Kata Kata Pramoedya Ananta Toer
Daftar Isi
Pramoedya Ananta Toer merupakan salah satu tokoh yang diidolakan banyak orang, bukan hanya karena kata-kata dan karyanya, namun juga soal konsistensi dalam menyuarakan keadillan.
Nama asli beliau adalah Pramoedya Ananta Mastoer dan lahir pada tahun 1925.
Saat ini, Pramoedya Ananta Toer dikenal sebagai tokoh yang banyak menelurkan karya, mulai dari novel hingga berbagai buku pemikiran.
Karya Pramoedya Ananta Toer
Berikut beberapa karya dari Pramoedya Ananta Toer;
- Bumi Manusia
- Anak Semua Bangsa
- Rumah Kaca
- Jejak Langkah
- Gadis Pantai
- Nyanyi Sunyi Seorang Bisu
- Jang Sudah Hilang
- Bukan Pasar Malam
- Cerita Dari Blora
- Mangir
- Perburuan
- Arus Balik
- Dll
Profil dan Biografi Singkat Pramoedya Ananta Toer
Nama Lengkap | Pramoedya Ananta Mastoer |
Tempat, Tanggal Lahir | Blora, 1925 |
Profesi | Wartawan dan Penulis |
Pramoedya Ananta Toer adalah seorang yang dikenal tulisannya. Di masa kecil, seorang Pram menempuh pendidikan di sekolah radio Surabaya. Kemudian saat pendudukan Jepang, beliau bekerja sebagai juru ketik untuk surat kabar Jepang.
Meskipun hari ini beliau telah wafat, akan tetapi namanya selalu dikenang dari masa ke masa melalui karya-karyanya.
Baca Juga: Pidato dan Kata Kata Bung Tomo
Kata Kata Bijak Pramoedya Ananta Toer
1. Masa Terbaik
Masa terbaik dalam hidup seseorang adalah masa ia dapat menggunakan kebebasan yang telah direbutnya sendiri.
Bebas artinya merdeka, hal ini akan menjadi masa terbaik, terlebih kebebasan dan kemerdekaan adalah sesuatu yang begitu diimpikan.
Maka rasanya tidak terlalu berlebihan apabila Pramoedya Ananta Toer berkata demikian tentang kebebasan.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebebasan, akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu terdapat orang yang kehilangan akan kebebasannya.
Satu satunya cara untuk mendapatkan kebebasan itu dengan cara merebutnya, sebab jika diam saja, kebebasan itu tidak mungkin akan di dapat.
Sikap dan pemikiran yang berani ini mengingatkan kita pada salah satu sosok yang berperan bagi negara di masa lampau, yakni Jendral Soedirman.
2. Oraang Miskin
Kami memang orang miskin. Di mata orang kota kemiskinan itu kesalahan. Lupa mereka lauk yang dimakannya itu kerja kami.
Jika kita renungkan memang demikian, orang yang disebut miskin dan tinggal dikampung menyuplai bahan bahan pokok untuk orang di kota.
Semiskin-miskinnya orang yang tingga di kampung tidak akan semiskin orang miskin yang berada di kota.
Bisa saja meski orang kampung pendidikannya tidak setinggi orang yang di kota, namun mereka lebih humanis.
Perkataan Pramoedya Ananta Toer yang membela orang kecil serupa dengan kata-kata Ahok yang kerap kali membela masyrakat kecil.
3. Kehidupan Ini Seimbang
Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit.
Kehidupan ini seimbang, tidaklah berat sebelah, termasuk antara kebahagiaan dan kesedihan.
Dari kata-kata Pramoedya Ananta Toer di atas kita dapat belajar bahwa kita jangan sampai memandang salah satunya. Akan tetapi hendaknya memandang dengan keseluruhan.
Terlebih untuk kita yang percaya akan adanya hari akhir, hal tersebut itu hanyalah fana dan sementara, sedang yang kekal tentu di akhirat.
Dengan memandang kehidupan ini seimbang, dapat dipastikan kita akan menjadi orang yang lebih bijak.
4. Anggapan Pandai dan Bodoh
Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai.
Inilah anggapan tentang pandai dan bodoh kebanyakan orang, meskipun ada beberapa orang bodoh yang merasa pandai, hal itu tentu beda cerita.
Kata Pramoedya Ananta Toer dalam quotes ini soal bodoh dan pandai ingin mengingatkan bahwa sebagai orang yang berpendidikan hendaknya jangan merasa diri pandai dan merendahkan orang lain.
Demikian pula, jangan menganggap rendah diri dengan memandang orang lain lebih pintar dan pandai. Siapa pun dapat berkembang dan menjadi pintar.
5. Kehidupan yang Indah
Dan alangkah indah kehidupan tanpa merangkak-rangkak di hadapan orang lain.
Pramoedya Ananta Toer memiliki definisi lain tentang keindahan hidup, yaitu bebas, merdeka tanpa merangkak-rangkak di hadapan orang lain.
Orang yang merangkak rangkak di hadapan orang lain sama halnya dengan orang yang tidak merdeka dan dijajah.
6. Duniaku
Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji, dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya.
Sebuah kata-kata yang dikutip dari buku Pramoedya Ananta Toer dengan judul Minke, dimana jabatan, gaji, pangkat dan kecurangan bukanlah dunianya, namun yang jadi persoalan adalah bumi manusia.
Kata-kata ini merepresentasikan penulisnya, sebab dari ialah pemikiran ini muncul, terlebih di masa lalu Indonesia memiliki banyak sekali persoalan, baik itu pada masa Orde Lama Soekarno, ataupun orde baru Soeharto.
7. Hidup dan Mati yang Berarti
Hidup yang berarti, dan mati lebih berarti lagi.
Menjadi seorang manusia berarti merupakan keharusan. Ketika hidup mereka akan mendapatkan penghormatan, demikian juga setelah mati mereka akan dikenang karena kebaikan dan pengaruhnya.
Sudah saatnya kita semua memikirkan ini jika ingin menjadi manusia seutuhnya, meskipun terbilang sulit, namun percayalah dapat dilakukan.
8. Berterimakasih
Berterimakasihlah pada segala yang memberi kehidupan.
Manusia sama halnya dengan maKhluk lain, tidak dapat melakukan apapun dan tidak berdaya. Maka sudah sepantasnya berterima kasih kepada pemberi kehidupan.
Bentuk terimakasih itu dapat dilakukan dengan menjalani kehidupan sebaik mungkin, peduli terhadap sesama. Dengan demikian artinya kita telah berterimakasih kepada yang memberikan kehidupan.
9. Hanya Hewan yang Pandai
Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai.
Kata-kata di atas merupakan pendapat dari Pramoedya Ananta Toer, hal yang wajar apabila muncul pro dan kontra.
Namun hal yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah kemampuan manusia dalam memahami dan menciptakan sastra.
10. Menulis
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.
Menulis adalah perkara yang tidak mudah, sebab dibutuhkan komitmen dan konsistensi dalam melakukannya, jika tidak maka tidak dapat menjadi apa apa.
Orang yang memiliki karya, mereka abadi karena akan dikenang dari masa ke masa, berbeda dengan mereka yang tidak memilikinya.
Kata Kata Mutiara Pramoedya Ananta Toer
1. Perempuan Sejati
Jangan sebut aku perempuan sejati jika hidup hanya berkalang lelaki. Tapi bukan berarti aku tidak butuh lelaki untuk aku cintai.
Di antara kita pasti ada yang tidak tahu makna dari berkalang, kata ini memang sangat asing sekali di masyarakat umum.
Jika kita merujuk ke Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berkalang memiliki arti berbantal.
Sehingga kita dapat memaknai kata-kata Pramoedya Ananta Toer dalam Bumi Manusia di atas, perempuan sejati tidak tergantung pada lelaki. Akan tetapi bukan berarti tidak mencintai lelaki sama sekali.
2. Hari Esok yang Lebih Baik
Saya selalu percaya dan ini lebih merupakan sesuatu yang mistis, bahwa hari esok akan lebih baik dari hari sekarang.
Kita perlu optimis untuk hari esok dan masa yang akan datang, bahwasannya esok akan lebih baik dari pada hari ini dan masa sekarang.
Jika kita tidak memiliki rasa optimime ini bagaimana kita akan menghadaapi hari-hari dengan semangat.
Untuk itu hal ini amat penting kita pikirkan, dengan demikian kita akan menjadi seorang yang bersemangat dalam melakukan hal apapun.
3. Bayang Bayang
Tak ada satu hal pun tanpa bayang-bayang, kecuali terang itu sendiri.
Semua hal yang ada di dunia ini penuh dengan bayang-bayang, kecuali terang itu sendiri, sebab hal yang menciptakan bayang itu adalah terang.
Kata-kata mutiara Pramoedya Ananta Toer ini diambil dari karyanya dengan judul Bumi Manusia yang terbit pada tahun 1981.
Meskipun karya ini telah lama terbit, akan tetapi hingga saat ini masih eksis dan dikenal oleh masyarakat luas.
4. Ahli Hukum
Kalau ahli hukum tak merasa tersinggung karena pelanggaran hukum sebaiknya dia jadi tukang sapu jalanan.
Kata-kata ini merupakan salah satu kritik yang diluncurkan Pramoedya Ananta Toer terhadap pemerintah.
Selain seorang penulis, beliau terkenal sebagai seorang yang kerap mengkritik pemerintahan, baik pada masa Soekarno, ataupun pada masa Soeharto.
5. Kalian Pemuda
Kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri.
Ini pendapat Pramoedya Ananta Toer tentang pemuda, dimana kata beliau adalah seorang yang memiliki keberanian.
Jika tidak memiliki keberanian, mereka sama halnya dengan ternak, sebab memiliki fungsi yang sama, yaitu berternak diri.
Kata-kata dari seorang Pram ini tentu saja menjadi pengingat dan motivasi untuk kita semua agar menjadi seorang yang berani, tentunya dalam hal kebenaran.
6. Bukan Bencana Alam
Selama penderitaan datang dari manusia, dia bukan bencana alam, dia pun pasti bisa dilawan oleh manusia.
Ini pendapat Pram tentang bencana alam, yang mana jika sesuatu hal didatangkan oleh manusia, itu bukan bencana alam namnya. Sebab yang disebabkan oleh manusia masih dapat dilawan oleh manusia itu sendiri.
Banyak hal yang disebabkan oleh manusia, seperti peperangan, penindasan atau penjajahan. Semua hal itu dikarenakan oleh manusia, bukan bencana alam.
7. Depan Manusia
Orang bilang, apa yang ada di depan manusia hanya jarak. Dan batasnya adalah ufuk. Begitu jarak ditempuh sang ufuk menjauh.
Kutipan Pramoedya Ananta Toer yang dimbil dari buku Semua Anak Bangsa ini terkadang susah untuk ditafsirkan.
Akan tetapi terlepas dari maknanya, Pramoedya Ananta Toer adalah seoang yang piawai dalam membuat kata-kata indah.
8. Rasa Kemanusiaan
Kalau kemanusiaan tersinggung, semua orang yang berperasaan dan berfikiran waras ikut tersinggung, kecuali orang gila dan orang yang berjiwa kriminal, biarpun dia sarjana.
Manusia memiliki rasa, jika tidak maka jangan sebut ia manusia. Dengan rasa tersebut seorang manusia dapat membedakan mana yang salah dan benar. Terkadang rasa selalu lebih tahu daripada diri manusia itu sendiri.
9. Keringat, Usaha dan Pengalaman Sendiri
Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri bersuka karena usahanya sendiri dan maju karena pengalamannya sendiri.
Kenapa harus bahagia orang yang telah melakukan demikian, jawabannya tentu cukup sederhana, yaitu mereka telah mampu berdiri sendiri dan menjadi orang yang merdeka seutuhnya.
Sebab tidak jarang orang yang kelihatannya bebas, akan tetapi mereka terkekang oleh keadaan.
10. Kuat dan Dewasa
Bila akar dan batang sudah cukup kuat dan dewasa, dia akan dikuatkan oleh taufan dan badai.
Kata-kata di atas merupakan sebuah gambaran dari kehidupan manusia, yang mana jika seorang manusia telah cukup kuat, memiliki ilmu dan pengalaman, maka selanjutnya yang akan mendewasakan dia adalah ujian dan cobaan.
Kata orang bijak, maka bersyukurlah ketika diuji dan dicoba, artinya seorang akan naik tingkat dan kapasitasnya.
Kumpulan Quotes Pramoedya Ananta Toer
1. Hidup Sederhana
Betapa sederhana hidup ini sesungguhnya yang pelik cuma liku dan tafsirannya.
Dalam beberapa kesempatan Pramoedya Ananta Toer menyebut hidup ini sederhana. Apabila kita pikirkan memanglah demikian, terkadang yang sulit itu manusianya.
Beliau melanjutkan yang liku dan pelik itu tafsirnya, artinya manusia melihat dan memandang kehidupan itu sendiri.
2. Persahabatan
Persahabatan lebih kuat dari pada panasnya permusuhan.
Inilah mungkin yang disebut dengan kekuatan persahabatan, merupakan sebuah hubungan yang dapat mengalahkan segalanya.
Kita banyak mengenal kisah persahabatan sejati hingga akhir hayat, yang tak lekang oleh zaman dan waktu.
3. Menjadi Manusia
Saya pegang ajaran Multatuli bahwa kewajiban manusia adalah menjadi manusia.
Salah satu ajaran yang dipegang oleh Pram ialah Multatuli, dimana manusia memiliki kewajiban untuk menjadi manusia.
Bagi sebagian orang barangkali terdengar aneh, bagaimana manusia harus menjadi manusia, sedangkan ia sesungguhnya telah menjadi manusia.
Menjadi manusia di sini dalam artian pErilaku dan pemikiran, sebab tidak jarang manusia yang tidak dapat menjadi manusia itu sendiri.
4. Harus Mengenal Batas
Semakin tinggi sekolah bukan berarti semakin menghabiskan makanan orang lain. Harus semakin mengenal batas.
Banyak orang bijak, termsuk Pramoedya Ananta Toer mengunngkapkan bahwa hdiup ini haruslah mengenal batas.
Sebab kita tidak dapat hidup dengan seenaknya, meskipun menjadi manusia paling bebas sekalipun, batasan tetap mengikat.
Quotes dari Pramoedya Ananta Toer ini mengingatkan orang-orang yang berpendidikan tinggI untuk semakin mengenal batasan, bukan malah menghabiskan makanan orang lain.
Kemudian apabila kita merujuk terhadap fenomena hari ini, kita dapat menyaksikan bahwa orang yang seringkali menghabiskan makanan orang lain (korupsi) adalah orang berpendidikan.
5. Lelaki
Semua lelaki memang kucing berlagak kelinci. Sebagai kelinci dimakannya semua daun, sebagai kucing dimakannya semua daging.
Bagaimana menurut kalian mengenai quotes dari Pramoedya Ananta Toer satu ini? Ungkapan satu ini memiliki makna yang cukup luas bila ditafsirkan.
6. Biarlah …
Biarlah hati ini patah karena sarat dengan beban, dan biarlah dia meledak karena ketegangan.
Hati yang memiliki beban tentu saja akan lebih mudah patah, namun apabila boleh bertanya, hati siapa yang tidak memiliki beban?
Setiap orang normal di dunia ini memiliki beban hidup masing-masing, tidak terkecuali kita.
Namun seberapa besar beban yang kita tanggung haruslah kuat, sebab kita yakini apa yang dilakukan tidak akan ada yang sia-sia.
7. Guru adalah Korban
Seorang guru adalah korban, korban untuk selama-lamanya. Dan kewajibannya terlampau berat, membuka sumber kebajikan yang tersembunyi dalam tubuh anak-anak bangsa.
Pram menganggap guru adalah seorang korban untuk selamanya, sebab para guru memiliki tugas yang sangat berat, yaitu membuka sumber kebajikan yang ada dalam tubuh anak bangsa.
8. Sama Sama Rusak
Apabila rumah itu rusak, yang menempatinya pun rusak.
Meski bermakna cukup luas, tampaknya ungkapan satu ini tepat untuk menggambarkan kondisi suatu negar adan masyarakatnya. Bila suatu bangsa rusak, maka masyrakat yang tinggal di dalamnya juga akan terkena dampaknya.
9. Tentang Masa Lalu
Masa lalu tak perlu jadi beban, bila tak sudi jadi pembantu.
Memang benar adanya, masa lalu tidak seharusnya dijadikan sebagai beban jika ia tidak dapat membantu.
Akan tetapi alangkah baiknya, masa lalu dijadikan sebagai pembelajaran, sebab masa lalu adalah sesuatu hal yang berharga untuk pemiliknya.
10. Seorang yang Terpelajar
Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan.
Tidak hanya seoarang yang terpelajar, pada umumnya setiap manusia harus dapat melakukan ini.
Berlaku adil bukanlah perkara yang mudah, dibutuhkan proses belajar, pengalaman dan pertimbangkan agar seorang mengerti hal ini.
Nah, itu dia kumpulan kata kata bijak atau quotes dari Pramoedya Ananta Toer, semoga bermanfaat dan menjadi bahan renungan untuk kita semua.
Apabila kalian masih tertarik dengan quotes lain, dapat membaca kata kata Rocky Gerung.
Temukan beragam pilihan rumah terlengkap di daftar properti & iklankan properti kamu di Jual Beli Properti Pinhome. Bergabunglah bersama kami di aplikasi Rekan Pinhome untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti.
Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai Properti di Property Academy by Pinhome. Download aplikasi Rekan Pinhome melalui App Store atau Google Play Store sekarang!
Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.
Editor: Daisy
BAGIKAN ARTIKEL