Tradisi di Bandung yang Masih Lestari Hingga Saat Ini
Dipublikasikan oleh Yusuf Ammar Ilman ∙ 2 January 2021 ∙ 5 menit membaca

Daftar Isi
Bandung memang tidak pernah berhenti menawarkan destinasi wisata yang indah dan menarik. Kota kembang ini juga turut menjaga kelestarian budayanya dengan menyelenggarakan aneka festival Bandung.
Meski waktu terus bergulir dan zaman terus berubah. Tradisi yang ada tetap harus dilestarikan untuk menjaga kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Jika kamu memiliki rumah di Bandung pasti tak akan pernah bosan karena berbagai festival yang ditawarkannya.
Salah satu festival yang masih rutin digelar adalah Festival Bandung Lautan Api. Tentu kamu masih ingat bukan sejarah tentang peristiwa Bandung Lautan Api?.
Nah, festival ini digelar setiap tahunnya. Tujuannya untuk menghargai jasa para pahlawan yang terlibat dalam peristiwa Bandung Lautan Api. Berikut penjelasan beberapa tradisi atau festival Bandung yang masih dilestarikan hingga kini.
Festival Bandung Lautan Api
Seperti namanya, festival ini mengingatkan kita pada tanggal 24 Maret 1946 tentang peristiwa bersejarah yang ada di Kota Bandung.
Peristiwa dimana terjadi kebakaran besar yang sengaja dibuat masyarakat supaya Bandung tidak jatuh ke tangan penjajah dengan membakar rumah mereka sendiri.
Kala itu untuk mengusir tentara sekutu Inggris serta Nica maka Bandung Selatan berubah menjadi lautan api. Hingga kini peristiwa pilu itu dikenang oleh masyarakat Bandung sebab beberapa bangunan penting juga ikut dibakar.
Festival ini memiliki beberapa serangkaian acara di antaranya agenda ziarah ke makam pahlawan.
Kemudian upacara peringatan Bandung lautan api disertai pawai obor yang diikuti oleh perwakilan siswa dan karang taruna seluruh kecamatan di Bandung.Festival juga diikuti oleh aparatur negara seperti TNI dan tokoh masyarakat.
Seperti festival pada umumnya, masyarakat diminta memeriahkan suasana dengan menggunakan aneka kostum unik sambil menyanyikan yel – yel sepanjang perjalanan.
Pawai Jampana

Suku Sunda yang ada di Bandung masih menjaga dan melestarikan tradisi pawai Jampana. Pawai ini terdiri atas sekelompok orang yang memikul tandu berisi hidangan hasil bumi atau sedekah bumi.
Pawai Jampana diselenggarakan juga untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia dan hari jadi Kabupaten Bandung. Nantinya, tandu besar berisi makanan tersebut akan dibagikan kepada penonton dan peserta.
Baca Juga :
Reuneuh Mundingeun

Reuneuh Mundingeun merupakan upacara adat yang ditujukan kepada ibu hamil dengan usia kandungan menginjak 9 bulan atau lebih namun belum juga melahirkan.
Tradisi ini adalah upacara pengajian yang diadakan keluarga ibu yang sedang mengandung tersebut untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
Dalam acara ini, ibu hamil juga akan diberikan kalung kolotok mirip kerbau. Kemudian ibu tersebut akan diarak menuju kandang kerbau sambil membaca doa.
Bila tidak ada kandang kerbau maka alternatif lain adalah si ibu harus mengelilingi rumah sebanyak 7 kali.
Selama perjalanan, si ibu juga harus bertingkah selayaknya kerbau dan anak – anak akan mengiringinya sembari membawa cambuk.
Setelah semua proses selesai, ibu hamil membersihkan diri dan masuk ke dalam rumah. Tradisi ini dilakukan supaya Tuhan yang Maha Esa lekas memberikan karunia supaya anak yang sedang dikandung si ibu lekas lahir.
Braga Festival

Seperti namanya, festival ini digelar di Jalan Braga untuk memperingati hari jadi Kota Bandung. Braga Festival ini lebih mengedepankan sektor pariwisata dan kesenian khas Bandung.
Lebih dari itu festival ini juga menjadi wadah para seniman dan bentuk apresiasi kepada seniman yang telah tiada seperti Mang Udjo dan Braga Stones.
Festival ini seyogyanya sudah ada sejak tahun 1960 an. Bahkan pernah dijadikan perangko dengan konsep Braga festival pada era 30 Agustus-3 September 1961.
Braga festival biasanya dilaksanakan dalam tiga hari sekitar bulan Agustus- September. Setiap tahunnya festival ini diisi dengan konser musik dan didukung oleh penyanyi nasional khususnya yang berasal dari Bandung.
Bandung Light Festival

Bandung Light Festival adalah serangkaian acara yang digelar setiap tahun guna memperingati hari jadi Kota Bandung. Serangkaian festival dilaksanakan di sepanjang jalan Asia-Afrika.
Kamu bisa menikmati puluhan kendaraan hias dengan berbagai bentuk dan dipenuhi lampu warna – warni di festival ini. Setiap tahunnya ada konsep yang dipilih dalam perayaan ini.
Misalnya pada 2018 silam diangkat tema Legenda 1001 Malam. Dekorasi timur tengah menjadi daya tarik pada saat festival. Tokoh seperti Abu Nawas, Aladin hingga Cleopatra turut dihadirkan.
Baca Juga :
Tradisi Perang Tomat

Tradisi perang tomat biasa dilakukan warga Bandung Barat untuk memperingati datangnya bulan Muharram atau tahun baru Islam. Perayaan ini akan digelar selama tiga hari berturut – turut.
Perang tomat dilakukan pada hari ketiga setelah kegiatan merawat bumi dan pantun ruat di hari pertama dan kedua. Filosofi perang tomat ini menjadi ajang membuang sifat buruk dalam diri seseorang.
Tradisi perang tomat berlangsung selama 30 menit, setelahnya warga akan berkumpul dan menari diiringi musik tradisional Sunda. Kemudian sisa – sisa tomat yang berserakan dibersihkan dan dimanfaatkan menjadi kompos.
Itu dia sederet tradisi yang masih tetap dilestarikan oleh warga Bandung. Jika kamu tertarik untuk melihat langsung silahkan langsung tancap gas untuk pergi ke Bandung.
Untuk menikmati aneka festival Bandung sebaiknya ambil cuti panjang. Bandung juga memiliki berbagai objek wisata alam dan terkenal akan wisata kulinernya yang lezat.
Temukan beragam pilihan rumah seperti rumah baru di Bandung terlengkap di daftar properti & iklankan properti kamu di Jual Beli Properti Pinhome. Bergabunglah bersama kami di aplikasi Rekan Pinhome untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti.
Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai Properti di Property Academyby Pinhome. Download aplikasi Rekan Pinhome melalui App Store atau Google Play Store sekarang!
Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.
Editor : Nurchalimah