Benteng Pendem Ambarawa

Dipublikasikan oleh Fahima Inas Malaika dan Diperbarui oleh ∙ 13 August 2021 ∙ 5 menit membaca

Informasi paling lengkap mengenai Benteng Pendem Ambarawa √ Galeri Wisata √ Harga Tiket √ Lokasi √ Sejarah Benteng Pendem

Rumah di Semarang dikenal banyak menggunakan gaya kolonial Belanda. Hal ini karena masih ada banyak wisata bersejarah yang terlestari disini termasuk Benteng Pendem Ambarawa.

Bangunannya sendiri berbeda dengan Lawang Sewu, Kota Lama Semarang maupun Pagoda Avalokitesvara Semarang. Benteng berupa bangunan bertingkat yang mengisi lahan 6.5 hektar.

Walaupun begitu bangunan yang dikenal sebagai tempat bersembunyi pada masa penjajahan sering dijadikan lokasi foto. Misalnya kebutuhan foto prewedding maupun mengisi feed Instagram.

Nama asli benteng ini adalah Benteng Willem I yang di bangun pada tahun 1834. Dulunya dibuat sebagai tempat bertahan atau tempat persembunyian pada masa penjajahan.

Bangunan Benteng Pendem dulu pernah dijadikan sebagai tempat bertahan, tempat tawanan, markas besar TKR namun kini benteng digunakan sebagai Lapas kelas II A dan barak Militer TNI.

Galeri Foto Benteng Pendem Ambarawa

(Shutterstock)

Informasi Benteng Pendem Ambarawa

Informasi Benteng Pendem Ambarawa
LokasiBugisari, Lodoyong, Kec. Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah 50611
Harga TiketRp. 5.000
Reservasi
Jam Operasional08.00 – 17.00
Didirikan1834
Arsitek
Siaga BencanaYa
MapsMaps

Jika datang ke Semarang memang tidak lengkap bila tak mengunjungi Benteng Pendem. Kemegahan bangunan masih kental terasa walau sudah lebih dari 1 abad berdiri.

Baca Juga :

Sejarah Bangunan Benteng Pendem Ambarawa

(Kompas)

Benteng ini dibangun pada tahun 1834 oleh Pangeran willem I sebagai bentuk siasat perang pada waktu itu.

Lokasi bangunan tidak jauh dari Museum Kereta Api Ambarawa dan RSUD Ambarawa. Benteng peninggalan Belanda ini dibangun secara bertahap selama 18 tahun dalam kurun waktu 1861-1879.

Dulunya bangunan ini pernah tertutup tanah pesisir pantai sehingga tidak terurus. Pada 1986, pemerintah Cilacap mulai menggalinya kembali dan menjadikannya sebagai tempat wisata bersejarah.

Bangunan ini juga sempat beralih fungsi beberapa kali diantaranya :

Riwayat Penggunaan Benteng Pendem Semarang
1834 – 1845Pembangunan Benteng Pendem Ambarawa
1927Sebagai Penjara Tawanan Politik & Dewasa
1942 – 1945Kamp Militer Jepang
1945Markas Besar TKR ( Tentara Keamanan Rakyat )
1950Penjara Dewasa dan Barak Militer
1985Penjara Anak-anak dan Barak Militer
1991Penjara Kelas IIB dan Barak Militer
2003 – SekarangLapas Kelas II A dan Barak Militer

Meskipun usianya lebih dari 1 abad namun bangunan masih begitu kokoh dan hingga kini masih digunakan sebagaimana mestinya. Benteng mempunyai beberapa ruangan yang masih kokoh.

Nama Benteng Pendem sendiri digunakan karena terinspirasi dari benteng besar bernama Benteng Rhijnauwen di Belanda. Apalagi pembangunannya juga dilakukan di bawah tanah.

Awal ditemukannya ruangan dalam Benteng tersebut belum diketahui. Kini tercatat ada ruangan untuk gudang mesiu, gudang senjata, penjara, peluru, dapur, ruang perwira, barak bahkan klinik pengobatan.

Ada pula yang mengatakan adanya terowongan menuju benteng lain dan gua di pulau Nusakambangan. Sayangnya hingga kini belum ada bukti yang mendukung pernyataan tersebut.

Harga Tiket Masuk Benteng Pendem Ambarawa

(Shutterstock)

Harga TIket Benteng Pendem Semarang
HTM 1 Orang DewasaRp. 5.000
Parkir Motor / ( Kendaraan Roda 2 )Rp. 2.000
Parkir Mobil / ( Kendaraan Roda 4 )Rp. 5.000

Tiket masuknya terbilang murah karena ditempat ini kamu tidak hanya menikmati kemegahan Benteng melainkan bisa belajar sejarah secara langsung.

Jam Operasional Benteng Pendem Ambarawa

Jam Buka Benteng Pendem Ambarawa
08.0017.00

Didalamnya juga terdapat 10 sumur yang berguna untuk mata air dalam Benteng. Pada bagian atasnya terdapat 13 pucuk meriam yang mana 8 pucuk menghadap ke Samudra Hindia dan sisanya ke Selat Nusakambangan.

Di sekitar area Benteng terdapat 50 ekor rusa yang dibiarkan begitu saja. Rusa ini sendiri berasal dari Teluk Penyu yang awalnya hanya berjumlah 5 ekor saja.

Kini jumlah rusa tersebut berkembang seiring berjalannya waktu. Kawasan Benteng semakin terasa asri dengan kehadiran rusa-rusa yang sibuk melahap rumput disana.

Lokasi Benteng Pendem Ambarawa

Alamat Benteng Fort Willem I ini berada di desa Bugisari, Lodoyong, Kec. Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah dengan kode pos 50611.

Kamu juga bisa mengikuti arahan Google Maps berikut ini :

Benteng ini dibangun dengan perencanaan yang matang dan persiapan besar-besaran. Pembangunannya melibatkan penjaga, insinyur zeni bahkan 3.000 kuli pribumi serta tahanan yang dihukum kerja paksa.

Konon bangunan mampu menampung hingga 12.000 tentara. Bangunan induk letaknya terpisah namun sesuai dengan penjuru arah mata angin. Benteng juga memiliki banyak jendela untuk barak militer dan gudang logistik.

Rute Menuju Lokasi Benteng Pendem Ambarawa 

Ketika datang ke situs bersejarah ini, ada 2 jalur yang bisa dilewati. Jalur pertama yaitu jalan alternatif melewati RSUD Ambarawa atau bisa melewati pintu masuk lapas Ambarawa.

Dari situ kamu sudah bisa melihat bangunan bersejarah ini. Jika dari kota Semarang bisa ditempuh 1.5 jam dengan motor maupun mobil. 

Apabila melalui Jln Benteng Dalam perlu berhati-hati bila menggunakan mobil. Pasalnya jalan tak bisa digunakan untuk bersisian roda empat.

Benteng Pendem menjadi saksi bisu masa penjajahan Belanda. Fungsinya sebagai gudang bukan sebagai benteng pertahanan. Pembangunannya menghabiskan tenaga dan biaya yang besar dan kini menjadi wisata kebanggaan Semarang.

Baca Juga : 


Temukan beragam pilihan rumah seperti rumah baru di Bandung terlengkap di daftar properti & iklankan properti kamu di Jual Beli Properti Pinhome. Bergabunglah bersama kami di aplikasi Rekan Pinhome untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti. 

Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai Properti di Property Academyby Pinhome. Download aplikasi Rekan Pinhome melalui App Store atau Google Play Store sekarang!

Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.

Editor : Nurchalimah