Dipublikasikan oleh Omri Cristian dan Diperbarui oleh Syahya Rembulan
Mei 24, 2023
13 menit membaca
Daftar Isi
Tolak peluru salah satu cabang olahraga atletik yang cara memainkannya dengan melemparkan bola besi dengan jarak yang sejauh mungkin dari titik lempar ke daerah pendaratan dengan menggunakan teknik dan aturan yang telah ditetapkan.
Olahraga tolak peluru dapat dilakukan di dalam ruangan atau diluar ruangan. Untuk lebih jelasnya lagi simak uraian di bawah ini tentang cabang olahraga tolak peluru.
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga lempar di dalam atletik yang mana sang atlet akan melempar sebuah bola besi dengan jarak sejauh mungkin dan dihitung dari titik lempar sampai dengan titik pendaratan dengan menggunakan teknik tertentu dan sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Cabang olahraga tolak peluru dapat dimainkan di lapangan indoor ataupun outdoor.
Sebagai salah satu cabang lempar dalam olahraga, tolak peluru bisa dilakukan di lapangan indoor. Berbeda halnya dengan lempar cakram, tolak peluru tidak membutuhkan area pendaratan yang terlalu luas. Ini karena sampai saat ini masih belum ada atlet tolak peluru yang dapat melebihi jarak lempar hingga 25 meter.
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga berat yang tidak bisa dilakukan dengan cara sembarangan. Meskipun olahraga tolak peluru terkesan mudah yaitu hanya dengan melakukan tolakan bola besi dengan jarak sejauh mungkin.
Kebanyakan para juara dari cabang olahraga tolak peluru baik untuk kelas laki-laki ataupun kelas perempuan memiliki postur tubuh yang besar serta mempunyai energi yang kuat untuk dapat melakukan tolakan. Namun terdapat pula atlet tolak peluru yang memiliki postur tubuh sedang.
Secara umum terdapat dua faktor penentu dalam olahraga tolak peluru yaitu teknik dan postur tubuh atlet. Memang tidak dapat dihindari bahwa atlet yang memiliki tubuh besar cenderung mempunyai energi yang lebih besar pula dan cocok dalam olahraga tolak peluru. Akan tetapi bukan berarti atlet yang memiliki tubuh sedang atau bertubuh kecil tidak dapat melakukannya.
Asalkan tolak peluru tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik yang baik dan benar serta dilakukan dengan menggunakan energi yang besar dengan usaha yaitu latihan secara rutin, maka hasil tolakan akan jauh.
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga yang telah ada dari sejak zaman Yunani kuno, hanya saja pada waktu itu bentuk serta tata cara dalam melakukan olahraga tersebut berbeda dengan yang sekarang. Menurut Homer pada ada waktu itu olahraga tolak peluru memiliki nama yaitu lempar beban (weight growing).
Akan tetapi tidak ada catatan sejarah yang membahas tentang bentuk atau jenis beban yang digunakan dalam tolak peluru pada saat itu, namun dari data sejarah pada saat itu yang ada hanyalah lempar batu.
Meskipun demikian olahraga tolak peluru adalah salah satu jenis latihan perang yang dilakukan oleh para prajurit Troya yang kemudian dipertandingkan. Seperti yang telah dijelaskan tadi bahwa tidak ada catatan sejarah mengenai tolak peluru termasuk cicaknya yang tidak dapat ditemukan dalam olahraga lempar beban.
Akan tetapi salah satu jejak yang dapat ditemukan dalam olahraga lempar beban tersebut adalah kompetisi yang pada saat itu diadakan di Skotlandia pada abad ke-1. Pada abad ke-16 di Inggris, Raja Henry ke VIII juga menyelenggarakan pertandingan yang serupa, itu lempar bukan dan lempar palu.
Petisi pertama yang bentuknya mendekati dengan tolak peluru pada zaman sekarang atau masa kini adalah kompetisi pada era pertengahan. Kompetisi tersebut diselenggarakan oleh kalangan militer kemudian diikuti oleh para prajurit yang melemparkan bola besi dengan jarak yang sejauh mungkin dari titik tolakan.
Kompetisi tolak peluru yang pertama kali didokumentasikan adalah kompetisi tolak peluru yang diselenggarakan di Skotlandia sebagai salah satu dari bagian The British Amateur Championship pada tahun 1866.
Pada saat itulah olahraga tolak peluru mulai digemari khususnya di negara-negara Eropa. Kemudian tolak peluru menjadi salah satu nomor atletik yang dipertandingkan dalam olimpiade modern pertama pada tahun 1896 di Yunani.
Untuk mencapai hasil terbaik dalam tolak peluru, diperlukan behagian teknik dasar yang baik. Berikut adalah beberapa teknik dasar yang perlu dikuasai oleh seorang atlet tolak peluru:
Seorang atlet tolak peluru harus mengadopsi posisi awal yang tepat. Kaki yang satu berada di depan dan yang lainnya di belakang, dengan jarak yang cukup antara kaki.
Atlet harus memilih pegangan yang tepat pada peluru. Biasanya, pegangan dilakukan dengan telapak tangan yang terbuka dan diletakkan di bagian bawah peluru.
Gerakan tolak dimulai dengan langkah kaki yang tepat. Atlet harus menggerakkan kaki yang berada di belakang untuk memberikan daya tolak yang maksimal. Pada saat yang bersamaan, tubuh harus mengikuti gerakan kaki dengan cermat.
Kecepatan dalam tolak peluru sangat penting. Semakin tinggi kecepatan yang dihasilkan, semakin jauh peluru dapat dilempar. Selain itu, arah tolak juga harus dijaga agar peluru tidak keluar dari lintasan yang ditentukan.
Setelah tolak, atlet harus mengambil langkah-langkah tertentu untuk menjaga keseimbangan dan menghindari cedera. Ini termasuk langkah mundur atau melompat ke arah yang aman.
Tim perunding dalam tolak peluru adalah terletak pada gaya pada saat ingin melakukan tolakan. Dapat dipegang sesuai dengan posisi yang paling nyaman pada saat seseorang ingin melakukan tolakan, karena posisi jari dalam mengundang peluru tidak terlalu penting. Sementara di posisi awal peluru akan stabil karena selalu menempel di leher.
Berikut ini adalah penjelasan lebih lengkap mengenai teknik dalam melakukan tolak peluru mulai dari persiapan sampai akan melakukan tolakan dengan menggunakan dua gaya yaitu gaya glide dan gaya spin.
Posisi awal gaya glide adalah dengan cara menghadapkan tubuh ke arah belakang sembari membelakangi sektor pendaratan, kemudian memegang peluru dengan menggunakan tangan kanan, menempelkan peluru tersebut ke leher sehingga kepala menjadi miring kekanan menyesuaikan dengan posisi peluru.
Teknik yang diperlukan dapat disesuaikan dengan kenyamanan atlet dalam dalam melakukan hal tersebut. Kemudian setelah itu posisi badan agak menunduk ke bawah condong ke sisi kanan sehingga bahu kiri lebih tinggi.
Kaki kanan ditekuk agar sedikit untuk memberikan daya tolakan, dan kaki kiri ditempatkan ke belakang, dapat lurus atau sedikit ditekuk dengan ujung kaki menyentuh lantai.
Kemudian yang selanjutnya pada saat ingin melakukan luncuran 180°, badan dicondongkan sedikit ke depan semoga ujung kaki kiri dapat terangkat dari lantai. Kemudian kaki kanan melakukan tolakan dan kaki kiri terdorong hingga ke balok batas lemparan.
Pada teks tersebut tubuh secara bersamaan berputar mengarah ke depan dan tangan kanan melakukan tolakan peluru dengan tenaga yang kuat.
Pada saat tangan kanan mulai melakukan tolakan, geserlah posisi kepala sehingga tidak menghalangi lajunya peluru mengarah ke sektor pendaratan.
Apabila seorang atlet peluru kidal maka lakukan hal tersebut dengan cara kebalikannya atau menggunakan tubuh sebaliknya dan menggunakan cara yang sama.
Teknik tolak peluru gaya spin dilakukan hampir mirip dengan gaya lempar cakram yang berputar dalam putaran. Pada awalnya dilakukan dengan menggunakan teknik tolak peluru gaya glide itu atlet menghadap ke belakang. Lalu tangan kanan memegang peluru dan menempelkannya ke leher, kemudian posisi badan tegak dan kepala miring.
Selanjutnya kedua kaki disejajarkan, lalu yang pertama kaki kiri dijadikan sebagai tumpuan agar kaki kanan dapat diayunkan menuju ke tengah lingkaran.
Kemudian setelah itu kaki kanan menapak tengah lapangan. Lalu kaki yang sebelumnya dijadikan tumpuan dan diayunkan dengan gerakan yang melingkar. Jadi kaki kanan yang menjadi tumpuan pada akhir putaran tubuh.
Pada saat kaki sebelah kiri jatuh maka tubuh akan dihadapkan dengan tangan sebelah kanan melakukan peluru dengan penggunaan kekuatan yang besar ke arah yang jauh.
Depan dengan putaran tumit, pinggul, lutut dan dada ke arah depan untuk memberikan tambahan dari daya dorong.
Keputihan setelah peluru terlempar kemungkinan besar tubuh kemari berputar Karena energi yang dilepas membentuk garis putaran tubuh.
Baca juga : Lempar Lembing
Dalam olahraga tolak peluru terdapat 3 gaya yang pernah digunakan dalam pertandingan, yaitu gaya klasik, gaya glide (meluncur) dan gaya spin (berputar). Dari ketiga gaya tersebut hanya gaya meluncur dan berputar saja yang masih dipergunakan sampai sekarang ini. Berikut ini adalah penjelasan mengenai gaya tolak peluru.
Gaya klasik adalah gaya tolak peluru yang paling tua dan tidak diketahui siapa penemu gaya ini. Gaya ini menggunakan awalan menyamping, yaitu atlet tolak peluru menghadap ke samping dalam posisi siap sebelum mulai menolak peluru.
Pada gaya ini awalnya peluru dipegang dengan menggunakan kedua tangan. Tangan kanan menyangga peluru di atas bahu, dan tangan kiri memegang atau menjaga peluru di bagian atas. Akan tetapi peluang tersebut nantinya akan tetap dilempar dengan menggunakan satu tangan yaitu tangan kanan.
Tolak peluru dengan menggunakan gaya meluncur pertama kali dirilis pada tahun 1951 yang pertama kali dipergunakan oleh Parry O\’Brien dari Amerika Serikat. Berbeda dengan tolak peluru gaya klasik (samping), pada gaya ini atlet akan melakukan setengah putaran terlebih dahulu sebelum melontarkan peluru.
Kemudian pada gaya ini juga atlet akan menghadap ke belakang pada persiapan awalnya. Lalu mendorong tubuhnya ke arah belakang untuk dapat segera menghadap ke depan dan melontarkan peluru.
Lemparan terjauh dengan menggunakan gaya glide dilakukan oleh Ulf Timmermann yang berasal dari Jerman Timur. Saat itu ia berhasil melempar dengan jarak lemparan sejauh 23,6 meter.
Tolak peluru gaya samping pertama kali dirilis pada tahun 1972 oleh Alexander Barushnikov yang berasal dari Rusia. Saat itu dirinya berhasil membuat rekor baru untuk nomor putra dengan jarak lemparan sejauh 22 m pada tahun tersebut.
Pada gaya spin seorang atlet akan melakukan putaran 360 derajat sebelum melakukan lemparan. Gaya berputar tersebut diharapkan dapat mampu memberikan momentum yang terbaik untuk melempar peluru dengan jarak yang paling jauh.
Gaya tersebut adalah gaya yang paling sulit dilakukan dalam tolak peluru. Ini karena atlet tidak hanya fokus pada kekuatan tolakan, akan tetapi seorang atlet juga harus menguasai teknik berputar dengan baik.
Apabila seorang atlet sedikit saja melakukan kesalahan dalam putaran, maka hasil yang didapatkan akan buruk. Bahkan dapat juga berujung pada kegagalan. Atlet terbaik yang melakukan tolak peluru dengan gaya spin yang berhasil memecahkan rekor yaitu Randy Brandes. Ia berhasil melempar peluru dengan jarak sejauh 23,12 meter.
dalam melakukan olahraga tolak peluru terdapat beberapa peraturan yang wajib dipatuhi dan tidak boleh dilanggar oleh para pemainnya. Berikut ini adalah peraturan dalam tolak peluru adalah sebagai berikut.
Lapangan yang digunakan pada saat pertandingan tolak peluru hampir mirip dengan lapangan lempar cakram. Perbedaannya terdapat pada adanya papan batas tolakan yang terdapat pada lingkaran tolak peluru.
Selain lapangan, masih terdapat peralatan lain yang penting dalam melakukan tolak peluru antara lain yaitu:
Baca juga : Lempar Cakram
Biasanya atlet yang memiliki tubuh besar lebih unggul dibandingkan dengan atlet yang memiliki postur tubuh sedang atau kecil. Meskipun tidak selamanya seperti itu.
Terkait dengan gaya lemparan, atletik yang memiliki tubuh pendek dan cenderung menggunakan gaya berputar atau spin. Sedangkan atlet yang memiliki tubuh tinggi akan cenderung menggunakan gaya meluncur atau glide.
Dalam sejarah prestasi yang pernah diraih oleh atlet tolak peluru terdapat tiga nama yang telah menjadi legenda. Antara lain yang pertama adalah Randy Barnes yang merupakan atlet tolak peluru dari Amerika serikat. Ia berhasil menjadi pemecah rekor dunia tolak peluru nomor putra pada lapangan indoor dan outdoor dengan jarak sejauh 23,2 m (outdoor) dan 22, 66 meter (indoor).
Kemudian yang kedua yaitu pada nomor Putri untuk lapangan outdoor adalah Natalya Lisovskaya asal Rusia. Ia berhasil mencetak rekor dengan jarak sejauh 22,63 m.
Sedangkan untuk atlet ketiga yang juga berasal dari nomor Putri yaitu Helena Fibingirova yang berasal dari republik Ceko. Ia menjadi jawara dari tolak peluru dalam lapangan indoor serta memecahkan rekor dengan jarak lemparan sejauh 22,50 m.
Selain itu terdapat pula atlet-atlet tolak peluru dalam nomor putra antara lain yaitu:
Atlet nomor putri juga banya yang merupakan atlet tolak peluru peringkat papan atas. Beberapa diantaranya yaitu:
Olahraga tolak peluru tidak hanya melatih kekuatan fisik, tetapi juga memiliki manfaat dan keuntungan lainnya. Beberapa manfaat berolahraga tolak peluru adalah:
Untuk meningkatkan prestasi dalam tolak peluru, berikut adalah beberapa tips yang dapat diikuti:
Demikian penjelasan mengenai tolak peluru mulai dari pengertian tolak peluru serta sejarah, teknik, gaya dan alat-alat yang digunakan dalam tolak peluru serta atlet-atlet yang berhasil menorehkan prestasinya dalam cabang olahraga tolak peluru. Semoga bermanfaat ya!
Temukan pilihan rumah dan apartemen terlengkap di Aplikasi Pinhome. Untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti bergabunglah menjadi rekan agen properti bersama kami dan iklankan properti kamu di sini.Â
Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai properti di Property Academy by Pinhome. Gabung menjadi Rekan Jasa Pinhome melalui aplikasi Rekan Pinhome di App Store atau Google Play Store sekarang!
Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.