Dipublikasikan oleh Eka Mandala dan Diperbarui oleh Syahya Rembulan
Agu 30, 2023
3 menit membaca
Daftar Isi
Jam gadang merupakan simbol ikonik di provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Tak jarang para wisatawan yang menjadikan tempat ini sebagai tujuan utama wisatanya. Bagaimana tidak, menara jam yang besar ini memang terbilang sangat unik dan memiliki sejarah di dalamnya. Penasaran tentang bagaimana sejarah jam gadang Bukit Tinggi? Berikut ulasan lengkapnya!
Jam Gadang adalah sebuah menara jam yang merupakan markah tanah kota Bukittinggi dan provinsi Sumatra Barat di Indonesia. Simbol khas Sumatera Barat ini pun memiliki cerita dan keunikan karena usianya yang sudah puluhan tahun.
Nama Jaa gadang diberikan oleh masyarakat Minangkabau kepada bangunan menara jam itu, karena memang menara itu mempunyai jam yang “gadang“, atau “jam yang besar” (jam gadang=jam besar; “gadang” berarti besar dalam bahasa Minangkabau).
Baca juga: Peta Sumatra Barat lengkap dengan 12 nama kabupaten dan kota
Adanya fenomenal bangunan menara jam bernama Jam Gadang yang sangat menarik pada waktu dibangun, sehingga sejak berdirinya Jam Gadang telah menjadi pusat perhatian setiap orang. Hal itu pula yang mengakibatkan Jam Gadang dijadikan penanda atau markah tanah Kota Bukittinggi dan juga sebagai salah satu ikon provinsi Sumatera Barat.
Mesin Jam Gadang diyakini hanya ada dua di dunia. Kembarannya tentu saja yang saat ini terpasang di Big Ben, Inggris. Mesin yang bekerja secara manual tersebut oleh pembuatnya, Forman (seorang bangsawan terkenal) diberi nama Brixlion.
Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazid Sutan Gigi Ameh. Peletakan batu pertama jam ini dilakukan putra pertama Rook Maker yang saat itu masih berumur 6 tahun. Jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Controleur (Sekretaris Kota).
Baca juga: Mengenal Rumah Adat Sumatra Barat, Fungsi, Ragam & Keunikannya
Pada masa penjajahan Belanda, jam ini berbentuk bulat dan di atasnya berdiri patung ayam jantan, sedangkan pada masa pendudukan Jepang, berbentuk klenteng. Pada masa kemerdekaan, bentuknya berubah lagi menjadi ornamen rumah adat Minangkabau.
Ukuran diameter jam ini adalah 80 cm, dengan denah dasar 13×4 meter sedangkan tingginya 26 meter. Pembangunan Jam Gadang yang konon menghabiskan total biaya pembangunan 3.000 Gulden ini, akhirnya menjadi markah tanah atau lambang dari kota Bukittinggi.
Ada keunikan dari angka-angka Romawi pada Jam Gadang ini. Bila penulisan huruf Romawi biasanya pada angka enam adalah VI, angka tujuh adalah VII dan angka delapan adalah VIII, Jam Gadang ini menulis angka empat dengan simbol IIII (umumnya IV). (Ref)
Demikianlah sekilas sejarah tentang jam gadang Bukit Tinggi, Sumatra Barat, Indonesia. Pada dasarnya, jam ini memang telah menjadi fenomenal sejak hari pembangunannya. Fenomena menara jam gadang yang sangat besar ini membuat masyarakat setempat menjadikannya simbol ikonik untuk Bukit Tinggi, Sumatra barat.
Baca juga:
Source featured image: Bola.com
Temukan pilihan rumah dan apartemen terlengkap di Aplikasi Pinhome. Dapatkan properti idaman melalui program NUP untuk akses eksklusif. Untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti bergabunglah menjadi rekan agen properti bersama kami dan iklankan properti kamu di sini.
Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai properti di Property Academy by Pinhome. Gabung menjadi Rekan Jasa Pinhome melalui aplikasi Rekan Pinhome di App Store atau Google Play Store sekarang!
Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.