BlogPembeli Properti PemulaPanduan KPR/KPASerba-Serbi KPR Konvensional dan Untung-Ruginya
0
0

Serba-Serbi KPR Konvensional dan Untung-Ruginya

Dipublikasikan oleh Nur Dwi Ratnasari dan Diperbarui oleh Nur Dwi

Feb 1, 2024

7 menit membaca

Copied to clipboard
top-right-banner

KPR Konvensional memang disediakan sebagai solusi untuk mereka yang ingin memiliki rumah namun belum mampu membeli secara tunai dan lunas. Namun sebelum itu baiknya ketahui KPR konvensional dan untung ruginya agar tak salah langkah.

Instal juga aplikasi Pinhome agar kamu mendapatkan informasi terbaru seputar Program KPR Bank. Fitur pencariannya juga menyediakan data kontrakan di Cipondoh Tangerang hingga rumah baru di Kabupaten Bekasi seperti Jakapermai Bekasi dan sebagainya.

Baca juga: KPR adalah Solusi untuk Mendapatkan Rumah dengan Mudah

Mengenal KPR Konvensional

kpr konvensional
Source : Kompas.com

Kini ada banyak pengembang (developer) yang telah bekerjasama dengan bank. Jadi sekalian memilih lokasi, Pins bisa langsung mengajukan kreditnya. Sebelum bahas tuntas tentang KPR Konvensional, Pins juga harus tahu kalau ternyata rumah nggak selalu jadi kebutuhan pokok.

Ada lho orang-orang yang menjadikan rumah sebagai investasi karena rumah atau bangunan adalah investasi jangka panjang. Jadi buat anak muda yang mau memulai investasi bisa dengan memanfaatkan fasilitas dari bank ini.

Pengertian KPR rumah (Kredit Pemilikan Rumah) merupakan suatu bentuk cicilan untuk pembelian rumah melalui bank. Jadi, buat yang ingin punya rumah nggak harus nabung dan ngumpulin uang banyak.

Cukup siapkan uang mukanya, sisanya bank yang akan melunasi dan Pins tinggal mencicilnya per bulan. Besaran uang muka ini beragam, namun untuk bank konvensional minimal 20% – 40% dari harga beli.

Saat ini banyak developer atau pengembang perumahan yang bekerjasama dengan beberapa bank untuk membuat program KPR Konvensional. Ini lebih memudahkan buat Pins yang bingung cari rumah.

Tinggal cari lokasi yang sedang dibangun sesuai keinginan, lalu tanya apakah developer-nya punya program kerja sama atau tidak dengan bank. Kalau ada, Pins bisa mengajukan KPR.

Baca juga: Jangan Asal Deal! Ini Cara Tepat Memilih Bank KPR

Istilah Umum Dalam KPR

kpr konvensional

Saat mengajukan KPR Konvensional ada beberapa istilah yang harus Pins ketahui. Ini penting untuk dipahami supaya Pins nggak kaget ada tambahan biaya lainnya. Berikut adalah istilah-istilah tersebut:

1. Plafon dan Tenor

Plafon adalah besarnya pinjaman yang didapatkan Pins dari bank. Jumlah ini bisa sesuai pengajuan di awal atau diturunkan.

Kalau nilai yang didapat lebih kecil, artinya ada sesuatu nih di BI Checking. Salah satunya bisa jadi karena riwayat kredit Pins buruk.

Sedangkan, tenor adalah jangka waktu cicilan yang telah disepakati. Untuk KPR Konvensional biasanya maksimal 25 tahun.

Tapi kalau Pins mau kurang dari itu juga bisa kok. Justru disarankan untuk nggak terlalu lama supaya bunganya tidak semakin besar.

2. Akad

Ini bukan yang seperti di pernikahan ya, Pins. Akad di sini adalah proses penandatanganan perjanjian oleh kedua belah pihak, yaitu pembeli dan bank.

Saat akad seluruh hak dan kewajiban masing-masing dibacakan supaya sama-sama tahu apa yang harus dilakukan serta batasannya. KPR Konvensional meskipun tidak berbasis syariat Islam tetap ada proses ini lho.

3. AJB

AJB (Akta Jual Beli) adalah dokumen yang menjadi bukti perpindahan hak atas tanah dari penjual kepada pembeli. Di sini posisi pembeli adalah bank, bukan Pins.

Sebab bank yang membayarkan sebagian besar sisa harga rumah sampai lunas ke penjual atau pihak developer. Baru lah Pins yang mencicilnya ke bank lewat program KPR Konvensional.

4. Balik Nama

Dalam KPR Konvensional, balik nama maksudnya adalah mengganti nama pemilik rumah pada Sertifikat Hak Milik (SHM) menjadi nama pemilik baru. Nanti akan ada notaris yang telah ditunjuk untuk mengurusi hal ini, termasuk AJB pun diurus oleh notaris yang sama.

Ingat, biaya jasa notaris ini dibebankan kepada Pins ya saat mengajukan KPR ke bank. Pins biasanya akan diberi pilihan sekaligus rekomendasi. Tentukan yang sesuai kebutuhan dan budget Pins.

5. Appraisal

Saat Pins mengajukan KPR Konvensional, pihak bank akan melakukan appraisal, artinya menaksir harga rumah. Proses ini ditempuh sebagai validasi jumlah pinjaman (plafon) yang Pins ajukan di awal, apakah sesuai atau tidak dengan harga rumah yang akan dibeli.

Selain itu, melalui appraisal pun bank akan menilai kemampuan Pins dalam membayar cicilan nanti. Kegiatan survey dan analisis ini ada biayanya, jadi nanti saat Pins akan melakukan akad pasti melihat komponen biaya appraisal.

Seluruh proses KPR Konvensional tidak akan lepas dari BI Checking ya, Pins. Ingat, semua bank di Indonesia kan dibawahi oleh BI. Jadi apapun kegiatan yang dilakukan oleh bank akan berhubungan dengan BI.

Makannya pastikan credit history Pins bagus di BI, salah satunya adalah nggak suka nunggak bayar cicilan credit card atau malah mangkir nggak bayar-bayar.

Baca juga: Perbedaan KPR Syariah dengan KPR konvensional: Pastikan Sesuai Kebutuhan

Perbedaan KPR Konvensional dan Syariah

Source : Kompas

Memiliki rumah adalah impian setiap orang, apalagi rumah yang mewah dan nyaman. Sayangnya nggak semua orang bisa meraih mimpi ini.

Tapi buat milenial yang tinggal di perkotaan bisa kok mewujudkannya dengan KPR Konvensional maupun KPR syariah. Buat yang belum tahu perbedaan keduanya dapat menyimak KPR konvensional dan untung ruginya begitu juga dengan KPR syariah berikut:

1. Pembiayaan

Jika dinilai dari skema pembiayaannya maka KPR bank syariah menggunakan skema murabahah atau jual beli. Ini artinya bank membelikan rumah untuk konsumen kemudian menjualnya kembali ke konsumen tersebut.

Beberapa bank syariah ada pula yang memakai Ijarah Muntahiya Bittamlik yakni akad sewa menjewa dalam kurun waktu tertentu kemudian perpindahan hak kepemilikan aset. KPR bank konvensional sendiri menggunakan skema utang pembelian rumah.

2. Pengawasan

Perbedaan selanjutnya antara keduanya adalah dalam hal pengawasan. KPR bank konvensional diawasai oleh Bank Indonesia. Sedangkan KPR syariah diawasi juga oleh Dewan Pengawas Syariah langsung dari Dewan Syariah Nasional selain Bank Indonesia.

3. Sistem Pelunasan KPR

Untuk pelunasannya sendiri bank syariah memberikan potongan margin alias diskon. KPR bank konvensional bisa secepatnya walaupun ada jangka waktunya seperti setelah promo selesai. Kadang timbul denda berdasarkan sisa pokok cicilan.

4. Cicilan KPR

Nominal angsuran pada KPR konvensional tidak memiliki kesamaan setiap bulannya karena mengikuti suku bunga KPR terbaru acuan Bank Indonesia. KPR bank syariah menawarkan dua skema yakni cicilan sama tergantung tenor atau floating yakni cicilan terjadi peningkatan namun nilainya ditetapkan di awal akad.

5. Margin

Keuntungan KPR konvensional dalam bentuk bunga sementara bank syariah berupa margin selisih jual beli. Hal ini selaras dengan skema pembiayaan yang diikuti oleh kedua jenis bank tersebut. Dari KPR konvensional dan untung ruginya maupun bank syariah di atas, Pins bisa memahami darimana kedua bank ini mendapatkan keuntungan dan plus minusnya bagi debitur.

Baca juga: Prosedur Balik Nama Sertifikat Rumah

Keuntungan dan Kerugian KPR Konvensional

Source : Company Warehouse

Gimana, Pins, sudah paham kan konsep KPR Konvensional? Sekarang waktunya Pins mengetahui kekurangan KPR konvensional dan kelebihan dari program ini. Pahami benar-benar, supaya Pins nggak salah ambil keputusan dan menyesal di kemudian hari.

Kalau Pins sudah punya pasangan, sebaiknya diskusikan dulu dengan suami/istri. Ini nih kelebihan dan kekurangan yang bisa dijadikan pertimbangan:

1. Tidak Perlu Uang Banyak

Keuntungan KPR konvensional ini sudah disebutkan di atas yang mana menjelaskan bahwa Pins nggak perlu menyediakan uang banyak untuk membeli rumah. Cukup uang muka dan beberapa biaya lainnya yang kalau ditotal masih jauh lebih ringan dibandingkan membeli lunas sebuah rumah.

2. Kepemilikan Rumah Terjamin

Mungkin Pins tahu beberapa kasus sengketa rumah yang sudah dibeli. Kalau Pins membeli rumah lewat KPR Konvensional nggak perlu khawatir karena legalitas kepemilikannya terjamin.

Itulah sebabnya ada peran notaris di sini. Pihak bank pun akan sangat detail mengecek semua berkas dan status rumah.

3. Ada Asuransi

Pins harus tahu nih kalau memanfaatkan KPR Konvensional akan dapat asuransi. Jenis asuransinya adalah asuransi properti ya karena yang dijaminkan bentuknya rumah. Hal yang ditanggungkan yaitu resiko kebakaran.

Jika kemungkinan buruk ini terjadi, maka Pins akan bebas dari tanggungan KPR alias dianggap lunas oleh pihak bank. Biaya asuransi ada yang dibayar di muka, ada juga yang sudah masuk hitungan cicilan per bulannya.

4. Harga Rumah Jadi Lebih Mahal

Dengan sistem cicilan pasti harga rumah jadi lebih mahal. Ini disebabkan adanya bunga yang harus dibayar setiap bulannya. Apalagi pada KPR Konvensional dikenal dengan periode floating rate, yakni saat bunga yang dikenakan mengembang dari yang sebelumnya.

Hal tersebut akan membuat cicilan bulanan Pins lebih tinggi dari periode-periode awal. Biasanya floating rate ini terjadi begitu memasuki tahun ketiga atau kelima cicilan. Ini tergantung dengan dari program bank masing-masing.

5. Rumah Disita Kalau Kredit Macet

Ini nih yang harus jadi pertimbangan karena harus diantisipasi dengan baik. Saat Pins punya cicilan KPR Konvensional, jangan sampai telat bayar nanti akan dikenakan denda yang cukup besar.

Kalau sampai kredit ini macet alias Pins nggak bisa bayar lagi, maka rumah adalah jaminannya dan bisa disita. Tak sedikit hal ini terjadi sampai akhirnya si nasabah bingung mau tinggal di mana.

Sebagian lainnya berurusan dengan debt collector atau mata elang bahkan penyitaan paksa. Tapi jangan khawatir biasanya ada tahap mediasi dulu kok.

Itulah serba-serbi tentang KPR konvensional dan untung ruginya yang harus Pins pahami. Memang memiliki rumah harus dari sekarang tapi bukan berarti terburu-buru. Ada hal lain yang bisa dipertimbangkan juga saat akan membeli rumah, seperti lokasi, biaya perawatan, kondisi finansial saat ini, hingga kenyamanan lingkungan untuk sekeluarga.

Baca juga:

Feature Image Source: Pexels


Temukan pilihan rumah dan apartemen terlengkap di Aplikasi Pinhome. Cek properti pilihan kami Mutiara Gading City dan temukan keunggulan, fasilitas menarik dan promo menguntungkan lainnya cuma di Pinhome! Cari tahu juga tips penting persiapan beli rumah dan KPR di Property Academy by Pinhome.

Hanya Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.

Copied to clipboard
bottom-sidebar-banner
left footer bannerright footer banner
left footer bannerright footer banner

Properti Rekomendasi

    Rp 550,8 Juta - Rp 1,5 Miliar
    Angsuran mulai dari Rp3,8 Juta/bln
      Rp 181 Juta
      Angsuran mulai dari Rp1,2 Juta/bln
        Rp 357,1 Juta - Rp 780 Juta
        Angsuran mulai dari Rp2,5 Juta/bln

        Properti Eksklusif: Green Paradise City

        Parung Panjang, Kab. Bogor
          Rp 1 Miliar - Rp 1,1 Miliar
          Angsuran mulai dari Rp7,2 Juta/bln

          Properti Eksklusif: The Agathis

          Pancoran Mas, Kota Depok
          sticky banner
          sticky banner

          © www.pinhome.id

          Pinhome App

          Coba Aplikasi Pinhome

          Cari, konsultasi, beli, hingga jasa perawatan rumah, semua ada!
          Unduh sekarang dan nikmati manfaatnya.

          iOS PCA DownloadAndroid PCA Download