Kamus Istilah Properti

Hammer Test

istilah properti

Hammer Test

Hammer test adalah alat yang digunakan untuk mengukur kualitas material struktur beton pada bangunan.

Apa Itu Hammer Test?

hammer test
(Shutterstock)

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, maka akan memerlukan pengujian bangunan. Salah satu caranya dengan mengukur kualitas material struktur beton memakai sebuah alat bernama hammer test.

Alat satu ini memiliki peran penting untuk mengetahui homogenitas beton pada suatu bangunan gedung. Memiliki nama resmi Rebound Schmidt Hammer, hammer test pertama kali ditemukan oleh ahli dari Swiss Ernst Schmidt sebagai alat untuk menguji kekerasan (surface hardness) permukaan benda keras.

Cara kerjanya dengan mengaitkan kerasnya permukaan beton dengan kekuatan tekannya. Sesuai namanya, dalam pengujian beton hammer test memiliki bentuk menyerupai palu. Menariknya, alat uji hammer ini dapat digunakan untuk menilai kualitas beton yang sudah mengeras.  

Kontraktor juga mengenal alat ini dengan nama lain seperti Concrete Hammer Test,  Swiss Hammer, Schmidt Hammer hingga Rebound Hammers. Para kontraktor menyukai alat ini karena hasil pengujiannya bisa bermanfaat, bentuknya portable dan ringan sehingga mudah dibawa. 

Jenis Hammer Test Sesuai Fungsinya

(Shutterstock)

Fungsi utama hammer test adalah dapat digunakan untuk menilai keseragaman beton di lapangan dan memperkirakan kekuatan beton dengan kemampuan yang baik. 

Dalam pemakaiannya, Pins bisa menemukan dua jenis Schmidt Hammer yang memiliki perbedaan dari segi fungsinya. Berikut ini penjelasan terkait jenis alat uji palu untuk beton ini:

  • Type N dan NR: berfungsi untuk menguji kekuatan tekan beton bermutu keras dengan bobot 100 kg/cm2 – 500 kg/cm2 pada kolom, balok dan pelat.
  • Type P dan PT: berfungsi untuk menguji kuat tekan beton bermutu atau berkualitas rendah seperti pekerjaan dinding.

Kelebihan dan Kekurangan Hammer Test

hammer test
(Shutterstock)

Memiliki alat pengujian struktur beton merupakan hal yang penting bagi para kontraktor. Meski begitu, ada beberapa kelebihan dan juga kekurangan yang harus diketahui. Berikut ini penjelasan lengkapnya: 

Kelebihan 

Terkait kelebihan hammer test, berikut ini diantaranya: 

  • Pengujian mudah dan cepat karena hanya memerlukan pemantauan sebelum pengujian, persiapan pada lapangan pembersihan lokasi uji, dan pengujian yang sederhana.
  • Pengujian alat satu ini tidak merusak objek uji. Hal ini karena hammer tes bersifat non-destructive test (NDT) alias tidak menimbulkan kerusakan sehingga pengujian pada pondasi bangunan tidak akan mempengaruhi pada bangunan.
  • Pengujian dapat dilakukan sendiri maupun menggunakan jasa sehingga lebih murah. 
  • Hasil analisa bermanfaat untuk data perbaikan yang akan dilakukan oleh pengelolah bangunan.   
  • Pengujian tidak memerlukan waktu lama karena alatnya praktis dan tidak memerlukan tingkat keahlian tinggi. 

Kekurangan

Walaupun kelebihannya cukup banyak, Pins juga harus tahu bahwa alat ini juga memiliki sejumlah kekurangan. Sebaiknya para kontraktor mengetahuinya agar saat memilihnya bisa mengetahui apa saja kekurangannya, yaitu: 

  • Akurasi dari hasil pengujiannya rendah. 
  • Pengujian sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor di lapangan, seperti tingkat kerataan permukaan, kelembapan permukaan beton, agregat kasar, usia beton, derajat karbonisasi, dan lain-lain.
  • Proses kalibrasi hasil pengujian cenderung sulit. 
  • Proses peroleh informasi juga minim. Selama proses pengujian, Pins anya memperoleh data berkaitan dengan karakteristik beton pada tingkat permukaan saja. 

Cara Menggunakan Hammer Test

Sebelum mengetahui bagaimana cara memakai Schmidt Hammer untuk mengukur struktur beton, Pins sebaiknya tahu dulu bagaimana cara kerjanya. Secara sederhana, Rebound Hammer bekerja dengan melontarkan pemukul (hammer) yang terdapat pada alat tersebut.

Kemudian, hammer dilepaskan oleh pegas (spring) yang memiliki kekakuan pegas tertentu. Proses pengujian memakai alat hammer ini dilakukan pada elemen struktur beton seperti balok, kolom dan pelat pada sejumlah titik yang dianggap representatif. 

Pada balok dilakukan pada sisi kiri, tengah dan kanan. Jika elemennya berupa pelat, maka dapat dilakukan pada sudut pelat dan di tengah pelat. Lalu untuk kolom Pins bisa melakukan pengujian pada sisi atas, tengah dan bawah.

Untuk menggunakan dalam pengukuran kuat tekan struktur beton, berikut ini gambaran langkah-langkahnya: 

  • Pins bisa mengeluarkan plunger dari alat concrete hammer. Caranya tekan secara tegak lurus pada elemen struktur yang akan dilakukan pengujian.  
  • Apabila Pins ingin mengetahui kuat tekan, lihatlah dan pelajari grafik hubungan nilai pantul dengan kuat tekan beton
  • Kenakan alat pada permukaan keras. 
  • Hammer akan memantul, atau disebut rebound. Besaran rebound inilah yang nantinya akan dipakai menjadi ukuran kekerasan permukaannya. 
  • Bacaan nilai rebound dapat dikonversikan dalam skala menjadi kuat tekan.
  • Selanjutnya ratakan dan bersihkan titik uji luasan permukaan betonnya dari lapisan penutup.

Perlu diingat bahwa bacaan nilai rebound sangat sensitif terhadap variasi kondisi permukaan beton. Sebagai contoh, jika hammer mengenai agregat atau material granular, maka dapat memperoleh nilai bacaan rebound yang tinggi.

Demi mendapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat, maka dalam sekali pengujian atau satu titik uji dilakukan antara 10 sampai dengan 20 pukulan pada luasan sekitar 5×5 cm2. 

Itulah informasi seputar hammer test yang dapat Pinhome sampaikan. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

Baca Juga: Abutment


Temukan pilihan rumah terlengkap di Aplikasi Pinhome. Untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti bergabunglah menjadi rekan agen properti bersama kami dan iklankan properti kamu di sini.

Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai properti di Property Academy by Pinhome. Gabung menjadi Rekan Jasa Pinhome melalui aplikasi Rekan Pinhome di App Store atau Google Play Store sekarang!

Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome PINtar jual beli sewa properti.