Ruang Edukasi Agen

Wawasan Properti

Mengenal Properti Primary dan Properti Secondary Serta Perbedaannya

Ditulis oleh Bismaputra Jayasujana ∙ 6 May 2021 ∙ 5 menit membaca

Dalam dunia properti, ada 2 jenis properti yang bisa Anda jajaki; yaitu properti primary dan properti secondary. Apakah maksud dari masing-masing jenis properti tersebut dan apa perbedaan properti primary dan properti secondary? Simak pembahasan lengkapnya berikut ini!

Pinhome — Memutuskan untuk membeli rumah atau properti membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Calon pembeli harus benar-benar cocok dengan properti yang sedang diincar sebelum akhirnya memutuskan untuk membelinya. Di samping itu, aset properti juga bisa dijual kembali dengan harga yang mungkin lebih tinggi dibandingkan pada saat membeli. Inilah mengapa membeli properti sering dianggap sebagai investasi, ketimbang transaksi jual beli.

Ada 2 jenis properti yang umum dijualbelikan di masyarakat, yaitu properti primary dan properti secondary. Properti primary mengacu kepada rumah-rumah atau bangunan yang baru dan belum pernah ditempati/dimiliki sebelumnya; sedangkan properti secondary adalah bangunan-bangunan atau rumah seken/bekas yang dijual kembali. Keduanya memiliki keuntungan dan kekurangan tersendiri. Sebagai agen properti, Anda sebaiknya memiliki fleksibilitas untuk berada di kedua jenis properti ini agar prospek Anda lebih banyak.

Keuntungan dan Kekurangan Properti Primary

Sebagai aset yang baru selesai dibangun dan belum ditempati atau dimiliki sebelumnya, properti primary tentu lebih kelihatan “segar” dan modern. Namun, ada beberapa keuntungan dan kekurangan properti primary yang wajib diketahui oleh agen.

1. Bangunan serba baru

Karena baru selesai dibangun, properti primary hampir selalu dalam kondisi prima. Desainnya pun kebanyakan menerapkan tren terkini, sehingga lebih menarik di mata calon pembeli. Selain itu, calon pembeli juga tidak perlu pusing memikirkan renovasi atau perbaikan.

2. Harga yang ditawarkan lebih konsisten

Karena bangunan baru, maka kebanyakan calon penghuni akan langsung membeli dari pengembang/developer. Harga yang ditawarkan pun dipatok sama untuk bangunan yang setipe. Biasanya, developer juga memberikan bonus-bonus berupa promo pembayaran, furniture set, dan sebagainya.

3. Lebih banyak pilihan

Proyek properti primary biasanya dibangun di atas lahan baru dengan lingkungan yang masih berkembang. Para calon pembeli memiliki lebih banyak pilihan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.


Walaupun lebih fresh dan baru, ternyata pasar properti primary memiliki tantangannya tersendiri. Kekurangan properti primary antara lain:

1. Sistem inden

Properti primary biasanya dijual sebelum bangunan tersebut jadi; bahkan ada yang dijual sebelum peletakan batu pertama. Para pembeli properti primary harus rela menunggu 2-3 tahun sampai akhirnya dapat menikmati rumah yang mereka beli.

2. Penataan yang kurang fleksibel

Kebanyakan properti primary dibangun berdasarkan 1 hingga 3 desain generik yang akan diaplikasikan ke seluruh rumah di proyek tersebut, sehingga calon pembeli tidak bebas mengatur sendiri tatanan rumah sesuai kebutuhan. Ada beberapa developer yang menawarkan jasa modifikasi layout, namun biasanya terbatas dan akan memakan biaya tambahan.

3. Rumah baru, lingkungan baru

Karena berlokasi di lingkungan baru dan masih sedang berkembang, maka tidak jarang properti primary belum memiliki akses sebebas rumah yang berada di lingkungan yang sudah “jadi”. Penghuni properti primary masih harus menunggu sedikit lebih lama agar dekat dengan fasilitas umum, seperti rumah sakit, sekolah, jalan tol, pertokoan, dan sebagainya.


Keuntungan dan Kekurangan Properti Secondary

Properti secondary merupakan rumah atau bangunan yang sudah pernah dimiliki atau bahkan ditinggali oleh orang lain dan dijual kembali kepada orang lain. Sama seperti properti primary, properti secondary atau rumah seken juga memiliki keuntungan dan kekurangan yang unik. Berikut adalah beberapa keuntungan properti secondary:

1. Sudah siap huni

Seperti dijelaskan di atas, properti secondary sudah pernah ditinggali sebelumnya oleh orang lain sebelum akhirnya dijual bebas ke masyarakat. Ini berarti rumah atau properti tersebut bisa saja langsung ditinggali begitu proses pembayaran selesai. Bahkan, tidak jarang pemilik properti merenovasi rumah mereka, mengganti beberapa perabot, dan memastikan bangunannya layak huni sebelum memasang iklan atau menghubungi agen properti untuk membantu penjualan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan nilai jual properti tersebut.

2. Lingkungan sudah jadi

Karena berada di lingkungan yang sudah menjadi hunian orang banyak, properti secondary biasanya memiliki lokasi yang lebih strategis daripada properti primary. Fasilitas publik, seperti sekolah, pertokoan, dan infrastruktur pendukung lainnya sudah berjalan dengan lancar dan pemilik baru dapat langsung menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut.

3. Negosiasi harga

Transaksi properti secondary bukan lagi terjadi antara calon pembeli dengan developer; melainkan antara calon pembeli dengan pemilik properti. Walaupun memang pemilik lama akan mematok harga dengan menghitung keuntungan, calon pembeli memiliki kebebasan untuk membuat penawaran baru dengan harga yang lebih rendah. Asal harga masih masuk akal dan negosiasi berjalan lancar, calon pembeli bisa mendapatkan rumah dengan harga yang lebih terjangkau.


Membeli properti secondary memang lebih menguntungkan jika diamati dari sisi kesiapan rumah. Namun, bukan berarti tidak ada tantangan tersendiri dalam menjual properti secondary. Kekurangan properti secondary adalah:

1. Biaya renovasi

Walaupun ada beberapa pemilik properti yang “mendandani” rumahnya menjadi lebih cantik dan layak huni sebelum dijual, ada beberapa juga yang enggan melakukan tersebut. Alasannya bisa bermacam-macam, mulai dari tidak punya waktu hingga tidak memiliki biaya renovasi. Calon pembeli properti secondary sebaiknya menyiapkan biaya tambahan untuk mengantisipasi renovasi dan perbaikan sebelum pindah rumah.

2. Faktor “jodoh”

Walaupun kita, selaku agen properti, akan selalu berusaha memenuhi keinginan calon pembeli dan mencari rumah yang benar-benar cocok, mencari properti yang “jodoh” bisa jadi pekerjaan yang melelahkan.

3. Dokumentasi

Dalam transaksi properti secondary, ada proses lanjutan setelah akad kredit; yaitu pengurusan dokumen. Beberapa surat penting, seperti balik nama, pengurusan kwitansi dan PBB, dan sertifikat hak milik. Calon pembeli juga harus memperhitungkan biaya pengurusan dokumen tersebut.


Sebagai agen properti, kita harus bisa dinamis bergerak di kedua niche market tersebut. Untungnya, di aplikasi Rekan Pinhome, Anda dapat mengatur properti-properti di listing Anda dengan lebih baik sehingga tampak lebih rapi dan profesional. Anda dapat mengunggah properti primary dan properti secondary langsung melalui smartphone Anda! Yuk, baca informasi lebih lengkap mengenai cara mengunggah listing primary dan secondary.

Aplikasi Rekan Pinhome dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja agen properti agar dapat memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggan. Download aplikasi Rekan Pinhome melalui App Store dan Google Play Store sekarang juga!

Temukan beragam pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti & iklankan properti Kamu di Jual Properti. Bergabunglah bersama Kami di aplikasi Rekan Pinhome untuk Anda Agen properti independen atau Agen kantor properti.

Hanya di Pinhome.id yang memberikan Anda kemudahan membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.

Beralih Ke Agen Properti Modern Dan Tingkatkan Penjualan

Download Aplikasi Rekan Pinhome
Bagikan Artikel