Dipublikasikan oleh Intania Haura dan Diperbarui oleh Intania Haura
Jan 7, 2024
5 menit membaca
Daftar Isi
Apakah Kamu pernah mendengar istilah bubble properti atau housing bubble? Mungkin saja Pins pernah mendengar istilah tersebut. Ya, istilah tersebut memang sering kali digunakan di sektor properti. Ini merujuk pada harga rumah yang dipicu oleh berbagai hal. Pada artikel ini, Pinhome akan menjelaskan apa itu bubble properti lengkap dengan contohnya.
Kamu juga bisa menata ulang rumah di perumahan baru di Kabupaten Bogor dan di rumah second di Kec Bandung dengan desain bergaya kekinian. Lalu, jika Kamu ingin membangun rumah berselera minimalis di Pengajuan KPR.
Baca juga:
Bubble properti adalah istilah yang digunakan dalam pasar properti untuk menggambarkan kondisi di mana harga properti secara signifikan melebihi nilai intrinsiknya dalam jangka waktu tertentu. Istilah ini merujuk pada situasi di mana harga properti naik secara tajam dalam waktu singkat, melebihi pertumbuhan fundamental ekonomi, permintaan, atau nilai aktual aset tersebut.
Bubble properti terbentuk karena berbagai faktor. Salah satunya adalah spekulasi pasar yang berlebihan, di mana para investor atau pembeli properti berharap harga akan terus naik sehingga mereka dapat menjualnya dengan harga lebih tinggi di masa depan. Hal ini bisa memicu permintaan yang melampaui pasokan yang tersedia, mendorong kenaikan harga secara tidak proporsional.
Selain itu, faktor-faktor seperti rendahnya suku bunga, kebijakan kredit yang longgar, atau bahkan sentimen pasar yang berlebihan terhadap keuntungan dari investasi properti bisa menjadi pemicu terbentuknya bubble properti. Perubahan signifikan dalam regulasi atau kebijakan pemerintah juga dapat memengaruhi pasar properti secara besar-besaran, menciptakan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan.
Bubble properti tidak hanya dapat mengakibatkan kehancuran pada sektor properti saja, akan tetapi mempunyai dampak yang signifikan terhadap masyarakat dari semua kelas, lingkungan sekitar, dan perekonomian secara keseluruhan. Hal tersebut dapat memaksa orang untuk mencari cara untuk melunasi KPR melalui berbagai program, atau juga dapat membuat mereka mengambil dana pensiun untuk melunasi rumah. Bubble properti ini menjadi salah satu alasan utama orang-orang kehilangan tabungannya.
Mengidentifikasi bubble properti tidaklah mudah, namun ada beberapa tanda yang bisa menjadi pertanda adanya potensi:
Berikut ini merupakan contoh dari bubble properti:
Bubble yang pecah pada tahun 2007-2008 di Amerika Serikat adalah salah satu contoh paling mencolok. Di tahun-tahun sebelumnya, harga properti di AS mengalami kenaikan yang luar biasa tanpa dasar fundamental yang kuat. Banyak lembaga keuangan memberikan pinjaman hipotek tanpa syarat yang ketat kepada peminjam dengan kredit yang buruk atau tanpa uang muka. Ini memicu pembelian rumah yang berlebihan dan spekulasi di pasar properti.
Namun, ketika pinjaman-peminjaman tersebut gagal dilunasi (dikenal sebagai subprime mortgage crisis. Harga properti turun tajam, ribuan rumah disita, dan pasar keuangan global mengalami goncangan yang sangat serius.
Pada akhir tahun 1980-an, Jepang mengalami booming ekonomi yang luar biasa. Seiring dengan itu, harga properti di Jepang melambung secara signifikan dalam waktu singkat. Faktor-faktor seperti kredit yang mudah, spekulasi besar-besaran, dan rendahnya suku bunga menyebabkan harga properti melonjak. Namun, setelah beberapa waktu, ini pecah pada awal tahun 1990-an. Harga properti jatuh drastis, menyebabkan kepanikan di pasar keuangan Jepang dan memicu depresi ekonomi yang panjang, yang dikenal sebagai “The Lost Decade.”
Irlandia mengalami fenomena boom properti yang signifikan pada awal tahun 2000-an. Harga properti di Dublin melonjak tajam karena spekulasi besar-besaran dan ketersediaan kredit yang melimpah. Banyak orang terlibat dalam pembelian properti dengan harapan keuntungan cepat. Namun, ketika bubble properti ini pecah, harga properti anjlok secara dramatis. Banyak orang terjebak dengan utang yang besar karena nilai properti mereka turun tajam, mengakibatkan masalah keuangan yang serius bagi banyak individu dan lembaga keuangan.
Sejak awal tahun 2000-an, Cina telah menyaksikan lonjakan harga properti yang signifikan di berbagai kota. Spekulasi besar-besaran, permintaan yang tinggi, dan kebijakan kredit yang longgar mendorong kenaikan harga properti yang tidak seimbang. Meskipun pemerintah Cina telah mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan pasar, kekhawatiran tetap ada bahwa bubble ini bisa berpotensi pecah di masa depan, dengan potensi dampak serius terhadap ekonomi domestik dan global.
Contoh-contoh ini menunjukkan bagaimana bubble properti dapat menciptakan situasi di mana harga properti melonjak secara tidak wajar, mengakibatkan konsekuensi ekonomi yang serius ketika bubble tersebut pecah.
Itu dia penjelasan mengenai bubble properti beserta contohnya. Semoga informasi yang Pinhome sampaikan dapat bermanfaat untuk Kamu semua.
Baca juga:
Source feature image: Pixabay
Temukan pilihan rumah dan apartemen terlengkap di Aplikasi Pinhome. Cek informasi sewa rumah Batam dan dapatkan hunian idaman kamu sekarang juga. Cari tahu juga tips penting persiapan beli rumah dan KPR di Property Academy by Pinhome.
Hanya Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.
© www.pinhome.id