Situbondo

Jawa Timur

Situbondo

Kabupaten Situbondo merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang cukup dikenal dengan sebutan Daerah Wisata Pasir Putih. Kota ini terletak di daerah pesisir utara pulau Jawa, dikelilingi oleh perkebunan tebu, tembakau, hutan lindung Baluran dan lokasi usaha perikanan. Dengan letaknya yang strategis, di tengah jalur transportasi darat Jawa-Bali, kegiatan perekonomiannya tampak aktif. Situbondo mempunyai pelabuhan Panarukan yang terkenal sebagai ujung timur dari Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan di pulau Jawa yang dibangun oleh Daendels pada era kolonial Belanda.

Pada mulanya, nama Kabupaten Situbondo adalah Kabupaten Panarukan dengan ibu kota Situbondo, sehingga pada masa pemerintahan Belanda oleh Gubernur Jendral Daendels yang membangun jalan dengan kerja paksa sepanjang pantai utara pulau Jawa dikenal dengan sebutan "Jalan Anyer – Panarukan" atau lebih dikenal dengan "Jalan Daendels", kemudian seiring waktu berjalan barulah pada masa Pemerintahan Bupati Achmad Tahir diubah menjadi Kabupaten Situbondo dengan ibu kota Situbondo.

Terdapat 2 pendapat yang mengatakan tentang asal nama Situbondo, dari nama seorang pangeran asal Madura yang bernama Aryo Gajah Situbondo, yang makamnya ditemukan di wilayah kota. Ada juga yang menyebutkan berasal dari kata siti bondo, yang berarti tanah yang mengikat, untuk menegaskan bahwa daerah ini menarik setiap pendatang yang tiba untuk menetap di Situbondo. Situbondo menggunakan bahasa Madura, ini karena posisi Situbondo itu lurus dengan pulau Madura. Sehingga pada zaman dahulu banyak para pedagang-pedagang dari Madura itu sendiri pergi ke Situbondo. Meskipun menggunakan bahasa Madura, tetapi bahasa yang digunakan di Situbondo sedikit berbeda, yaitu pada dialeknya.Situbondo bagian timur (Panarukan-Banyuputih) dialek yang digunakan dekat dengan gaya Sumenep, sedangkan Situbondo bagian barat ( Panarukan-Besuki ) dialek yang digunakan dekat dengan Sampang.

Situbondo pada zaman dahulu merupakan suatu situ atau danau besar. Pada zaman kejayaan kerajaan-kerajaan Jawa, Situbondo merupakan bagian dari konflik-konflik perebutan wilayah dan kekuasaan kerajaan Majapahit dengan kerajaan Blambangan, dan di daerah inilah diyakini perang Paregreg sebagai bagian dari kehancuran Majapahit terjadi. Penduduk Situbondo berasal dari beragam suku, mayoritas berasal dari suku Madura. Pada tahun 1950 sampai 1970-an, kehidupan perekonomian kebanyakan ditunjang oleh industri gula dengan adanya 6 perkebunan dan pabrik gula di sekelilingnya, yaitu di Asembagus, Panji, Olean, Wringin Anom, Demas, dan Prajekan. Dengan surutnya industri gula pada tahun 1980 dan 1990-an, kegiatan perekonomian bergeser ke arah usaha perikanan. Usaha pembibitan dan pembesaran udang menjadi tumpuan masyarakat.

Hunian di Situbondo juga tidak kalah menarik. Walaupun bukan daerah yang besar, tetapi telah banyak dibangun perumahan yang menawarkan harga terjangkau dan berkualitas di Situbondo. Tidak heran, daerah ini kini juga semakin banyak diminati. Tertarik membeli rumah di Situbondo?

Populasi689.893 jiwa
Luas Wilayah1.693 km²
Plat kendaraanP

Fasilitas Umum di Situbondo