Dipublikasikan oleh Mega Puspita Ratna dan Diperbarui oleh Achlisia Putri
Apr 6, 2023
2 menit membaca
Burung trucukan atau orang jawa biasa menyebutnya burung crocokan merupakan burung legendaries yang banyak digemari sejak zaman dahulu bersamaan dengan burung-burung yang lain seperti kutilang, poksai, jalak suren. Karean di samping sangat mudah dirawat, burung trucukan juga memiliki kicau yang keras dan juga khas begitupun dengan burung trucukan di alam bebas yang bisa anda berikan perawatan yang dibilang relative mudah.
Di alam bebas, biasanya burung malas menggunakan sarang lama yang pernah digunakannya. Setiap musim kawin tiba pasangan burung jantan maupun betina cenderung membangun sarang yang baru, tetapi tidak dengan burung trucukan di alam bebas yang sering kembali ke sarang lama dengan sedikit memperbaiki bahan-bahan penyusun sarang.
Pot yang digunakan burung trucukan untuk dijadikan sebagai sarang ini berisi tanaman anggur dari plastik dan berada di garasi. Tanaman buah dari plastik tentu bukan sesuatu yang asing di Indonesia.
Posisi pot ini menggantung dengan ketinggian 1,75 cm. induk betina dan jantan silih berganti mendatangi pot itu, sambil membawa bahan-bahan penyusun sarang yang telah didapatnya dari pepohonan yang ada di kebun seperti dedaunan kering, rumput kering dan sebagainya. Dengan naluri burung trucukan di alam bebas burung ini mampu menyusun bahan-bahan untuk membentuk sarang di bagian dalam pot.
Induk betina kemudian masuk ke dalam pot yang merupakan sarangnya, tepat di atas sarang seolah ia tidak peduli dengan kehadiran para penghuni rumah yang setiap hari pasti melewati kebun. Dan terkadang saat manusia menyapa burung trucukan pasti akan diresponnya.
Burung trucukan selalu kembali ke sarang lamanya, ini membuktikan bahwa trucukan memang merupakan spesies burung yang sudah mempu beradaptasi dengan perubahan lingkungan sekitarnya.
Mungkin ini juga menjadi tipikal burung jenis omnivore yang bisa memakan apapun bahan pakar yang ada di sekitarnya. Di alam bebas, burung trucukan sangat senang memangsa berbagai jenis serangga dan tanaman buah yang masih sering dijumpai di kota.
Untuk membedakan burung trucukan jantan dan betina adalah sebagai berikut:
Saat anaknya menetas, induk betina dan jantan akan sibuk mencari makanan, terutama di pepohonan yang ada di taman kota. Tak heran jika di setiap kota di Singapura hampir selalu dijumpai burung trucukan, entah burung itu sendiri, bersama pasangannya, maupun anaknya yang sudah terbang.
Adapun sarang burung Trucukan yang terbuat dari tanaman plastic sehingga menyerupai habitat aslinya itu bisa digunakan untuk burung-burung yang susah berjodoh, dengan begitu penyediaan tanaman plastic di dekat kotak sarang bisa menjadi alternative untuk merangsang pasangan burung agar mau berjodoh, segera kawin dan bertelur.
Demikianlah informasi seputar trucukan di alam bebas yang bisa disampaikan pada kesempatan ini, mudah-mudahan bisa menambah wawasan bagi anda para pecinta burung mania agar lebih ahli dalam memelihara burung anda. sekian dan terima kasih, semoga bermanfaat