Kamus Istilah Properti

Short Selling

istilah properti

Short Selling

Short selling adalah strategi perdagangan saham yang dilakukan dengan berspekulasi pada penurunan harga saham, investor melakukan transaksi tanpa memiliki saham.

Apa Itu Short Selling?

short selling

Pernah mendengar istilah short selling Pins? Seorang investor wajib tahu jenis transaksi atau perdagangan saham yang dikenal cukup beresiko ini. Bahkan, pada Maret 2020, BEI melarang adanya transaksi tersebut.

Lalu, apa itu short selling?

Short selling adalah strategi perdagangan saham yang dilakukan dengan berspekulasi pada penurunan harga saham. Short selling sering disebut sebagai jual kosong karena investor melakukan transaksi tanpa memiliki saham.

Teknik perdagangan saham ini sering dilakukan oleh investor yang mau mengambil risiko kerugian yang cukup besar. Transaksi short selling dilakukan oleh investor yang sudah berpengalaman karena dibutuhkan spekulasi yang tepat.

Cara Kerja Short Selling

Cara kerja short selling adalah seorang investor meminjam saham kepada pihak lain, misalnya pialang saham. Setelah itu, saham tersebut dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapat keuntungan.

Saat spekulasi benar, maka keuntungan yang didapat juga tak kalah besarnya.

Adapun ketika prediksinya salah, tentu akan membuat investor tersebut akan kesulitan untuk membelinya lagi. Jadi, saat harus mengembalikan saham kepada broker, ia terpaksa harus membayar lebih mahal dan tentunya akan merugikannya.

Pelaku short selling harus bisa melihat pergerakan pasar dan memperkirakan kapan harga akan turun. Ketika harga sudah turun, investor lantas membelinya kembali dan mengembalikannya pada pialang saham.

Sayangnya, dak semua saham bisa ditransaksikan melalui teknik short selling. Saham-saham yang bisa ditransaksikan dengan short selling harus ditetapkan terlebih dahulu oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dari sisi investor, ada beberapa syarat yang mesti dilakukan untuk bisa melakukan transaksi short selling saham. Diantaranya yaitu:

  • Punya rekening efek reguler agar berita transaksi dapat diketahui
  • Punya rekening efek khusus untuk short selling
  • Telah menyetor jaminan awal dengan jumlah minimal Rp200 juta.

Pro dan Kontra Short Selling

Pada awal 2020, BEI melarang adanya transaksi short selling. Hal ini dilakukan untuk mencegah anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG) di tengah merebaknya pandemi covid-19. 

Kemudian pada 2008 dan 2015, BEI sudah sempat melarang adanya praktik ini karena dinilai menjadi penyebab turunnya IHSG secara drastis dalam waktu singkat. 

Untuk lebih jelas berikut ini pro kontra short selling: 

Pro

Berikut ini sejumlah manfaat dari short selling:

  • Investor dapat mengambil keuntungan yang lebih tinggi dengan modal yang sedikit
  • Besar kemungkinannya mendapatkan untung yang lebih tinggi.
  • Membutuhkan modal awal yang sedikit.
  • Memungkinkan melakukan leveraged investment atau teknik mencari keuntungan investasi yang lebih tinggi dengan menggunakan uang pinjaman.

Kontra

Sementara kontra dari praktik ini yaitu:

  • Berisiko tinggi mengalami kerugian yang besar
  • Harus memiliki Diperlukan margin account.
  • Terdapat margin interest atau bunga pinjaman yang didapatkan dari pialang atau broker saham.

Bahkan short selling adalah penyebab dari beberapa masalah ekonomi global karena transaksi ini sangat berisiko. Bahkan, efeknya juga cukup besar baik bagi investor atau pada pasar saham secara keseluruhan.

Contoh Short Selling

Agar semakin jelas, yuk kenali contoh short selling berikut ini, Pins!

Pins adalah seorang investor yang ingin menjual saham ABC dengan harga Rp 8.000 per saham. Pada praktik ino, Pins berspekulasi bahwa harga saham tersebut akan turun hingga seharga Rp 5.000 per saham.

Namun, investor tersebut masih belum memiliki saham ABC sehingga ia akan meminjam saham tersebut terlebih dahulu dari pihak broker. Saat broker menyetujui untuk meminjamkan saham kepada investor, lalu Pins akan menjualnya dengan harga Rp 8.000 per saham.

Saat spekulasi dari investor tersebut memang benar terjadi dan saham XYZ turun di harga Rp 5.000, maka Pins akan kembali membeli saham tersebut.

Perlu diingat bahwa itu adalah saham pinjaman sehingga investor masih memiliki tanggung jawab untuk mengembalikannya kepada broker. Jadi, setelah ia membeli kembali saham tersebut dengan harga yang lebih murah, investor itu akan segera mengembalikannya ke broker.

Transaksi short selling yang dilakukan investor tersebut membuatnya meraih untung hingga Rp 3.000 per sahamnya. Namun, saat prediksinya salah dan harga saham XYZ malah melambung tinggi tentu akan membuat investor tersebut akan kesulitan untuk membelinya lagi.

Jadi, saat harus mengembalikan saham kepada broker, maka Pins terpaksa harus membayar lebih mahal dan tentunya akan merugikannya. Tidak selamanya prediksi akan terjadi dan bisa saja Pins akan mengalami kerugian.

Demikian informasi mengenai short selling yang dapat disampaikan. Maka dapat disimpulkan bahwa short selling adalah jenis transaksi yang berisiko tinggi karena memerlukan kemampuan memprediksi harga saham yang tepat.

Semoga informasi ini bermanfaat untukmu, ya, Pins!


Temukan pilihan rumah terlengkap di Aplikasi Pinhome. Untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti bergabunglah menjadi rekan agen properti bersama kami dan iklankan properti kamu di sini.

Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai properti di Property Academy by Pinhome. Gabung menjadi Rekan Jasa Pinhome melalui aplikasi Rekan Pinhome di App Store atau Google Play Store sekarang!

Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome PINtar jual beli sewa properti.