Dipublikasikan oleh Ramanda Salsa dan Diperbarui oleh Ramanda Salsa
Apr 5, 2023
5 menit membaca
Daftar Isi
Proses mendapatkan hunian untuk mereka yang baru pertama kali membeli rumah alias first time buyer dapat memakan waktu cukup panjang. Mencari rumah pertama yang cocok dengan anggaran adalah pekerjaan tidak mudah. Para first time buyer tidak jarang gagal mengajukan KPR. Namun coba perhatikan cara menghitung KPR BTN agar kamu lebih memahami prosesnya.
Dengan memahami detailnya, semua syarat KPR subsisdi BTN yang dibutuhkan untuk mengajukan aplikasi KPR dapat disiapkan dengan benar. Salah satunya adalah penting untuk memperhatikan rekam jejak kredit yang tentu ditelusuri oleh pihak Bank ketika kamu mengajukan aplikasi KPR. Yuk coba intip cara perhitungan KPR BTN di bawah ini sebagai referensi!
KPR merupakan fasilitas kredit yang diberikan dari Bank kepada orang yang ingin membeli rumah dengan mencicil. Mengingat KPR adalah pinjaman dari Bank, maka proses cicilannya juga disertai dengan suku bunga. Sebagian dari kamu mungkin telah mengenal mengenai suku bunga flat dan bunga efektif pinjaman bank. Di dalam artikel ini Pinhome akan fokus pada proses KPR Bank Tabungan Negara (BTN)
Untuk membuat kamu ingat hal ini, bunga flat dapat digunakan untuk kredit konsumer jangka pendek seperti kartu kredit, atau kredit tanpa agunan (KTA) dan kredit multiguna. Sedangkan bunga efektif adalah kombinasi bunga flat dan floating (mengambang), yang umumnya digunakan untuk pembayaran KPR termasuk juga KPR Subsidi.
Namun bukannya mendapat bunga efektif, kamu mungkin lebih akrab dengan suku bunga floating dan fixed (tetap) dalam pembayaran angsuran rumah melalui skema KPR.
Baca juga: Ingin Beli Rumah? Kenali Dulu Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan KPR
Sebagai contoh cicilan rumah 300 juta Rupiah, kamu bisa ambil KPR BTN yang memiliki DP 0 Persen, bunga fixed 8,29%, dan floating 13,5% yang dihitung 5 tahun sampai 30 tahun cicilan. Anggaplah kamu mengambil rumah di dalam cluster yang dibanderol Rp300 juta rupiah dan tenor 10 tahun.
Dengan begitu, maka kamu wajib membayar cicilan 5 tahun pertama senilai Rp3.774.600 per bulan. Jumlah ini di luar Biaya Bank, yakni:
Ini di luar Biaya Notaris senilai Rp15.000.000 yang meliputi:
Jadi, untuk pembayaran pertama kamu wajib membayar angsuran pertama, total biaya Bank, dan total biaya notaris senilai Rp26.274.600.
Baca juga: 4 Tips Membeli KPR Rumah Bekas, Jadi Lebih Untung!
Sebelum kamu mengajukan KPR, coba lakukan diskusi lebih dahulu dengan pihak Bank. Hitung dengan seksama besaran DP dan cicilan per bulan yang wajib kamu bayar. Setelahnya jangan lupakan mengenai panjang tenor atau jangka waktu melunasi kredit. Hal ini juga bisa mempengaruhi jumlah angsuran.
Ingat, tidak hanya dana untuk uang muka dan angsuran yang wajib kamu pikirkan. Dana ketika ingin membeli isi rumah pun juga harus kamu perhitungkan. Kamu tidak mungkin memiliki kehidupan dengan baik jika tinggal di rumah yang kosong bukan? Hal ini karena kebutuhan tidak bisa terpenuhi. Membeli isi rumah bisa menjadi prioritas, namun akan lebih baik jika dibuat daftarnya.
Tips beli rumah pertama melalui sistem KPR terakhir, yakni hindari membeli yang disebabkan emosi. Tips satu ini memang masih terkesan sepele, namun tidak kalah penting dari tips lainnya. Ingat, barang yang kamu ingin beli yaitu rumah, properti jangka panjang. Usahakan jangan terpikat dengan hal-hal emosional. Perhitungan detail simulasi KPR BTN dapat kamu lihat di situs resmi BTN, Pins!
Baca juga: KPR Konvensional dan KPR Syariah, Mana yang Lebih Murah?
Bila kamu sudah mempunyai gambaran akan cara menghitung KPR BTN, kamu juga perlu mengetahui apa saja jenis-jenis KPR. Simak langsung yuk!
KPR konvensional bisa diartikan menjadi fasilitas kredit yang diberikan dari Bank pada nasabah yang ingin membeli atau merenovasi rumah. Cara pembayaran KPR konvensional mewajibkan sistem bunga kredit yang menjadi balas jasa debitur untuk kreditur.
Ada tiga jenis bunga yang lazim dilakukan dalam sistem pembayaran KPR konvensional, fixed atau tetap, bunga floating atau mengambang, dan capped (suku bunga mengambang yang dibatasi maksimumnya pada nilai tertentu).
Dilihat dari fungsi, KPR syariah sama dengan KPR konvensional. Namun KPR syariah memiliki prinsip keuangan yang berpedoman syariat Islam. Maka dari itu, perbedaan KPR syariah dengan konvensional bisa dilihat dari detail cara pembayaran kreditnya.
Jika KPR konvensional memakai sistem suku bunga, KPR syariah memakai sistem bagi hasil atau margin. Hal ini bertujuan untuk menghindari riba. Skema pembayaran berikut besaran margin bisa disesuaikan dengan akad pihak Bank dengan nasabah. Akad jual beli pada KPR syariah juga berbagai macam.
Dikutip dari halaman pembiayaan pu.go.id, KPR bersubsidi merupakan kredit atau pembiayaan kepemilikan rumah yang mendapatkan bantuan pemerintah. Bantuan ini dapat berupa dana murah untuk jangka panjang dan subsidi perolehan rumah yang dikeluarkan oleh Bank pelaksana, baik dengan konvensional atau syariah.
Bagaimana, apa kini sudah lebih paham mengenai KPR BTN dan cara perhitungannya? Bila kamu masih ragu, coba konsultasikan secara langsung dengan pihak Bank bersangkutan ya!
Temukan pilihan rumah dan apartemen terlengkap di Aplikasi Pinhome. Untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti bergabunglah menjadi rekan agen properti bersama kami dan iklankan properti kamu di sini.
Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai properti di Property Academy by Pinhome. Gabung menjadi Rekan Jasa Pinhome melalui aplikasi Rekan Pinhome di App Store atau Google Play Store sekarang!
Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.
Featured Image Source: Freepik/xb100
© www.pinhome.id