Dipublikasikan oleh Nur Dwi Ratnasari dan Diperbarui oleh Nabila Azmi
Des 18, 2024
6 menit membaca
Daftar Isi
Secondary skin merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan lapisan tambahan pada facade bangunan. Ide konsep secondary skin facade adalah berasal dari lapisan kulit tubuh manusia. Kulit tubuh dapat melindungi manusia dari berbagai bahaya, virus, kuman dan ancaman dari luar.
Begitu juga halnya dalam penggunaan konsep secondary skin rumah dimana konsep tersebut dirancang untuk mengatasi suhu pada suatu bangunan. Dinding luar sebuah bangunan diibaratkan seperti kulit tubuh manusia, dan menjaga bangunan agar tetap suhu di dalamnya tidak berlebih.
Materialnya beragam mulai dari kayu, beton, metal dan masih banyak lagi lainnya. Detail secondary skin mampu meningkatkan estetika hunian seperti desain fasad foster bahkan menunjukkan citra dan identitas bangunan. Penggunaannya mampu memenuhi kebutuhan rumah di Indonesia yang beriklim tropis sehingga penghuni bisa nyaman beraktivitas di dalam rumah di berbagai cuaca.
Sebelum kita mengetahui lebih lanjut mengenai kegunaan secondary skin rumah, ketahui terlebih dahulu sedikit material yang biasa digunakan untuk konsep ini pada fasad rumah. Material yang digunakan beragam, tergantung kondisi bangunan dan fungsi yang ingin didapatkan.
Beberapa material yang umum digunakan pada daerah tropis antara lain bambu, kayu, kayu sintetis, baja, perforated metal atau besi berposi, GRC, beton roster dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya sebagai berikut:
Perumahan Pantai Indah Kapuk 2 banyak yang menerapkan material secondary skin kayu. Misalnya cluster Denver, Kuningan Village dan sebagainya yang menambah estetika bangunan di wilayah kab. Tangerang, Banten tersebut.
Bahan kayu memiliki pola serat unik yang cocok untuk berbagai konsep desain. Sifatnya sebagai isolasi termal mampu mengurangi panas matahari masuk ke dalam rumah. Sayangnya warna kayu cepat memudar karena paparan sinar UV sehingga perlu perawatan berkala.
Logam memang terkenal akan ketahanannya terhadap cuaca ekstrim, benturan hingga korosi. Hal ini juga membuatnya sering digunakan sebagai material secondary skin.
Apalagi materialnya mudah dibentuk dalam berbagai pola sehingga menghasilkan desain artistik seperti kisi-kisi, panel berlubang dan lainnya. Namun harga bahan material ini terbilang cukup tinggi terutama aluminium tahan korosi.
Cahaya matahari bisa masuk secara alami dari secondary skin berbahan kaya. Detail secondary skin yang transparan menampilkan kesan mewah dan modern sehingga facade menjadi lebih bersih dan minimalis. Apalagi adanya pilihan jenis kaca yang beragam seperti sandblast, reflektif, berwarna yang menyesuaikan kebutuhan desain rumah.
Kelemahan dari kaca sendiri memiliki privasi yang terbatas karena transparansinya. Solusinya banyak orang memasang tirai tambahan atau kaca buram untuk mengurangi pandangan dari pihak luar.
Baca juga: 5 Jenis Peredam Panas Atap Rumah Agar Rumah Adem
Dua bahan ini dianggap lebih ramah lingkungan dan ringan sehingga mudah dibentuk dan dipasang. Harganya jauh lebih murah dari logam maupun kayu serta memungkinkan sirkulasi udara yang optimal. Biarpun begitu, ketahanannya dirasa kurang cocok untuk bangunan yang membutuhkan daya tahan tinggi.
Bila kamu pusing bagaimana menghias facade unit di perumahan Green Garden yang ada di Cimahi bisa menambahkan secondary skin GRC. GRC (Glassfiber Reinforced Concrete) adalah material komposit yang terbuat dari campuran beton dan serat kaca. Sifat bahan ini tahan api sehingga meningkatkan keamanan rumah.
Dalam pemasangan GRC diperlukan tenaga ahli agar hasilnya presisi. Jika pemasangan tidak benar bisa menambah beban berat sehingga resiko retak besar terjadi pada permukaannya. Warna alami GRC adalah abu-abu sehingga dinilai kurang menarik namun masih dapat diakali dengan pemberian lapisan cat tambahan.
Perforated metal tergolong memiliki durabilitas tinggi sehingga sangat dianjurkan untuk secondary skin facade. Desainnya berlubang yang mampu memaksimalkan cahaya matahari dan sirkulasi udara secara alami. Namun, desain ini memiliki potensi panas berlebih dan meningkatkan suhu di sekitar rumah.
Tampilan beton memang kaku dan dingin dengan bobot massa yang cukup berat. Walaupun begitu tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuannya yang dapat menahan panas mampu mengurangi suhu dalam ruangan. Jika kamu ingin mengangkat konsep industrial maka bahan ini sangat cocok memberikan kesan modern sekaligus menarik.
Tanaman mampu membuat rumah menarik dan mengesankan sekaligus lebih ramah lingkungan. Materialnya mampu meredam suara dengan baik dari luar agar suasana dalam rumah lebih tenang. Tanaman hidup sebagai secondary skin rumah mampu menciptakan lingkungan lebih sehat.
Kelemahannya terletak pada potensi hama jika tanaman tidak dirawat dengan baik. Tidak semua jenis tanaman juga cocok untuk secondary skin khususnya dalam menghadapi musim kemarau datang.
Seperti yang sudah sedikit dibahas sebelumnya, secondary skin adalah lapisan yang ditambahkan pada bagian dinding luar bangunan. Selain itu fumgsi utama pada rumah sebagai pelapis dinding atau sebagai kulit luar dari fasad rumah.
Kulit luar ini membantu melindungi bagian dalam rumah dari cuaca ataupun debu. Selain dari fungsi utamanya, mari simak lebih lanjut mengenai kegunaan seconday skin rumah berikut ini.
Baca juga: 10 Macam-macam Rumah Tampak Depan yang Banyak Disukai
Dinding luar merupakan area antara bagian luar dan dalam suatu bangunan, area luar ini yang bisa disebut fasad. Pada bangunan di iklim tropis seperti Indonesia, biasanya bangunan yang cenderung menghadap ke arah matahari akan lebih panas.
Terutama pada bagian dinding atau fasad yang menghadap ke barat. Untuk mengatasi masalah ini para arsitek telah menemukan konsep secondary skin. Fasad rumah minimalis sering menggunakan secondary skin dari bambu atau rotan. Bahan ini mampu menahan panas dan meningkatkan sirkulasi udara dalam ruangan.
Secondary skin facade mampu meningkatkan privasi pemiliknya. Hal ini karena tambahan fasad mampu menghalangi pandangan dari luar tanpa membatasi cahaya matahari untuk masuk ke dalam rumah. Rumah dengan facade berlapis bisa meningkatkan keamanan dari pandangan orang asing.
Tambahan fasad ini juga bisa digunakan untuk bangunan dengan model peletakan kamar tidur di bagian muka rumah, sehingga privasi tetap terjaga. Area luar seperti teras, balkon atau taman bisa pula diatur lebih tertutup dengan menggunakan secondary skin rumah.
Secondary skin rumah juga memiliki beragam model. Selain berbentuk rangka dengan kegunaan ventilasi ada juga yang memiliki model rangka vertikal yang terbuat dari tanaman rambat. Tanaman rambat tersebut bila ditata dengan baik akan menghasilkan taman vertikal atau vertical garden.
Tanaman diberi media berupa glasswool dan rockwool yang dipasang pada rangka agar melapisi dinding asli. Nantinya tanaman akan dibiarkan agar tumbuh rimbun dan menutupi rangkanya. Tampilan fasad menjadi lebih natural, cocok untuk kamu yang mengusung konsep bangunan eco-friendly.
Salah satu alasan mengapa secondary skin rumah sangat sering digunakan oleh para arsitek adalah membuat bangunan tampak lebih menarik. Pemasangannya sangat variatif mulai dari selubung yang menutupi penuh suatu bangunan, selubung parsial, maupun sebagai kisi-kisi pada jendela.
Kamu juga bisa menggunakan secondary skin sebagai konstruksi hunian yang mampu meredam suara secara alami. Jendela memang mampu meminimalisir suara dari luar namun penambahan fasad rumah akan memaksimalkan fungsi peredaman suara lebih baik.
Kamu dapat menggunakan bahan tertentu yang dinilai ampuh sebagai peredam. Misalnya material kayu, atau perforated metal sebagai material rumah kedap suara.
Meskipun ada banyak keunggulan secondary skin rumah, tetapi ada juga beberapa kekurangan yang perlu kamu perhatikan, sebagai berikut:
Konsep kulit yang diaplikasikan pada hunian memerlukan biaya konstruksi yang jauh lebih tinggi karena ada biaya pemasangan dengan teknisi ahli.. Apalagi jika Pins menggunakan bahan kayu tertentu seperti jati yang harga bahan bakunya saja sudah tinggi.
Membutuhkan ruang berlebih pada hunian agar secondary skin rumah dapat mudah terpasang. Hal tersebutlah yang menjadikannya sulit diaplikasikan pada hunian dengan luas terbatas.
Proses pembangunan fasad rumah satu ini memerlukan tenaga ahli. Pasalnya, ada kemungkinan pemasangan secondary skin ini gagal fungsi, misalnya area rumah tetap panas karena posisi bayangan dari bangunan lain. Konsep satu ini juga perlu perawatan rutin yang cukup rumit agar tampilannya tetap menarik.
Walaupun terdapat kekurangan, pemakaian secondary skin rumah masih menjadi pilihan favorit para arsitek. Alasannya tidak lain karena dari segi estetika mampu mengesankan hunian modern, unik tanpa mengindahkan fungsionalitasnya.
Penghuni juga akan lebih nyaman beraktivitas di dalam rumah meskipun cuaca terasa panas dan hujan lebat. Bahannya juga bisa memaksimalkan efisiensi energi dari bahan alami yang digunakan maupun desainnya yang mengatur sirkulasi udara dan cahaya lebih baik.
Bagaimana dengan kamu Pins? Sudah memutuskan akan menggunakan model secondary skin seperti apa untuk hunian idaman kamu? Semoga artikel ini membantu kamu dalam menentukan pilihan ya!han dalam membeli properti.
Baca juga: 10 Ide Desain Rumah Dingin Tanpa AC Terbaik
Source Feature Image: Pexels
© www.pinhome.id