Ruang Edukasi Agen

Produktivitas

Melihat Peluang Bisnis Properti di Era Gempuran PHK Global

Ditulis oleh Komarudin Subekti ∙ 27 June 2022 ∙ 4 menit membaca

PHK massal tengah melanda berbagai perusahaan rintisan di Indonesia. Tercatat, sejak awal 2022 lalu gelombang pemecatan makin marak dilakukan. Lantas, apakah ada pengaruhnya terhadap bisnis pada sektor properti?

Pinhome – Gelombang PHK massal yang dilakukan oleh beberapa perusahaan rintisan ternama di tanah air ternyata juga dipengaruhi oleh tren kejatuhan saham perusahaan teknologi.

Hal ini terjadi pada awal tahun 2022 dan kemudian membatasi kemampuan permodalan ventura dalam mendanai bisnis rintisan.

PHK massal ini juga ditakutkan dapat memberikan pengaruh dan dampak pada industri di sektor properti.

Bisnis Sektor Properti di Tengah PHK Global, Agen Perlu Tahu

(Kompas)

Meskipun tingkat penjualan hunian sempat menurun akibat pandemi, tetapi nilai properti tetap terus naik. Tentunya, sektor properti masih menjadi primadona bagi kebanyakan orang di Indonesia.

Faktor yang menjadikan bisnis properti sempat lesu, menurut para pakar bukan datang dari daya beli masyarakat.

Keinginan masyarakat untuk bisa survei dan mendatangi langsung proyek properti harus tertunda. Hal ini lantaran berbagai kebijakan baru yang melarang aktivitas di luar rumah. Justru menurut para ahli, ini bukanlah daya beli menurun, tetapi tertunda.

Tahun 2022, bisnis sektor properti mulai kembali menggeliat. Apalagi dengan status perubahan pandemi ke endemi yang sedang disiapkan pemerintah.

Namun, setelah pandemi, tantangan yang dihadapi di tahun 2022 ini adalah PHK global yang melanda berbagai perusahaan rintisan di dunia, termasuk di Indonesia.

Hingga Mei 2022, tercatat sudah ada sekitar 700 perusahaan startup di penjuru dunia yang telah melakukan PHK terhadap sekitar 118.645 karyawan.

Di Indonesia sendiri, perusahaan rintisan yang telah mengumumkan perampingan karyawannya pada bulan Mei 2022 lalu, di antaranya adalah LinkAja dan Zenius. Menyusul kemudian Shopee.

Menilik Status Perkembangan Bisnis Properti saat Ini

(Media Indonesia)

Menurut Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor untuk Knight Frank Research, sektor residensial, industri, dan logistisk, serta ritel diperkirakan menjadi sektor prospektif pada industri properti di tahun 2022 ini.

Oleh Knight Frank Indonesia, diperkirakan tahun 2022 juga menjadi sebuah momentum kebangkitan sektor properti.

Penggiat properti di Indonesia juga yakin jika pertumbuhan properti diperkirakan akan semakin bangkit atau rebound.

Meskipun terdapat krisis PHK besar-besaran secara global, tampaknya hal ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan dalam perkembangan bisnis properti di Indonesia saat ini.

Hal ini didukung oleh pendapat dari Head of Research JLL Indonesia, Yunus Karim yang mengatakan bila penjualan rumah, terutama rumah tapak, tetap melanjutkan tren-nya dari tahun 2020 yang tetap memiliki peminat tinggi hingga hari ini.

Adanya kenaikan PPN yang telah ditetapkan sejak 1 April 2020 lalu juga tidak memberikan pengaruh terhadap permintaan properti.

Hal ini disampaikan oleh Ferry Salanto selaku Head of Research Colliers Indonesia. Beliau juga memprediksi jika sektor properti akan tetap menunjukkan tren yang positif.

Bagaimana Masa Depan Bisnis Properti di Indonesia?

(Purchasing Platform)

Dari data Indonesia Property Watch atau IPW 2020, pasar bisnis properti di Indonesia sempat mengalami penurunan yang signifikan selama pandemi hingga mencapai 50%.

Kondisi tersebut justru kini semakin membaik dan terlihat mulai tumbuh kembali. Selama tahun 2021 lalu naik sebanyak 3,69% dibandingkan tahun 2020.

Bisnis properti di Indonesia kini juga sudah beradaptasi dengan teknologi internet. Property technology atau PropTech menjadi tampilan masa depan sektor properti.

Dengan kemajuan teknologi ini, bisa menjadi sebuah strategi dalam peningkatan penjualan properti lewat platform digital yang memikat.

PropTech bisa dibilang sebagai masa depan bisnis sektor properti di Indonesia. Apalagi, calon-calon konsumen di masa depan hadir dari kalangan Gen Z yang sudah melek akan teknologi.

Pastinya, masing-masing pihak, dari mulai pengembang sampai agen properti harus siap beradaptasi dengan PropTech.

Digitalisasi pada bisnis properti nantinya bukan lagi menjadi alternatif strategi. Namun, menjadi sebuah kewajiban bila ingin tetap terus eksis dalam era industri digital.

Digitalisasi bisnis properti juga akan memungkinkan berbagai macam produk dijual ke pasar yang lebih luas.

Hal ini akan semakin praktis karena dibantu dengan media digital. Tentunya ini menjadi salah satu nilai yang positif untuk masa depan bisnis sektor properti di masa depan.

Temukan pilihan rumah dan apartemen terlengkap di Aplikasi Pinhome. Dapatkan properti idaman melalui program NUP untuk akses eksklusif. Untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti bergabunglah menjadi rekan agen properti bersama kami dan iklankan properti kamu di sini. 

Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai properti di Property Academy by Pinhome. Gabung menjadi Rekan Jasa Pinhome melalui aplikasi Rekan Pinhome di App Store atau Google Play Store sekarang!
Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome PINtar jual beli sewa properti.

Bagikan Artikel