Kamus Istilah Properti

Depresiasi

istilah properti

Depresiasi

Depresiasi adalah sebuah metode penyusutan yang dapat mempengaruhi nilai aset dalam pembukuan perusahaan terutama pada aset tetap (fixed asset) dengan memperhitungan berbagai kondisi seperti waktu pemakaian serta kegunaannya.

Apa itu Depresiasi?

Depresiasi adalah
(Alamy)

Pernah mendengar depresiasi, Pins? Mengetahui apa itu depresiasi adalah hal yang penting, terutama bagi seorang pebisnis maupun yang bergelut dalam bidang akuntansi. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)  depresiasi merujuk pada turunnya nilai, penyusutan nilai (seperti mata uang). Lebih lengkap, Bank Indonesia (BI) menjelaskan depresiasi sebagai penurunan nilai suatu mata uang terhadap mata uang lain sesuai dengan keadaan pasar dalam sistem kurs mengambang.

Depresiasi adalah salah satu istilah dalam pencatatan akuntansi. Dalam pembukuan, depresiasi adalah sebuah metode penyusutan yang dapat mempengaruhi nilai aset perusahaan terlebih lagi pada aset tetap (fixed asset) yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaatnya. 

Pasalnya, suatu aset dapat mengalami penurunan kondisi fisik, pengurangan fungsi, maupun terjadi keusangan seiring dengan berjalannya waktu sehingga menyebabkan terjadinya depresiasi. 

Semakin banyak nilai aset tetap atau fixed cost yang menurun, maka harga jualnya pun juga akan menurun. Aset tetap sendiri merupakan aset jangka panjang yang berguna untuk operasional perusahaan.

Contoh aset tetap yang paling umum yaitu gedung, tanah, peralatan kantor, perkakas, kendaraan seperti mobil dan traktor, dan lain sebagainya. Namun tanah dan gedung bisa saja dikecualikan dalam penyusutan sebab nilai tanah dan gedung dapat meningkat dalam kurun waktu tertentu.

Depresiasi atau penyusutan dapat mempengaruhi nilai aset tetap karena nilainya berkurang dalam neraca oleh penyusutan sehingga mempengaruhi laba bersih dan dianggap sebagai beban biaya (expense) dan pengeluaran dalam laporan keuangan.

Perhitungan depresiasi hanya berlaku pada aset tetap yang ada wujudnya. Aset tetap yang tak berwujud seperti hak cipta, merek dagang, lisensi, franchise, dan lain sebagainya tidak termasuk ke dalam penyusutan aset tetap. 

Baca juga:

Tujuan Perhitungan Depresiasi

(Unsplash)

Seorang akuntan wajib mengetahui bagaimana cara menghitung biaya penyusutan suatu aset. Hal ini akan sangat berguna ketika ia membuat laporan keuangan dan menghindari adanya manipulasi maupun hal lainnya yang merugikan perusahaan. 

Selain itu, ada beberapa manfaat dan tujuan perhitungan biaya penyusutan, antara lain: 

Mempermudah Perhitungan Laporan Keuangan Tiap Periode

Perusahaan dapat semakin mudah dalam menghitung laporan keuangan dengan mengetahui biaya depresiasi tiap periode. Bahkan, perusahaan akan terbantu ketika akan mempertimbangkan pengambilan suatu keputusan berkaitan aset. 

Biaya penyusutan ini juga dapat dijadikan modal cadangan untuk membeli aset baru karena aset lama tidak bisa dimanfaatkan lagi. 

Harga Awal Aset Lebih Mudah Diketahui

Pins sebaiknya meninjau berapa harga awal sebuah aset, apa manfaat, dan juga penggunaannya agar lebih tepat guna. Untuk itulah, tujuan utama dari perhitungan depresiasi adalah agar pemilik usaha, investor, maupun akuntan dapat mengetahui berapa harga awal aset. 

Hal ini berkaitan dengan kepemilikan aset dan hak gunanya. Dengan dua komponen ini, maka harga awal aset, beban operasional dan keuntungan, juga dapat diperhitungkan. 

Informasi Keuntungan

Dengan menghitungkan biaya penyusutan suatu barang atau aset, ternyata memiliki manfaat yang ketika Pins hendak menghitung perolehan keuntungan atau laba perusahaan. 

Seperti yang diketahui, dalam laporan keuangan wajib mencatat pengeluaran aktiva awal dan aktiva cadangan, yang di dalamnya termasuk biaya penyusutan. 

Meminimalisasi Kerugian

Terakhir, dengan memperhitungkan biaya penyusutan, maka perusahaan dapat meminimalisir kerugian lebih dini. Seperti yang diketahui, membeli aset baru tidak selalu memberikan keuntungan, bahkan bisa jadi menambah sumber kerugian perusahaan. 

Dengan adanya penyusutan ini, pemilik bisnis tentu akan lebih memaksimalkan aset agar lebih menghasilkan keuntungan. Pada waktu bersamaan, lebih baik menyiapkan alokasi dana sebagai cadangan membeli aset baru yang memang nilainya selalu mengalami penyusutan. 

Baca juga:

Faktor yang Mempengaruhi Depresiasi

depresiasi
(Alamy)

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan adanya depresiasi pada akuntansi perusahaan ataupun bisnis perorangan. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi penyusutan nilai aset:

Biaya Perolehan (Acquisition Cost)

Biaya perolehan merupakan biaya dasar dalam perhitungan terhadap banyaknya depresiasi yang dialokasikan dalam kurun waktu tertentu. Acquisition cost merupakan faktor utama untuk menentukan berapa besaran nilai penyusutan dari aset tetap.

Contoh yang termasuk dalam biaya perolehan yaitu seperti harga pembelian aset, pengadaan alat industri, delivery cost, assembling cost, dan lain sebagainya.

Perkiraan Nilai Residu (Estimated Residual Value of Asset) 

Nilai residu merupakan nilai yang dapat direalisasikan saat sebuah aset dijual atau sudah tidak dipergunakan kembali. Nilai ini pun juga didapatkan dari adanya nilai sisa hasil dari suatu aset dari penjualan, hasil sewa atau aset yang diputarkan sesuai cara pemeliharaan kebijakan bisnis.

Akan tetapi, jika sebuah aset tetap tidak digunakan lagi karena tidak menghasilkan manfaat atau keuntungan, maka nilai residu dari aset tersebut tidaklah besar.

Perkiraan Umur Ekonomis (Estimate Economical Life Time of Asset)

Kebijakan perawatan dan pemeliharaan memengaruhi perkiraan atau estimasi masa pakai suatu aset. Satuan yang dipakai untuk perkiraan yaitu waktu, jam kerja dan hasil produksi. Akan lebih baik bila biaya pemeliharaan dari aset yang rusak secara fisik pun juga diperhitungkan.

Perkiraan umur manfaat ini menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menyelamatkan aset. Jika suatu saat nanti dibutuhkan tindakan ekonomi, pelaku bisnis atau perusahaan dapat mempertimbangkan hal ini.

Baca juga:

Cara Menghitung Depresiasi Aset

cara menghitung depresiasi
(Alamy)

Konsep sederhana perhitungan depresiasi dalam akuntansi adalah pengurangan biaya dari aset tetap secara sistematis sampai nilai aset tersebut tidak memiliki nilai ekonomi sepenuhnya. 

Pada praktiknya, cara menghitung depresiasi dapat dilakukan dengan sejumlah metode dan rumus tertentu. Berikut ini metode perhitungan depresiasi: 

Aktivitas

Cara mengukur depresiasi pada metode ini lebih berfokus pada fungsi produktivitas berdasarkan pemanfaatan aset. Dengan metode ini, Pins dapat menghitung penyusutan dari hasil produktivitas aset.

Sehingga, metode ini pun hanya terbatas pada situasi yang derdasarkan pada aktivitas bukan waktu. Berikut rumus yang dapat digunakan untuk menghitungnya: 

Depresiasi = [(Biaya Perolehan ― Nilai Residu) × Estimasi Usia Penggunaan] : Usia Produktif

Garis Lurus

Metode ini merupakan metode yang paling umum digunakan oleh berbagai kalangan. Metode garis lurus ini menggunakan penghitungan dari fungsi waktu bukan dari fungsi penggunaan.

Sehingga, hasil penghitungannya pun dianggap kurang akurat karena catatan aset yang digunakan sama setiap periode. Berikut ini cara menghitung depresiasi aset dengan nilai residu dan tanpa nilai residu.

Dengan nilai residu:

Depresiasi = (Hasil Pendapatan – Nilai Residu) / Usia Ekonomis

Tanpa nilai residu:

Depresiasi = Hasil Pendapatan / Usia Ekonomis

Beban Menurun

Metode selanjutnya adalah beban menurun yang berarti penghitungan ini berfokus pada biaya penyusutan yang lebih besar dengan melihat acuan total pendapatan tahunan dan penurunan saldo di tahun pertama lalu lebih kecil pada tahun-tahun berikutnya.

Dengan metode ini, maka beban penyusutan nilainya lebih besar dari periode awal, namun mengecil pada periode selanjutnya. Berikut rumus untuk menghitung penyusutan:

Penyusutan = Biaya Perolehan Aset x Presentasi Penyusutan

Saldo Menurun Ganda

Cara menghitung depresiasi berikutnya yaitu dengan metode saldo menurun ganda. Pins dapat menghitung dengan melihat biaya penyusutan garis lurus tanpa nilai residu, lalu dilipatgandakan. 

Dengan perhitungan ini, maka Pins dapat mengetahui nilai penyusutan melalui nilai buku aset setiap awal waktu. Apabila ingin memakai metode ini, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Depresiasi = (Harga Perolehan : Usia Ekonomis) × 2

Unit Produksi

Metode depresiasi unit produksi adalah cara menghitung depresiasi yang digunakan dengan memperhitungkan aset dalam satuan waktu (jam) dan berat (kg). Pins dapat memakai rumus sebagai berikut:

Depresiasi = (Harga Pendapatan – Nilai Residu) x (Pemanfaatan Aset : Estimasi Usia)

Depresiasi Khusus

Metode depresiasi terakhir adalah metode khusus sesuai dengan kebijakan perusahaan atau akuntan. Tujuan memakai metode depresiasi khusus adalah untuk mengetahui manfaat dari penurunan nilai aset.

Ini merupakan metode terakhir yang dapat dilakukan karena ada beberapa penghitungan penyusutan yang memiliki karakteristik tertentu, sehingga memerlukan penghitungan yang khusus.

Maka dari itulah, dengan perhitungan penyusutan khusus tidak memerlukan rumus depresiasi. Sebagai gantinya, Pins dapat menggunakan dua tipe dalam penghitungan ini, yaitu:

  • Kelompok : Perhitungan sekumpulan ativa yang memiliki fungsi yang sama.
  • Campuran : Perhitungan lebih fleksibel terhadap kemauan dan kemampuan akuntan.

Metode kelompok digunakan sebagai cara mengukur aktiva homogen dengan kemiripan fungsi. Sementara, metode campuran digunakan dengan memakai cara yang dipakai akuntan.

Nah, demikian informasi mengenai depresiasi atau penyusutan yang dapat Pinhome sampaikan. Bagi perusahaan berskala besar, menengah, maupun kecil, nilai depresiasi adalah hal penting untuk diketahui. 

Perlu diingat, kesalahan dalam perhitungan depresiasi ini dapat memberikan dampak negatif bagi perusahaan, terutama terkait biaya pajak perusahaan yang harus dikeluarkan yang tentu menjadi tidak sesuai. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Pins!

Baca juga:


Temukan pilihan rumah dan apartemen terlengkap di Aplikasi Pinhome. Dapatkan properti idaman melalui program NUP untuk akses eksklusif. Untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti bergabunglah menjadi rekan agen properti bersama kami dan iklankan properti kamu di sini. 

Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai properti di Property Academy by Pinhome. Gabung menjadi Rekan Jasa Pinhome melalui aplikasi Rekan Pinhome di App Store atau Google Play Store sekarang!

Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome PINtar jual beli sewa properti.