BlogPemilik PropertiFinansialApa Itu Generasi Sandwich? Ini Tipe dan Ciri-cirinya!

Apa Itu Generasi Sandwich? Ini Tipe dan Ciri-cirinya!

Dipublikasikan oleh William Ciputra dan Diperbarui oleh Achlisia Putri

Okt 15, 2024

6 menit membaca

Copied to clipboard
Generasi Sandwich

Di tengah dinamika kehidupan modern, muncul fenomena sosial yang makin banyak dirasakan oleh orang dewasa di Indonesia, yaitu generasi sandwich. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan mereka yang terjebak di antara dua generasi—menghidupi orangtua dan anak-anak sekaligus. 

Berdasarkan realita tersebut, artikel ini akan membahas lebih dalam tentang apa itu generasi sandwich, ciri-ciri, hingga tantangannya. Jika merasa relate dengan cerita ini, mungkin Pins juga bagian dari generasi yang satu ini.

Apa itu generasi sandwich?

Generasi sandwich (sandwich generation) adalah istilah yang pertama kali muncul pada 1981 melalui buku Social Work. Buku ini merupakan karya seorang professor asal Kentucky University, Dorothy A. Miller.

Miller mendefinisikan bahwa sandwich generation adalah kondisi ketika seseorang harus menghidupi tiga generasi sekaligus dalam keluarganya. Keluarganya ini terdiri dari orangtua, diri sendiri, dan anak-anaknya.

Terkait hal ini, Miller menganalogikannya dengan roti sandwich, yaitu orang tua dan anak sebagai roti lapisan atas dan bawah. Sementara itu, diri sendiri diibaratkan sebagai daging atau isian sandwich yang dihimpit oleh kedua roti tersebut.

Di Indonesia, fenomena generasi sandwich semakin terasa. Berdasarkan survei tahun 2021 terhadap 1.828 responden usia produktif (25-45 tahun), sekitar 49 persen masyarakat Indonesia termasuk dalam kategori generasi sandwich.

Selain itu, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, 77,82 persen keluarga di Indonesia bergantung pada anggota keluarga yang bekerja. Hanya sekitar 7 persen yang mampu menghidupi dirinya sendiri melalui dana pensiun atau investasi. 

Menariknya, lebih dari 50 persen lansia di Indonesia tinggal bersama anak, menantu, hingga cucu dalam satu rumah. Hal tersebut tentu semakin memperkuat fenomena ini.

Baca juga: 7 Jurus Jitu Generasi Sandwich Agar Tetap Bisa Berinvestasi Untuk Diri Nya

Jenis generasi sandwich

Tipe Sandwich Generation

Ada beberapa tipe generasi sandwich yang bisa kita kenali, tergantung situasi dan tantangan yang dihadapi. Masing-masing punya tantangan tersendiri, tetapi juga peluang untuk mencari solusi.

1. Open Face Sandwich

Open face sandwich biasanya baru aja mulai merasakan tanggung jawab, biasanya pasangan muda yang belum punya anak. Meski belum ada tanggungan anak, mereka udah harus mendukung orang tua, terutama dari segi keuangan. 

Fokus mereka lebih ke perawatan dan dukungan emosional untuk orang tua, tapi keuangan mereka masih cenderung lebih fleksibel. 

Tantangannya? Mereka harus pinter-pinter membagi waktu dan prioritas antara kebutuhan pribadi. Misalnya, karier dan kehidupan sosial, sambil tetap merawat orang tua. Walaupun belum ada tanggungan anak, hidup mereka sudah mulai ngerasain tekanan dari dua sisi.

2. Traditional Sandwich

generasi sandwich

Nah, traditional sandwich ini biasanya orang-orang yang sudah masuk usia 40-50 tahun. Di satu sisi mereka harus merawat orang tua yang sudah lanjut usia, di sisi lain mereka juga masih harus membesarkan anak-anak. Kebayang kan, beban mereka? 

Mereka harus mikirin pendidikan anak, biaya hidup sehari-hari, dan di waktu yang sama juga ngurusin kebutuhan orang tua. Stresnya lumayan tinggi karena waktu buat diri sendiri hampir tidak ada. Itu sebabnya, mereka harus punya strategi mengatur keuangan yang super bijak. Jadi, semua kebutuhan keluarga bisa terpenuhi tanpa kebanyakan berhutang.

3. Club Sandwich

Kalau traditional sandwich udah ribet, club sandwich ini lebih ribet lagi. Mereka harus mengurus nggak cuma anak dan orang tua, tapi kadang juga cucu, bahkan kakek-nenek! Jadi, tanggung jawabnya bener-bener berlapis-lapis. 

Tidak heran kalau mereka sering kerja lebih keras atau cari kerja sampingan buat nutupin kebutuhan keluarga besar. Beban keuangan jelas berat, tapi yang nggak kalah sulit adalah ngatur waktu dan energi buat ngurusin semua orang.

Club sandwich harus pinter-pinter bagi waktu antara kerja, ngurus keluarga, dan tetap nyisihin sedikit waktu buat diri sendiri biar nggak burnout. Tantangannya besar, tapi mereka selalu cari cara buat bisa bertahan.

Ciri-ciri generasi sandwich

Generasi sandwich memiliki beberapa ciri khas yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa ciri utama yang mungkin membuat kamu berpikir, “Ini gue banget“. 

  • Merawat orangtua yang sudah lansia sambil membesarkan anak-anak. 
  • Harus membiayai kebutuhan hidup orangtua sekaligus anak. 
  • Banyak tuntutan yang membuat generasi ini keteteran dan tertekan. 
  • Sibuk mengurus keluarga hingga mengesampingkan waktu pribadi. 
  • Harus bisa mengelola pekerjaan, keluarga, hingga kebutuhan orangtua di saat bersamaan. 
  • Sering menunda impian, seperti masa depan pribadi, membeli rumah, hingga memulai bisnis karena prioritas keluarga.

Penyebab seseorang menjadi sandwich generation

Faktanya, seseorang tidak begitu saja menjadi sandwich generation. Ada beragam faktor yang membuat mereka menjadi sandwich generation. Berikut beberapa faktornya.

1. Menjadi harapan orangtua

Salah satu penyebab utama seseorang menjadi bagian dari sandwich generation adalah harapan orangtua. Banyak orangtua mengandalkan anak-anak mereka untuk mendukung mereka di usia tua. Hal ini terutama jika mereka tidak memiliki tabungan pensiun yang memadai atau jaminan sosial yang mencukupi.

Harapan ini seringkali tidak diungkapkan secara langsung, namun menjadi tanggung jawab moral bagi anak-anak. Artinya, mereka harus berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan orangtua mereka sambil tetap memenuhi kebutuhan keluarga inti mereka sendiri.

2. Kurang mampu mengatur keuangan

Kurangnya kemampuan dalam mengatur keuangan juga dapat menyebabkan seseorang menjadi bagian dari generasi sandwich. Pasalnya, banyak dari mereka yang mungkin tidak punya perencanaan keuangan yang baik atau investasi di usia muda yang cukup.

Akibatnya, mereka terjebak dalam siklus pendapatan yang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari tanpa ada tabungan atau dana darurat.

3. Efek domino dari generasi sebelumnya

Efek domino dari generasi sebelumnya juga berkontribusi pada terbentuknya sandwich generation. Jika orangtua tidak memiliki perencanaan keuangan yang baik dan mengandalkan anak-anak mereka untuk dukungan di masa tua, anak-anak tersebut akan cenderung mengulangi pola yang sama.

4. Biaya kehidupan cukup tinggi

Biaya kehidupan yang semakin tinggi juga menjadi faktor signifikan. Kenaikan biaya hidup, seperti harga rumah, pendidikan, dan perawatan kesehatan, membuat banyak orang harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Dengan memahami penyebab-penyebab ini, dapat lebih mudah untuk mengidentifikasi ciri-ciri sandwich generation dan mencari solusi yang tepat. Jadi, anak-anak bisa terbebas secara finansial dan mengatasi tekanan yang akan dihadapi.

Tantangan menjadi generasi sandwich

Menjadi bagian dari sandwich generation tentu bukan tanpa tantangan. Berikut beberapa tantangan yang sering mereka hadapi:

1. Kesulitan mengatur uang

Bayangkan kamu baru saja bayar uang sekolah anak, lalu orang tua mendadak minta bantuan biaya rumah sakit. Di sisi lain, kamu sedang mengumpulkan uang untuk DP rumah. Tantangan finansial ini sangat nyata bagi generasi sandwich, yang harus pintar-pintar mengatur prioritas keuangan.

2. Tekanan sosial

Ekspektasi dari lingkungan sekitar, seperti “anak yang baik harus menjaga orang tua” atau “orang tua yang bertanggung jawab harus memikirkan masa depan anak”, sering membuat generasi sandwich merasa tertekan. Mereka harus menjalankan peran ganda dan sering kali merasa tidak cukup baik di salah satu peran.

3. Minim waktu untuk diri sendiri

Dengan semua tanggung jawab yang harus diemban, sandwich generation sering kali mengorbankan waktu pribadi. Waktu untuk bersantai, mengejar hobi, atau bahkan sekadar beristirahat bisa terasa seperti kemewahan yang sulit didapat.

Generasi sandwich memang menghadapi beban ganda, baik finansial maupun emosional. Tapi, penting untuk diingat bahwa setiap tantangan selalu membawa peluang untuk tumbuh dan belajar.

Cara memutus rantai jadi generasi sandwich

Memutus rantai generasi sandwich bukanlah tugas yang mudah. Namun, dengan langkah-langkah yang tepat, kamu bisa membantu meringankan beban ini dan memberikan ruang untuk generasi berikutnya untuk hidup lebih bebas dan mandiri. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memutus rantai sandwich generation:

  • Mengajarkan pentingnya perencanaan keuangan sejak dini.
  • Pastikan memiliki tabungan pensiun yang memadai agar tidak membebani anak di masa tua.
  • Ajarkan anak untuk mengelola keuangan sendiri dan mempersiapkan diri secara finansial.
  • Pahami pentingnya rencana jangka panjang secara finansial.
  • Jaga kesehatan fisik dan mental untuk mengurangi biaya medis di masa tua.
  • Komunikasikan tentang tanggung jawab dan harapan untuk mengurangi tekanan emosional di keluarga.
  • Usahakan memiliki asuransi kesehatan dan asuransi jiwa untuk perlindungan finansial bagi keluarga.

Memutus rantai sandwich generation membutuhkan perencanaan dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga. Dengan langkah tepat, tekanan bisa berkurang. Generasi mendatang pun dapat menikmati hidup mandiri tanpa beban ganda.

Baca juga: Kesiapan Finansial Sebelum Beli Rumah Pertama!


Temukan pilihan rumah dan apartemen terlengkap di Aplikasi Pinhome. Cek properti pilihan kami dan temukan keunggulan, fasilitas menarik dan promo menguntungkan lainnya cuma di Pinhome! Cari tahu juga tips penting persiapan beli rumah dan KPR di blog Pinhome.

Hanya Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – Pintar Urusan Properti.

Copied to clipboard

Properti Rekomendasi

    Rp 550,8 Juta - Rp 1,5 Miliar
    Angsuran mulai dari Rp3,8 Juta/bln
      Rp 181 Juta
      Angsuran mulai dari Rp1,2 Juta/bln
        Rp 357,1 Juta - Rp 780 Juta
        Angsuran mulai dari Rp2,5 Juta/bln

        Properti Eksklusif: Green Paradise City

        Parung Panjang, Kab. Bogor
          Rp 1 Miliar - Rp 1,1 Miliar
          Angsuran mulai dari Rp7,2 Juta/bln

          Properti Eksklusif: The Agathis

          Pancoran Mas, Kota Depok

          © www.pinhome.id

          Pinhome App

          Coba Aplikasi Pinhome

          Cari, konsultasi, beli, hingga jasa perawatan rumah, semua ada!
          Unduh sekarang dan nikmati manfaatnya.

          iOS PCA DownloadAndroid PCA Download