sejumlah uang, tentu ada harapan ingin mendapatkan pembayaran kembali. Pengembalian yang lebih pendek berarti investasi yang lebih menarik, sementara periode pengembalian yang lebih lama dinilai kurang menarik. 

Pins dapat menentukan payback period dengan cara membagi investasi awal dengan arus kas rata-rata. Metode payback period adalah hal yang biasa dipakai oleh investor, profesional keuangan, hingga perusahaan ketika akan memperhitungkan perolehan investasi. 

Melalui perhitungannya, investor dapat menentukan jangka waktu yang diperlukan untuk memulihkan biaya awal yang terkait investasi. 

Sebelum membuat keputusan, misalnya terkait penilaian cepat tentang usaha investasi tertentu, penghitungan periode pengembalian juga akan sangat bermanfaat. Jadi, dengan menghitungnya Pins bisa menilai apakah investasi atau proyek operasional yang akan diberikan dana investasi terlihat menguntungkan atau tidak. 

Baca Juga:

Kelebihan Payback Period

(Shutterstock)

Perhitungan payback period memiliki banyak kelebihan, terutama terkait seberapa menguntungkannya proyek atau investasi yang akan diberikan dana segar. Berikut ini penjelasan terkait kelebihannya:  

  • Investor dapat mengetahui jangka waktu pengembalian investasi, mulai dari berapa lama bisnis tersebut berjalan dari awal hingga akhir proyek tersebut digarap.  
  • Bagi perusahaan yang mengadakan dua jenis proyek, maka Pins bisa melakukan perbandingan dari penyelenggaraan dua proyek tersebut. Hasilnya akan memperoleh gambaran pasti kemampuan mengembalikan modal dana dengan cepat, atau proyek manakah yang akan menutup modal dalam waktu cepat. 
  • Perhitungannya memakai suatu rumus yang mudah, yaitu nilai investasi : investasi per tahun. Jadi, semua orang seharusnya bisa dilakukan dan dapat digunakan pada berbagai jenis bisnis atau usaha apapun, mulai dari skala kecil, menengah, hingga skala besar.
  • Dapat memperhitungkan risiko. Semakin sebentar waktu pengerjaan, maka akan semakin sedikit risiko yang bisa diterima oleh perusahaan. 
  • Para investor atau pemilik bisnis dapat meminimalisir adanya kerugian di masa depan. 

Baca Juga: Debt Burden Ratio

Kelemahan Periode Pengembalian

(Pixabay)

Selain memiliki keunggulan, metode ini juga memiliki kelemahan tertentu. Berikut ini sejumlah kekurangan dari payback period yang harus diketahui:

  • Perhitungannya cenderung sangat cepat sehingga bisa jadi dianggap terlalu sederhana.
  • Investor bisa lupa menghitung biaya pendukung lainnya karena rumusna yang sederhana. 
  • Tidak menunjukkan soal profit secara spesifik sehingga mungkin bisa merugikan investor ketika membandingkan dua buah proyek. Sebab, payback period yang lebih cepat namun dalam jangka panjang bukan berarti proyek tersebut punya profit yang lebih besar. 

Baca Juga:

Cara Menghitung Payback Period

(Shutterstock)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, metode perhitungan payback period adalah hal yang cukup mudah. Yuk, simak rumus dan contoh kasusnya berikut.

Rumus Payback Period

Pins bisa menghitung periode pengembalian modal dengan membagikan nilai investasi dengan adanya aliran kas bersih yang masuk setiap tahunnya.   

Rumus ini dihitung dengan memakai asumsi bahwa nilai arus kas masuk bersih memiliki nilai yang sama pada setiap waktu periode atau sama pada per tahunnya. Rumusnya yaitu: 

Payback Period = Nilai Investasi / Kas Masuk Bersih

Sementara untuk rumus perhitungan payback period saat arus kas yang dimiliki perusahaan berbeda yaitu: 

Payback Period = n + a : b x 1 tahun

  • n = syarat periode pengembalian modal investasi
  • a = jumlah kumulatif arus kas pada tahun terakhir (n)
  • b = arus kas pada tahun setelah tahun kumulatif arus kas berjalan (n + 1)

Simulasi Perhitungan 

Manajemen perusahaan developer perumahan, yaitu PT Rumah Sederhana melakukan pertimbangan untuk membeli alat produksi pada komponen alat berat. Melalui pembelian sebuah excavator dengan harga Rp735 juta. 

Keuntungan bersih yang bisa diperoleh dari adanya tambahan alat tersebut adalah Rp100 per tahunnya. Maka periode pengembalian modalnya yaitu: 

Nilai Investasi = Rp735.000.000

Kas Masuk Bersih = Rp300.000.000

Maka, periode pengembalian modal = Nilai Investasi : Kas Masuk Bersih

= Rp735.000.000 / Rp300.000.000 = 2.45 

Maka, berdasarkan perhitungan tersebut, periode pengembalian modal untuk mesin excavator tersebut yaitu 2,45 tahun. Pins bisa perkirakan sendiri apakah penambah mesin dengan pengembalian selama 2,45 tahun termasuk menguntungkan atau tidak.

Itulah informasi mengenai payback period yang dapat disampaikan. Melalui perhitungan periode pengembalian ini, Pins sebagai investor maupun pemilik bisnis dapat mempertimbangkan dan melakukan analisa apakah proyek atau pengadaan barang adalah hal yang tepat untuk dilakukan atau tidak. 

Jadi, potensi mendapatkan keuntungan dan pengembalian modal menjadi semakin maksimal. Semoga informasi ini bermanfaat, ya, Pins!

Baca Juga:

Featured Image Source: Shutterstock


Temukan pilihan rumah terlengkap di Aplikasi Pinhome. Untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti bergabunglah menjadi rekan agen properti bersama kami dan iklankan properti kamu di sini. Cek pilihan rumah di Kota Bogor terbaik dari Pinhome sekarang!

Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai properti di Property Academy by Pinhome. Gabung menjadi Rekan Jasa Pinhome melalui aplikasi Rekan Pinhome di App Store atau Google Play Store sekarang!

Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome PINtar jual beli sewa properti.