Dipublikasikan oleh Aulia Ramadhanti
Apr 13, 2023
8 menit membaca
Daftar Isi
Kita tahu bahwa Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu-Budha yang masa kejayaannya tercapai ketika dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk (1350-1389). Itu sebabnya, begitu banyak peninggalan kerajaan Majapahit yang bisa kita temukan di Indonesia. Mulai dari prasasti, candi dan kitab-kitab. Bahkan, sampai saat ini banyak peninggalan kerajaan Majapahit yang kemudian dijadikan objek wisata.
Nah, di artikel ini, kami akan menjelaskan secara lengkap tentang sejarah singkat kerajaan Majapahit, daftar raja-raja, hingga peninggalannya masih tersisa. Silahkan dibaca sampai tuntas, ya!
Sejarah singkat tentang kerajaan Majapahit berawal ketika terjadi sebuah serangan yang dipimpin oleh Adipati Kediri (dari Jayakatwang) untuk membunuh kerajaan Singasari, yakni Raden Wijaya.
Hal ini dilakukan Adipati lantaran kerajaan Singasari menolak untuk membayar upeti. Akibat serangan tersebut, Raden Wijaya pun melarikan diri untuk mendapatkan perlindungan kepada Aryawiraraja yang berada di Madura.
Setelah berlindung dibawah naungan Aryawiraraja, Raden Wijaya diberi kekuasaan berupa wilayah hutan Tarik. Dan dari wilayah barunya tersebut lah Raden Wijaya mendirikan sebuah perkampungan yang diberi nama dengan “Majapahit”.
Dari berdirinya perkampungan ini pula kerajaan Raden Wijaya semakin mengembangkan kekuasaannya hingga ke berbagai daerah seperti Sumatera, Bali, Borneo, dan Filipina.
Baca juga: Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
Ada beberapa raja yang sempat menjabat di Kerajaan Majapahit ini, diantaranya :
Setiap kerajaan yang meninggalkan benda-benda bersejarahnya sudah dipastikan memiliki kandungan pesan atau filosofi didalamnya.
Begitu pula dengan peninggalan kerajaan Majapahit, dimana semua peninggalannya juga memiliki filosofi tersendiri.
Peninggalan Kerajaan Majapahit bisa dikatakan sebagai peninggalan terbanyak diantara kerajaan-kerajaan lain karena memiliki lebih dari 20 peninggalan yang menjadi warisan budaya Indonesia. Nah, berikut ini adalah daftar dari peninggalan kerajaan Majapahit yang ada di Indonesia.
Baca juga: Sejarah Awal Berdiri Kerajaan Pajajaran
Prasasti ini bercerita perihal kisah hidup Raden Wijaya sebelum menjabat sebagai seorang Raja Majapahit. Dalam kisahnya ia telah diselamatkan oleh Rama Kudadu dari kerajaan balatentara Yayakatwang.
Prasasti ini menggambarkan kejadian saat Raden Wijaya yang telah menjadikan keempat wanita dari Kertanegara sebagai putrinya.
Peninggalan kerajaan Majapahit yang satu ini mengisahkan tentang Prasasti Sukamerta.
Prasasti ini berisikan bentuk-bentuk pemerintahan dan sistem birokrasi kerajaan Majapahit, dengan kerajaan bawahannya yang berjumlahkan 14 kerajaan. Kerajaan bawahan ini dipimpin oleh seseorang yang sering disebut dengan sebutan Bhre.
Prasasti Majaphait ini menjadi bukti sejarah tentang pengaturan tempat-tempat penyeberangan di Bengawan Solo. Sekaligus pengaturan sumber air asin yang masuk untuk dijadikan sumber produksi garam.
Peninggalan kerajaan Majapahit berikutnya adalah Prasasti Karang Bogem, yang dimana merupakan simbol dari aset-aset berupa pembukaan daerah yang dijadikan sebagai lahan perikanan di kawasan Karang Bogem.
Bercerita mengenai pembebasan wilayah bagi penduduk Desa Katiden.
Prasasti Majapahit ini membahas masalah peresmian kawasan tanah di Alasantan untuk dijadikan Sima milik Rakryan Kabayan.
Peninggalan kerajaan Majapahit ini menjadi bukti peresmian Desa Kamban menjadi daerah pendidikan, yang dilakukan pada tanggal 12 Agustus 966 Masehi oleh Sri Maharaja Rake Hino Sri Isanawikrama Dyah Matanggadewa.
Prasasti ini dijadikan sebagai simbol penyerahan tanah secara turun-temurun kepada Mpungku Susuk Pager dan Mpungku Nairanjana, yang dengannya bermaksud untuk digunakan sebagai biaya pembuatan rumah do’a (Kuti).
Peninggalan kerajaan Majapahit Prasasti Wurare ini tercipta dari wujud persatuan antara Janggala dan Panjalu, yang dilakukan oleh Raja Sri Jnamasiwabajra pada tanggal 21 September tahun 1289.
Prasasti Maribong atau Triwulan II digunakan sebagai tanda pemberian hak perdikan bagi Desa Maribong oleh Wisnuwardhana pada tanggal 28 Agustus 1264.
Peninggalan kerajaan Majapahit ini menjelaskan bagaimana aturan dan ketentuan hukum yang ada di desa tepi sungai Brantas dan Solo sebagai tempat penyeberangan.
Desa-desa ini memiliki kewajiban untuk membayar sumbangan pada setiap pengadaan upacara-upacara keagamaan, namun pada satu sisi mereka tidak dikenakan wajib membayar pajak.
Kitab yang ditulis oleh Empu Prapnca pada tahun 1365 ini berisikan perihal informasi raja-raja Majapahit dan Kerajaan Singasari, keadaan kotanya, serta candi-candi.
Kitab ini bertuliskan tentang menjadinya seorang Buddha dari kalangan raja, bernama Sutasoma. Dan Mpu Tantular-lah yang menciptakan kitab sutasoma ini.
Baca juga: Kerajaan Islam di Indonesia lengkap
Kitab Arjunawiwaha yang diciptakan oleh Mpu Tantular mengisahkan tentang anak remaja yang bernama Arjunasasrabubu yang berhasil mengalahkan raksasa.
Kitab ini bercerita mengenai masa-masa kejayaan Kerajaan Majapahit dan Singasari.
Candi Cetho merupakan peninggalan kerajaan Majapahit yang berlokasi di lereng Gunung Lawu pada ketinggian 1496 Mdpl. Konon, candi ini dibangun pada abad ke 15 masehi di fase-fase berakhirnya kekuasaan kerajaan Majapahit.
Candi Brahu berlokasikan di daerah bekas ibu kota Kerajaan Majapahit, atau tepatnya di sebut Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Candi Sukuh merupakan Candi yang bercorak Agama Hindu. Akan tetapi banyak yang kurang setuju perihal pernyataan ini lantara adanyai corak yang kurang baik, yaitu bergambarkan kelamin-kelamin manusia secara nyata pada sebagian besar candi.
Candi Pari merupakan peninggalan kerajaan Majapahit yang berlokasikan di Desa Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Candi ini sebagai bukti akan adanya masa pemerintahan Prabu Hayam (1350-1389 M)
Candi Wringin Branjang merupakan candi yang dibuat hanya pada bagian badan dan atapnya saja tanpa ada bagian kaki candi dengan struktur bangunan berukuran panjang 400 cm, lebar 300 cm dan tinggi 500 cm. Pintu masuk dari candi ini berukuran tinggi 200 cm, dan lebar 100 cm yang berarah ke selatan.
Bangunan ini memiliki keunikan tersendiri, yaitu terdapat lubang ventilasi di bagian dindingnya, dengan dibuat menggunakan batu andesit.
Letak dari candi ini yaitu di Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Atau lebih tepatnya di daerah komplek Situs Gadungan, 100 Meter dari Situs Gadungan I sebelah baratnya.
Candi ini merupakan sebutan lain dari sebuah Gapura peninggalan kerajaan Majapahit pada abad ke 14, letaknya di Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Gapura ini dibangun dengan material bata merah, dengan tinggi 15,5 Meter, dan luas 13 x 11 Meter dan dengan menggunakan model pintu belah dua (kiri dan kanan).
Baca juga: 11 Hal Menarik Candi Sewu Klaten Jogjakarta [LENGKAP]
Candi Surawana merupakan peninggalan kerajaan Majapahit yang dibangun untuk menghormati seorang raja dari kerajaan bagian Wengker yang bernama Bhre Wengker pada tahun 1388 Masehi. Candi ini berlokasikan di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri ini dibangun pada abad 14.
Candi yang bercorak Hindu ini memiliki nama lain yaitu Bajrajinaparamitapura. Bangunannya dibuat dari tanah liat, namun uniknya mampu bertahan hingga sekarang. Padahal sudah bangunan candi Jabug sudah berumur ratusan tahun sejak peninggalan kerajaan Majapahit ini. Lokasi sendiri berada di Desa Jabug, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Candi Bajang Ratu atau Gapura Bajang Ratu adalah Gapura yang dibangun abad ke 14, yang merupakan salah satu Gapura terbesar pada masa kerajaan Majapahit.
Menurut Badan Pelestarian setempat, gapura ini dulunya merupakan pintu masuk bagi bangunan-bangunan suci sebagai memperingati wafatnya raja Jayanegara sekitar tahun 1328 Masehi.
Karena wujud dari candi ini masih memiliki misteri yang sulit dipecahkan. Itu sebabnya Candi Kedaton ini masih pada tahapan restoras yang berlangsung hingga sekarang.
Sangatlah disayangkan, candi unik yang satu ini tinggallah puing-puingnya saja. Padahal, menurut para ahli sejarawan, candi ini memiliki kombinasi bahan andesit pada bagian luar dan dalamnya.
Candi Grinting merupakan candi peninggalan kerajaan Majapahit yang informasinya belum dapat diketahui secara detail. Pasalnya candi ini ditemukan hanya pada bagian atau sisa-sisa pondasinya saja.
Sesuai dengan judulnya, kuburan Putri Campa adalah makan dari Putri Campa atau istri dari raja Majapahit pada akhir masa jabatannya. Putri Campa merupakan perempuan yang beragamakan islam, dan beliau wafat pada tahun 1448 Masehi.
Alun-alun Watu Umpak merupakan sebutan untuk sebuah bebatuan yang tersusun rapi dan berukuran cukup besar.
Adalah sebuah kolam dengan ukuran 800 x 500 meter persegi dan memiliki kedalaman 3 meter, serta memiliki tebal dinding 1,6 meter yang terbuat dari batu bata.
Kolam ini konon dahulu digunakan untuk menjamu tamu yang datang ke kerajaan Majapahit, kemudian mereka berenang dengan disajikan makanan-makanan mewah serta perak dan emas, sebagai wujud kemakmuran dari Kerajaan Mataram.
Lantai Segi Enam merupakan sisa bangunan rumah yang memiliki lantai berwujud paving dengan bentuk persegi enam, lantai ini berukuran 34 x 29 x 6,5 cm, dan terbuat dari tanah liat bakar.
Makam Troloyo merupakan kompleks pemakaman orang-orang islam pada masa kerajaan Majapahit, yang sudah ada pada tahun 1350 dan 1478 Masehi.
Baca juga: Kesultanan Mataram: Kerajaan Islam terbesar terakhir di Jawa
Candi yang memiliki lokasi di Lereng Gunung Bekal, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas memiliki lebar 13,52 Meter, tinggi 5,2 Meter, dan panjang 16,85 Meter. Serta b ahan untuk membuat candi ini berupa bahan batu kali.
Arca yang berukuran 5,7 meter ini dibuat sebagai penghormatan dari tokoh Buddha yang dikenal dengan nama Aksobnya, karena ia dapat menguasai arah mata angin di sebelah timur kerajaan Majapahit.
Pada tahun 1942, Museum Purbakala Trowulan dibangun oleh Ir. Henry Maclaine Pont dan Kanjeng Adipati Ario Kromojoyo Adinegoro. Museum ini dimaksudkan untuk menyimpan berbagai artefak hasil penelitian pada lingkungan Trowulan.
Peninggalan kerajaan Majapahit yang terakhir ialah Surya Majapahit yang berbentuk seperti koin bermotif matahari yang memiliki 8 sudut, dan tengahnya bergambarkan dewa-dewa kerajaan Hindu.
Ada banyak sekali peninggalan kerajaan Majapahit yang bisa kita temukan saat ini. Beberapa di antaranya seperti yang dijelaskan dalam artikel ini. Semoga penjelasan singkat ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan Anda mengenai sejarah kerajaan di Indonesia.
Temukan beragam pilihan rumah terlengkap di daftar properti & iklankan properti kamu di Jual Beli Properti Pinhome. Bergabunglah bersama kami di aplikasi Rekan Pinhome untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti.
Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai Properti di Property Academy by Pinhome. Download aplikasi Rekan Pinhome melalui App Store atau Google Play Store sekarang!
Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.