istilah properti
Surplus
Daftar Isi
Surplus adalah kondisi ketika jumlah pemasukan lebih besar dari pengeluaran.
Apa Itu Surplus?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), surplus adalah jumlah yang melebihi hasil biasanya; berkelebihan; sisa. Pada istilah ekonomi, surplus merujuk pada kondisi ketika pemasukan lebih besar daripada pengeluaran. Kebalikan surplus yaitu defisit.
Kondisi ini menggambarkan jumlah aset atau sumber daya yang dimiliki melebihi porsi yang digunakan secara aktif, termasuk modal, pendapatan, keuntungan, maupun barang.
Istilah ini juga digunakan pada anggaran pemerintah ketika penerimaan pajak ditambah dengan penerimaan lainnya masih lebih banyak meskipun sudah dikurangi pengeluaran dalam belanja pemerintah.
Ketika APBD mengalami surplus, tidak selalu berarti daerah tersebut memiliki kelebihan kas. Sebaliknya, hal tersebut terjadi karena anggaran pendapatan daerah lebih besar dari anggaran belanja daerah.
Surplus anggaran pendapatan tersebut dapat dianggarkan oleh daerah untuk pembayaran pokok utang, penyertaan modal (investasi) daerah, pemberian pinjaman kepada pemerintah pusat/daerah lain, dan pembentukan dana cadangan.
Selain itu, kondisi ini juga bisa terjadi pada rumah ketika ketika penghasilan yang diterima, masih lebih besar dibandingkan dengan belanja rumah tangga.
Baca Juga:
Penyebab Terjadi Surplus
Ada beberapa penyebab keuangan bisa tidak defisit, yaitu:
- Porsi belanja lebih sedikit uang daripada penghasilannya
- Pengeluaran lebih kecil dibandingkan pendapatan
- Penawaran dan permintaan suatu produk berada di luar keadaan tanpa perubahaan (ekuilibrium).
- Kenaikan harga umumnya mengurangi permintaan konsumen sehingga produsen akan membuat lebih banyak barang daripada yang siap dibeli orang sehingga menciptakan surplus.
Jenis-jenis Surplus dan Perhitungannya
Pins bisa mengetahui perhitungan surplus dengan cara yang sederhana. Hitung seluruh transaksi yang dikeluarkan, kemudian bandingkan dengan jumlah pemasukannya. Jika selisih pemasukan lebih besar dari pengeluaran, maka inilah surplus.
Terdapat jenis surplus yang berbeda perhitungannya. Yuk, simak penjelasannya berikut ini:
Surplus Konsumen
Kondisi ini terjadi ketika manfaat yang dicapai konsumen saat membeli barang atau jasa, lebih rendah dari jumlah maksimum yang mereka bisa bayarkan. Surplus ini dinikmati oleh konsumen karena mereka membayar dengan harga yang lebih murah.
Sebagai contoh, Pins membeli bersedia membayar sebuah rumah di kawasan Depok dengan harga Rp900 juta. Padahal, harga pasar untuk rumah tersebut sebenarnya Rp1 miliar. Maka, sebagai konsumen, Pins memperoleh surplus Rp100 juta untuk rumah tersebut.
Surplus Produsen
Kondisi yang membuat terjadinya surplus produsen terjadi ketika harga jual yang diterima produsen, lebih besar dari harga mereka terima. Di sini, ada selisih antara harga terendah dan harga sebenarnya.
Contoh kasusnya, developer perumahan menjual rumah seken seharga Rp500 juta. Ternyata, rumah tersebut terjual di harga Rp550 juta. Nah, developer tersebut mendapat surplus produsen sebesar Rp50 juta.
Baca Juga: Abodemen Listrik
Dampak Jika Terjadi Surplus
Surplus tak selalu memiliki dampak positif, tetapi bisa juga berdampak negatif. Berikut ini penjelasan mengenai efek yang terjadi jika keuangan lebih besar pemasukan daripada pengeluaran:
- Surplus anggaran cenderung menjadi hal yang baik karena memberikan perusahaan lebih banyak fleksibilitas untuk meningkatkan pengeluarannya.
- Kelebihan anggaran ini bisa digunakan untuk investasi atau pengeluaran tambahan.
- Ketika surplus ekonomi terjadi, maka penawaran, permintaan, dan harga berada di luar ekuilibrium, yang berarti kemungkinan besar akan berubah untuk menciptakan keseimbangan.
- Jika penawaran lebih besar dari permintaan maka harga harus turun sampai permintaan konsumen sesuai dengan tingkat penawaran yang ditawarkan. Penurunan harga menyebabkan penurunan produksi sehingga dapat mengurangi pasokan.
- Pada anggaran pemerintah, maka bisa meningkatkan devisa negara.
- Kondisi perekonomian cenderung membaik.
- Membuat daya saing produk ekspor menurun.
Baca Juga: Ability to Pay
Perbedaan Surplus dan Defisit
Pada anggaran, dikenal juga defisit. Jika surplus terjadi ketika tingkat pendapatan atau pemasukan yang diterima melebihi pengeluaran belanja. Maka, defisit memiliki arti sebaliknya yaitu situasi ketika pengeluaran lebih besar dari penerimaan.
Dalam KBBI, defisit adalah kekurangan (dalam anggaran belanja). Kondisi ini terjadi ketika pengeluaran melebihi besarnya pemasukan.
Keduanya, bisa dijadikan sebagai pertimbangan menyusun anggaran kas untuk periode selanjutnya. Pada perusahaan biasanya digunakan untuk melakukan reformasi, rekturisasi atau kebijakan perusahaan.
Namun, defisit menyebabkan segala beban yang perlu dibayarkan pada periode tertentu bisa terhambat. Sebagai contoh, perusahaan mungkin tidak bisa memberi gaji, membayar hutang, membeli bahan baku, dan sebagainya.
Baik surplus maupun defisit, keduanya dimanfaatkan sebagai tolak ukur investor dalam menilai kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola modal perusahaan.
Tentu saja, investor akan menaruh kepercayaan yang tinggi ketika laporan keuangan perusahaan menunjukkan surplus kas.
Dalam konteks pengajuan pinjaman, seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR), jika Pins seorang pengusaha, tentu bank akan menerima pinjaman pada perusahaan yang memiliki arus kas surplus yang lebih baik.
Jadi, kalau Pins seorang pengusaha atau wirausahawan yang sedang mengajukan pinjaman KPR, maka pastikan untuk menjaga arus kas supaya tetap dalam kondisi surplus, ya! Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca Juga: Hak Guna Bangunan
Temukan pilihan rumah terlengkap di Aplikasi Pinhome. Untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti bergabunglah menjadi rekan agen properti bersama kami dan iklankan properti kamu di sini.
Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai properti di Property Academy by Pinhome. Gabung menjadi Rekan Jasa Pinhome melalui aplikasi Rekan Pinhome di App Store atau Google Play Store sekarang!
Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.