BlogLifestyleEdukasi13 Pakaian Adat Yogyakarta Lengkap dengan Gambar
0
0

13 Pakaian Adat Yogyakarta Lengkap dengan Gambar

Dipublikasikan oleh Nur Dwi Ratnasari dan Diperbarui oleh Nur Dwi

Okt 20, 2023

10 menit membaca

Copied to clipboard
top-right-banner

Sebagai kota wisata, Yogyakarta juga mempunyai banyak budaya warisan. Salah satunya yakni pakaian adat Yogyakarta yang biasa dipakai dalam acara-acara tertentu. Ada beberapa macam pakaian adat yang banyak dipakai oleh masyarakat Yogyakarta. 

Tidak hanya pakaian adatnya saja, beberapa rumah di sana juga memiliki ciri khas tradisional yang berbeda dengan rumah di kota besar seperti Avoria Estate sebagai Perumahan di Kota Bogor yang modern. Pins bisa memanfaatkan aplikasi Pinhome dengan fitur PinValue untuk menemukan hunian yang tepat.

Baca juga: Pakaian Adat Kalimantan Selatan

Nama Pakaian Adat Yogyakarta

Dilansir dari beberapa buku dan album pakaian tradisional Yogyakarta, berikut ini adalah beberapa nama pakaian adat Yogyakarta yang bisa Pins ketahui:

1. Baju Ageng

Sumber: IDN Times

Ini adalah salah satu pakaian adat Yogyakarta yang punya looks mewah tanpa terlihat terlalu mencolok. Orang-orang yang biasanya mengenakan pakaian ini adalah pejabat keraton yang tengah bertugas.

Baju Ageng terdiri dari jas laken, celana, dan topi. Jas lakennya berwarna hitam dengan kombinasi motif berwarna emas di area tepi, keris di bagian tengah, dan batik. 

Kemudian celananya juga berwarna hitam dengan dililitkan kain batik. Sementara itu, pelengkap berupa topi memanjang dengan ukuran sekitar 8 cm dan sepatu berwarna keemasan.

2. Kebaya Yogyakarta

Sumber: Selasar

Pakaian kebaya Yogyakarta punya ciri khas tersendiri dan berhasil menjadi ikon wilayah ini. Ciri khasnya adalah penggunaan kain beludru sebagai material utama. Pilihan warnanya juga cenderung berwarna hitam. Namun, ada juga kebaya Yogyakarta yang menggunakan bahan sutera, brokat, dan beludru.

Untuk busana bawahannya, pakaian tradisional Yogyakarta ini menggunakan kain jarik atau batik. Kain ini biasanya terbuat dari bahan sutera, katun, nilon, lurik, sunduri dan bahan estetis. Sedangkan teknik pembuatan kain batik ini menggunakan cara tenun, rajut, celup, dan batik.

Sebagai aksesoris atau pelengkap sekaligus ciri khasnya yang unik, para wanita dewasa Yogyakarta ini mengenakan tatanan rambut yang telah disanggul atau disebut dengan nama konde.

Busana kebaya adat Yogyakarta ini memang memiliki filosofi salah satunya yakni busana kebaya yang menggambarkan sebuah kehalusan, tindak tanduk wanita yang harus lemah lembut.

Sedangkan untuk aksesoris yang biasa digunakanya yakni memiliki arti simbolis, seperti halnya dengan kalung yang bersusun dan melambangkan 3 tingkatan kehidupan manusia yakni dari lahir, menikah dan kematian. 

Dalam arti lain, yang dihubungkan dengan konsep Jawa mengenai alam baka, alam tengah, dan alam fana. Gelang tersebut melingkar tanpa ujung pangkal yang memiliki makna sebagai keabadian.

Sedangkan bentuk gunung pada sisir yakni melambangkan sebagai keagungan Tuhan dan harapan terciptanya sebuah kebahagiaan. Semetara untuk hiasan sanggul yang biasa digunakan pada wanita dewasa memiliki warna merah, hijau, dan kuning yang melambangkan “Trimurti” atau yang dikenalnya dengan 3 dewa kehidupan.

3. Surjan

Sumber: Orami

Ini adalah pakaian adat Yogyakarta untuk pria dewasa. Busana surjan ini berupa lurik atau model kemeja dengan lengan panjang. Awalnya mayoritas baju surjan menggunakan motif vertikal, namun saat ini juga ada motif kotak dan horizontal.

Pakaian adat Yogyakarta untuk pria dewasa atau yang biasa disebutnya dengan busana surjan ini sebagai atasan dan bawahannya biasanya menggunakan kain batik atau disebut juga dengan jarik. Lalu padukan dengan menggunakan atasan kepala yang biasa disebutnya dengan blankon serta alas kaki (sandal). Surjan di Yogyakarta disebut juga sebagai Pakaian Takwa.

Perlu kita ketahui, bahwa pakaian ini juga mempunyai filosofi tersendiri terutama bagian leher yang memiliki 6 buah kancing yang bermakna rukun iman. Sedangkan pada 2 buah kancing baju yang ada di dada kiri dan kanan yakni menyimbolkan 2 kalimat syahadat.

Selain itu busana Surjan ini dulunya memiliki mitos, yang apabila jika menggunakan busana Surjan ini dengan baik, benar, dan lengkap dengan tamabahan kain batik, tali, stagen, dan ikat pinggang. Maka dengan begitu berat badan akan menjadi stabil.

4. Sikepan Alit

Sumber: NU Online

Ini adalah pakaian adat yang digunakan oleh abdi dalem keraton. Para abdi dalem harus mengenakan sikepan alit dalam kesehariannya, termasuk saat bepergian.

Jenis pakaian ini terdiri dari atasan berupa baju hitam berbahan laken dan bawahan dari kain batik sawitan. Untuk baju atasannya terdapat kancing dari bahan tembaga ataupun kuningan dengan sepuhan emas. Jumlah kancingnya beragam mulai dari 7 hingga 9 buah.

Untuk melengkapi pakaian ini, para abdi dalem biasanya memakai tutup kepala desta dan juga keris. Pilihan kerisnya adalah model gayaman dan peletakannya di pinggang sebelah kanan belakang.

5. Langenharjan

Sumber: Suara Karya

Para abdi dalem yang harus menghadiri pertemuan akan mengenakan beskap langenarjan. Jenis pakaian ini terdiri dari kain batik dan baju bukakan berbahan laken dengan warna hitam. Pakaian ini diciptakan oleh Mangkunegaran VII.

Beskap ini menggunakan kancing hitam sebagai penutup. Lalu ada 3 pasang kancing hitam lain yang berfungsi sebagai hiasan beskap. Letaknya masing-masing 3 kancing di bagian kanan dan kiri rompi.

6. Pakaian Tedhak Siti

Sumber: Blibli

Dalam adat Jawa, khususnya Yogyakarta pakaian yang dikenakan bisa menjadi simbol siapa penggunanya. Salah satu contohnya ada pada pakaian tedhak siti. Pakaian ini diperuntukkan bagi anak perempuan yang baru saja mengalami haid pertama. Selain itu, tedhak siti juga digunakan oleh wanita dewasa.

Pakaian ini terdiri dari kombinasi kain batik tulis dengan latar putih sebagai bawahan. Kemudian bagian atasnya ada dua yakni bagian dalam menggunakan semekan batik, sementara luarnya adalah kebaya pendek.

Baca juga: 2 jenis pakaian adat Kalimantan Barat lengkap penjelasannya

7. Pakaian Tetesan

Sumber: Suara Jogja

Setiap acara atau prosesi penting tentunya punya ketentuan masing-masing. Salah satunya adalah acara tetesan yakni upacara khusus untuk anak perempuan berusia 5 hingga 10 tahun.

Upacara ini dilakukan untuk memperingati proses dari anak menuju remaja atau dewasa.

Biasanya anak perempuan dalam upacara ini tidak memakai alas kaki. Mereka akan mengenakan kain kebaya, namun ada juga yang tidak mengenakan baju.

Jika tidak memakai baju, maka anak tersebut akan mengenakan kain cinde lengkap. Ada juga perhiasan dari bahan emas.

Baca juga: 4 jenis pakaian Adat Jawa Tengah lengkap penjelasannya

8. Pakaian Pinjung

Sumber: Perpustakaan Digital Budaya Indonesia

Pada dasarnya, ini adalah pakaian sehari-hari para remaja putri di dalam area keraton. Namun, pakaian ini juga dipakai saat melakukan upacara pinjung. Ini adalah upacara yang dilakukan oleh anak perempuan berusia 11 hingga 14 tahun, terhitung dari kapan haid pertamanya terjadi.

Jenis pakaian ini berupa kain cindhe, lonthong bludiran, udhet cindhe, kamus bludiran, cathok emas dan juga perhiasan. Pilihan perhiasannya lengkap mulai dari subang, kalung susun 3, slepe, cundhuk petat, bros, hingga gelang kana.

Baca juga: 5 contoh pakaian adat suku di Indonesia lengkap penjelasannya

9. Pakaian Supitan

Sumber: Kraton Jogja

Supit adalah istilah lain dari khitan. Jadi, pakaian ini digunakan oleh anak laki-laki yang dikhitan. Jenis pakaian ini terdiri dari bagian atasan, bawahan, penutup kepala. 

Atasannya adalah rasukan behdaya gombyok dan bawahannya berupa kain cindhe. Sementara itu, tutup kepalanya adalah puthut yang memiliki bentuk seperti surban.

Baca juga: Pakaian Adat Kalimantan Utara dan Fakta yang Harus Kamu Ketahui

10. Pakaian Semekan

Sumber: IDN Times Jogja

Ini adalah salah satu jenis pakaian yang diperuntukkan bagi putri di dalam istana sultan. Pakaian adat semekan merupakan pakaian yang biasa menggunakan kain penutup dada yang panjang dan lebar. Selain itu, pakaian semekan biasanya akan dipadukan seperti kain batik, kebaya katun, dan semekan tritik.

Sedangkan untuk aksesoris yang biasa digunakan yakni seperti perhiasan subang, gelang, dan cincin. Lalu untuk rambut yang disanggul biasanya tanpa ada hiasan apapun. Selain itu setiap aksesoris yang digunakan mempunyai arti dan simbolis yang sama dengan pakaian adat Yogyakarta untuk wanita dewasa atau yang disebutnya dengan baju kebaya.

Pilihannya ada dua yakni semekan sutra atau tritik dan semekan blak-blakan. Kedua jenis pakaian ini berbeda penggunaan.

Semekan sutra merupakan pakaian yang dipakai oleh putri yang statusnya sudah menikah. Biasanya penggunaan semekan sutra untuk menghadiri upacara khusus. Sementara itu, jenis semekan blak-blakan penggunaannya untuk putri yang belum menikah.

Baca juga: Pakaian adat Jawa Timur

11. Pakaian Pranakan

Sumber: IDN Times Yogya

Pakaian adat peranakan ini mempunyai arti dan tujuan dari kata “peranakan” yang maksutnya sendiri adalah agar dapat menjalin sebuah persaudaraan layaknya seperti saudara kandung.

Jenis pakaian ini terdiri dari beberapa busana adat khas Yogyakarta untuk pria. Ada destar, baju surjan dari kain lurik, dan juga kain batik latar hitam dengan motif. Motif kain batik ini boleh apa saja kecuali motif parang ya, Pins!

Selain itu pakaian peranakan ini memiliki 6 buah kancing yang ada pada leher yang melambangkan rukun imam. Sedangkan untuk 5 buah kancing yang ada pada ujung lengan yakni melambangkan rukun islam.

Sebagai pelengkap, tidak boleh menggunakan atau membawa alas kaki dan keris. Pakaian adat Yogyakarta satu ini biasanya dipakai saat memasuki Makam Astana Imogiri dan Kotagede. 

Baca juga: Pakaian adat Jawa Barat

12. Pakaian Kencongan

Sumber: Jogja Yogyakarta Istimewa

Nama Pakaian tradisional Yogyakarta khususnya untuk anak laki-laki umumnya dikenal dengan nama Kencongan. Kencongan yang dikenakan sebagai pakaian sehari-hari atau untuk bermain terdiri dari kain batik yang mempunyai wiru tengah, baju surjan.

Sebagai aksesoris, anak-anak ini juga memakai lonthong tritik, timang, kamus songketan, dan juga mengenakan dhestar sebagai penutup kepala.

Bila anak laki-laki ini ikut kegiatan pada acara-acara resmi, pada umumnya akan mengenakan busana adat Yogyakarta khusus dengan beberapa tambahan. Misalnya lonthong tritik, baju surjan, ikat pinggang seperti kamus songketan khusus yang mempunyai cathok dari suawa atau emas.

Pakaian adat Jogja anak laki-laki atau yang yang dikenal dengan pakaian adat tradisional kencongan yang dilengkapi dengan aksesoris tambahan seperti sabuk, selendang, dan ikat pinggang.

Baca juga: Pakaian Adat Gorontalo

13. Pakaian Sabukwala Padintenan

Sumber: IDN Times

Pakaian ini adalah pasangan dari kencongan karena penggunanya adalah anak perempuan. Visual dari pakaian ini terlihat seperti kebaya standar.

Namun, sebagai pakaian adat Yogyakarta, sabukwala padintenan menggunakan bahan katun. Penggunaannya juga dikombinasikan dengan batik motif. Pilihannya bisa motif bulatan, parang, gringsing atau ceplok.

Terdiri dari ikat pinggang kamus yang diberi hiasan bermotif fauna atau flora. Tidak lupa juga busana dari kain katun, lonthong tritik, dan juga mengenakan cathok yang dibuat dari perak dengan bentuk merak, burung garuda arau kupu-kupu.

Sebagai perhiasannya, anak perempuan akan mengenakan kalung emas yang dihiasi liontin berbentuk mata uang atau dinar. Tidak lupa juga gelang dengan bentuk ular atau juga model sigar penjalin sebagai pelengkap.

Sedangkan untuk anak wanita yang berambut panjang, rambutnya akan disanggul atau dibuat bermodel kone.

Keunikan pakaian adat Yogyakarta salah satunya terdapat pada bahan yang digunakan yakni bahan yang memang memiliki tekstur berbeda dari pada pakaian adat yang lainnya. Semoga informasi di atas bermanfaat ya!

Baca juga: Pakaian Adat Jawa Timur dan Fakta Uniknya

Sumber Feature Image: IDN Times


Temukan pilihan rumah dan apartemen terlengkap di Aplikasi Pinhome. Cek properti pilihan kami The Agathis dan temukan keunggulan, fasilitas menarik dan promo menguntungkan lainnya cuma di Pinhome! Cari tahu juga tips penting persiapan beli rumah dan KPR di Property Academy by Pinhome.

Hanya Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.

Copied to clipboard
bottom-sidebar-banner
left footer bannerright footer banner
left footer bannerright footer banner

Properti Rekomendasi

    Rp 550,8 Juta - Rp 1,5 Miliar
    Angsuran mulai dari Rp3,8 Juta/bln
      Rp 181 Juta
      Angsuran mulai dari Rp1,2 Juta/bln
        Rp 357,1 Juta - Rp 780 Juta
        Angsuran mulai dari Rp2,5 Juta/bln

        Properti Eksklusif: Green Paradise City

        Parung Panjang, Kab. Bogor
          Rp 1 Miliar - Rp 1,1 Miliar
          Angsuran mulai dari Rp7,2 Juta/bln

          Properti Eksklusif: The Agathis

          Pancoran Mas, Kota Depok
          sticky banner
          sticky banner

          © lifestyle.pinhome.id

          Pinhome App

          Coba Aplikasi Pinhome

          Cari, konsultasi, beli, hingga jasa perawatan rumah, semua ada!
          Unduh sekarang dan nikmati manfaatnya.

          iOS PCA DownloadAndroid PCA Download