
Fungsi Ignition Coil Beserta Cara Kerjanya
- 29 Aug, 2021 oleh Pandu Pamungkas
- 6 menit membaca
Daftar Isi
Salah satu syarat suatu mesin dapat hidup adalah adanya panas, pada mesin bensin panas dihasilkan dari percikan bunga api. Dan yang mengatur percikan bunga api ini disebut dengan sistem pengapian. Sistem pengapian yang masih konvensional terdiri dari beberapa komponen utama seperti baterai, kunci kontak, ignition coil, distributor, platina, kondensor dan busi.
Sementara itu pada sistem pengapian langsung atau direct ignition system sudah tidak ada lagi distributornya, karena pembagian arus dilakukan oleh ECU. Dan pada DIS (direct ignition system) ini ignition coil ada setiap silinder, artinya satu coil melayani satu silinder.
Ada juga satu coil yang melayani dua silinder pada sistem pengapian konvensional.
Fungsi ignition coil (koil pengapian)
Ignition coil atau koil pengapian pada sistem pengapian berfungsi untuk meningkatkan atau merubah tegangan rendah baterai (12 volt) menjadi tegangan tinggi (10 ribu volt lebih) agar dapat menghasilkan loncatan bunga api pada busi.
Tanpa adanya ignition coil maka busi tidak dapat memercikkan bunga api, karena fungsi dari ignition coil ini adalah untuk merubah tegangan baterai yang rendah (kurang lebih 12 volt) menjadi tegangan super tinggi, koil akan merubah tegangan bateri menjadi tegangan tinggi sekitar 10 ribu volt bahkan lebih yang digunakan untuk menghasilkan bunga api pada busi.
Tegangan super tinggi ini akan dialirkan ke busi pada masing-masing silinder sesuai urutannya. Pins tahu bahwa pada busi terdapat celah antara elektroda tengah dengan elektroda negatifnya, dengan tegangan yang tinggi tersebut maka tegangan dapat meloncat dari elektroda tengah (positif) ke elektroda negatif sehingga menghasilkan percikan bunga api yang kuat.
Sehingga untuk membuat terjadinya loncatan bunga api yang kuat, diperlukan tegangan yang tinggi pula. Bila tegangan yang dialirkan ke busi rendah, maka tidak dapat menghasilkan percikan bunga api yang kuat. Nah, sekarang sudah tahu kan tugas dari ignition coil ini.
Baca Juga:
- Apa Akibatnya Jika Saat Pengapian Terlalu Maju Atau Mundur?
- Komponen-Komponen Sistem Bahan Bakar Diesel dan Fungsinya
Kontruksi dan Komponen Ignition Coil

Pada sistem pengapian yang masih konvensional, biasanya terdiri dari satu coil untuk melayani semua silinder, untuk gambar ignition coil dapat anda lihat di gambar berikut ini. Pada intinya koil terdiri dari inti besi, dan dua jenis kumparan yakni kumparan primer dan kumparan sekunder. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini yang disertai dengan nama komponennya :
Keterangan Gambar (Komponen-komponen Ignition Coil)
- Terminal tegangan tinggi
- Isolasi pemisah kumparan
- Isolasi penutup
- Penghubung tegangan tinggi melalui kontak pegas
- Rumah/body
- Pengikat
- Plate jacket (magnetic)
- Kumparan primer
- Kumparan sekunder
- Sealing compound
- Insulator
- Inti besi
Inti besi atau core pada koil biasanya terbuat dari baja silicon tipis yang digulung ketat, inti besi ini nantinya akan dililiti oleh kawat yang nantinya disebut sebagai kumparan.
Baca juga: Umur Aki Mobil dan masa Pakainya
Kumparan Sekunder dan Kumparan Primer
Seperti yang saya sebutkan diatas bahwa koil terdiri dari dua kumparan, yaitu kumparan primen dan kumparan sekunder.
Kedua kumparan ini dililitkan ke inti besi, yang kumparan sekunder dililitkan ke inti besi secara langsung, sedangkan yang kumparan primer dililitkan setelah kumparan sekunder.
Baca Juga: Cara Memeriksa dan Menyetel Kekencangan Fan Belt atau V Belt
Kumparan Skunder
Kumparan sekunder mempunyai diameter kawat sekitar 0,01 – 0.1 mm. Kebalikannya, dengan diameter kawat yang keci, tetapi jumlah lilitannya sangat banyak yaaitu 13.000 sampai 15.000 lilitan. Kumparan sekunder ini dililitkan pada inti besi (core). Tahanan kumparan sekunder ignition coil adalah sekitar 10 – 18 ohm.
Seperti pada kumparan primer, kumparan sekunder juga terdapat dua buah ujung. Ujung yang pertama dihibungkan dengan kumparan primer dan terminal positif koil. Dan ujung laiinya dihubunkan dengan terminal tegangan tinggi melalui sebuah pegas.
Kumparan Primer
Kumparan primer memiliki kawat yang diameternya lebih tebal daripada kawat pada kumparan sekunder yaitu sekita 0,5 – 1 mm. Kumparan primer ini mengelilingi kumparan sekunder pada koil, Dengan diameter yang besar, jumlah lilitan pada kumparan primer ini lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah lilitan pada kumparan sekunder. Jumlah lilitan kumparan primer pada ignition coil adalah sekitar 150 – 300 kali lilitan.
Kumparan primer terdiri dari dua ujung, ujung yang pertama dihubungkan dengan terminal positif koil, dan ujung yang satunya dihubungkan dengan terminal negatif koil. Tahanan kumparan primer koil adalah sekitar 2 ohm.
Agar tidak terjadi hubung singkat antara lapisan pada kumparan yang saling berdekatan, atau antara lapisan satu dengan yang lain diberi pemisah yang terbuat dari kerta yang memiliki tahanan sekat yang sangat bagus (tinggi). Di dalam koil terdapat ruang kosong, ruang kosong yang berada di dalam tabung kumparan ini diberi minyak/campuran penyekat yang berguna untuk menambah daya tahan ignition coil terhadap panas ketika sedang bekerja.
Cara Kerja Ignition Coil

Ignition coil adalah komponen penting dalam sistem pengapian mobil. Ini memiliki peran penting untuk menghasilkan arus listrik yang dibutuhkan untuk menyalakan mesin. Bahkan, beberapa mesin modern menggunakan ignition coil ganda untuk meningkatkan produksi daya. Berikut ini adalah cara kerja ignition coil:
Pertama, komponen utama ignition coil adalah sebuah bobina berlapis yang terdiri dari dua buah bobin berlapis yang berbeda. Salah satu bobin terdiri dari magnet primer yang berisi belitan kawat yang dirancang untuk menghasilkan arus listrik yang kuat. Bobin kedua, yang disebut bobin sekunder, terdiri dari lebih banyak belitan kawat yang memungkinkan untuk meningkatkan arus listrik yang dihasilkan.
Ketika mesin mobil dimulai, baterai mengembalikan tegangan ke bobin primer untuk membangkitkan arus listrik. Arus listrik ini mengalir melalui bobin dan meningkatkan tegangan. Kemudian, arus listrik mengalir melalui bobin sekunder dan menghasilkan arus listrik yang lebih kuat.
Kemudian, arus listrik yang kuat ini mengalir melalui kabel pengapian dan menuju ke busi. Tekanan tinggi dari arus listrik ini menimbulkan percikan api di busi dan menyalakan bahan bakar yang berada di ruang mesin. Ini adalah cara kerja ignition coil.
Itulah cara kerja ignition coil. Dengan memahami mekanisme ini, Pins akan lebih mudah mengatasi masalah yang mungkin terjadi pada sistem pengapian mobil. Jadi, pastikan untuk memeriksa ignition coil secara rutin untuk memastikan kinerjanya tetap optimal.
Baca juga : Berapa lama memanaskan mesin motor injeksi
Nikmati layanan rumah tangga seperti cuci mobil, servis dan cuci AC, desinfektan & fogging, hingga massage dari Pinhome Home Service hanya dalam satu kali klik. Dapatkan pula paket perlindungan AC yang bisa dipilih sesuai kebutuhan melalui aplikasi Pinhome.
Tunggu apa lagi, segera unduh aplikasi Pinhome di App Store atau Google Play sekarang dan rasakan pengalaman rumah yang bersih dan tubuh yang lebih rileks. Hanya di Pinhome Home Service yang memberikan solusi kebersihan dan perawatan properti, serta kendaraan dengan mudah.