Kamus Istilah Properti

Arsitektur Hijau

istilah properti

Arsitektur Hijau

Arsitektur hijau adalah konsep desain dan pembangunan yang didasarkan atas prinsip ekologis dan konservasi lingkungan untuk menghasilkan bangunan yang hemat energi serta ramah lingkungan.

Apa Itu Arsitektur Hijau?

arsitektur hijau
(S3DA Design)

Istilah arsitektur hijau atau green architecture dikenal juga sebagai arsitektur ekologis atau arsitektur ramah lingkungan. Pengertian arsitektur hijau adalah konsep desain dan pembangunan yang didasarkan atas prinsip ekologis dan konservasi lingkungan untuk menghasilkan bangunan yang hemat energi serta ramah lingkungan. 

Model arsitektur ini yaitu mengadaptasi sistem planet bumi dengan lingkungan ‘hijau’ alami untuk menciptakan bangunan baru maupun merenovasi bangunan yang ada. Dalam menciptakan sebuah bangunan, arsitek akan memanfaatkan energi dan sumber daya alam yang ada dengan lebih maksimal. 

Awal mula konsep ini sebagai bentuk tanggung jawab dalam melestarikan lingkungan. Hal ini pun dibuktikan dengan pemanfaatan material ramah lingkungan dan menggunakan bahan daur ulang agar prosesnya tidak merugikan apalagi merusak lingkungan sekitar.

Pada bangunan publik, gelar green building melalui sederet penilaian yang berbeda-beda di setiap negara. Misalnya di Amerika penilaian untuk bangunan hijau diberi nama LEED (Leadership in Energy and Environmental Design), di Jepang disebut CASBEE (Comprehensive Assesment System for Built Environment Efficiency) dan di Inggris dikenal sebagai BREEAM (Building Research Establishment Environmental Assessment Method).

Di Indonesia, penilaian terhadap bangunan hijau ditentukan oleh badan bernama GBCI (Green Building Council Indonesia) dengan sistem penilaian yang diberi nama Greenship.

Baca Juga:

Kriteria dan Prinsip Arsitektur Hijau

arsitektur hijau
(When on Earth)

Ciri khas dari arsitektur hijau adalah penggunaan material yang ramah lingkungan dan tidak merusak lingkungan. Adapun kriteria dan prinsip green architecture antara lain: 

Baca Juga: Akad

Conserving Energy 

Kriteria pertama dari arsitektur hijau adalah desain bangunan dipastikan mampu beradaptasi dengan lingkungan bukan mengubah lingkungan yang telah ada. Arsitek akan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi dibandingkan dengan listrik.

Selain itu, rumah yang menerapkan konsep ini juga akan memiliki banyak bukaan untuk meminimalkan penggunaan Air Conditioner (AC). Bangunan hijau juga tidak menggunakan pemanas buatan karena cahaya matahari sudah masuk melalui lubang ventilasi. 

Working with Climate  

Mampu beradaptasi dengan lingkungan menjadi prinsip sekaligus kriteria green architecture berikutnya. Para arsitek akan memanfaatkan kondisi alam, iklim, dan lingkungan sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan.

Salah satu wujud dari working with climate pada arsitektur hijau adalah arah bangunan yang menghadap sinar matahari, penggunaan sistem air pump, menerapkan sistem cross ventilation, serta menghadirkan tumbuhan hijau dan air. 

Respect for Site  

Dari sisi pembangunan pun green architecture memperhatikan interaksi antara bangunan dan tapaknya, baik dari konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya. Interaksi ini haruslah tidak merusak lingkungan sekitar.

Untuk mewujudkannya, perencanaan konsep arsitektur hijau dilakukan melalui pembuatan desain yang mengikuti bentuk lahan yang ada. Selain itu, desain arsitektur vertikal juga lebih dipertimbangkan jika permukaan dasar bangunan berukuran kecil. 

Respect for User  

Kriteria selanjutnya yaitu memperhatikan user atau dalam hal ini pemilik dan penghuni rumah, dengan bangunan secara keseluruhan. Sebab, kedua elemen ini sebenarnya saling terikat antara satu dan lainnya. 

Green architecture harus memperhatikan kondisi user-nya sehingga tak hanya menciptakan kebaikan bagi lingkungan, penghuni di dalam rumahmu menjadi nyaman untuk tinggal di dalamnya.

Reduce and Reuse Materials

Dari sisi material, bangunan hijau akan dirancang dengan mengoptimalkan material yang ada. Untuk itulah, penggunaan kembali dan daur ulang bahan harus dipertimbangkan mulai dari tahap desain struktur baru, dan dalam kasus pembongkaran, bahan harus mudah diambil dan digunakan kembali atau didaur ulang melalui perencanaan yang cermat.

Dengan arsitektur hijau, Pins bisa memanfaatkan material bangunan yang mudah didaur ulang untuk konstruksi sehingga jumlah pembuangan limbahnya jauh lebih sedikit. Meskipun bahan daur ulang, nyatanya bangunan hijau selalu memberikan desain dan tampilan yang menarik, ya, Pins!

Appropriate Technology

Kriteria ini mencakup pemanfaatan teknologi di dalam bangunan. Bangunan hijau akan menerapkan teknologi tepat guna dan berkelanjutan yang mampu memenuhi permintaan konsumen, mempertimbangkan waktu dan sumber daya alam yang diperlukan sejak tahap awal proyek dengan cara yang paling alami.

Selain itu, teknologi merencanakan ke depan dengan membuat ruang dan bahan yang digunakan sepenuhnya dapat digunakan kembali. 

Cara Menerapkan Arsitektur Hijau pada Hunian

arsitektur hijau
(Arch Daily)

Tujuan penerapan arsitektur hijau tak lain untuk supaya dapat beradaptasi dengan lingkungan yang sudah ada. Namun, selain itu ada beberapa cara jika Pins ingin menerapkan konsep ini pada hunian, antara lain: 

Gunakan Material Rumah yang Alami 

Material sustainable living dan ramah lingkungan harus diperhatikan terutama di bagian dinding, lantai, dan atap. Pins bisa memadukan material alami seperti batu bata, kayu dan bambu dalam rumah modern. 

Hindari material plastik karena sulit terurai. Manfaatkannya juga material daur ulang untuk berbagai ornamen atau furnitur lainnya. 

Pertimbangkan Jumlah Bukaan

Konsep green architecture pada bangunan secara tidak langsung akan mengurangi penggunaan konsumsi AC. Hal ini karena arsitektur ini sudah mengoptimalkan bukaan jendela dalam jumlah yang banyak untuk memaksimalkan udara alami.  

Sumber listrik pun cenderung memanfaatkan cahaya dan energi matahari ditambah pemakaian cat pada interior dengan warna cerah untuk memberikan efek terang tanpa harus menggunakan lampu di siang hari. Alhasil, biaya listrik pun menjadi dapat ditekan dan lebih hemat. 

Perbanyakan Lahan Hijau

Memperbanyak vegetasi atau lahan hijau juga bisa dipertimbangkan jika Pins ingin menggunakan konsep ini. Pins bisa menambahnya pada area taman depan, inner court, rooftop,  urban farming dan vertical garden

Gunakan tanaman hias, tanaman sayur-sayuran, tanaman buah, dan tanaman obat keluarga (TOGA) untuk ditanam di sana. 

Minimalkan Penggunaan Dinding Kaca 

Memang, bangunan yang memiliki dinding kaca lebih cantik dari sisi estetika. Tetapi sayangnya pengaplikasian dinding kaca bisa menimbulkan ‘efek rumah kaca’ yang memiliki dampak negatif bagi kelestarian alam.

Di Indonesia, rumah dengan dinding kaca yang sangat banyak juga tidak disarankan karena material ini tidak mampu menahan sinar matahari dan malah menghalau masuknya udara dari luar ke dalam ruangan.

Pertimbangkan Panel Surya sebagai Energi Cadangan

Jika Pins ingin menerapkan arsitektur hijau untuk menciptakan rumah lebih ramah lingkungan, maka penggunaan panel surya bisa dipertimbangkan. Hal ini menjadi salah satu cara melestarikan alam sekaligus mewujudkan konsep eco-house. 

Saat Pins memanfaatkan panel surya sebagai energi cadangan, maka tidak perlu khawatir dengan penggunaan listrik dan meningkatnya konsumsi bahan bakar.  

Contoh Bangunan Arsitektur Hijau di Indonesia

Di Indonesia sudah banyak contoh bangunan yang mengadaptasi arsitektur hijau melalui sistem penilaian Greenship. Penilaian ini terdiri dari enam kategori, yaitu konservasi air, tepat guna lahan, efisiensi dan konservasi energi, sumber dan siklus material, kualitas udara dan kenyamanan udara dalam ruang serta manajemen lingkungan bangunan. 

Berikut ini beberapa contoh arsitektur hijau yang memenuhi penilaian dari Greenship: 

Sampoerna Strategic Square

(Sampoerna Strategic Square)

Di Jakarta, Sampoerna Strategic Square terkenal sebagai gedung perkantoran ikonik dengan fasad bergaya klasik Eropa. Selain tampilannya yang unik, bangunan ini ternyata memperhatikan lingkungan.

Pada tahun 2012, Sampoerna Strategic Square menjadi bangunan yang mendapatkan sertifikat Greenship Existing Building Gold yang sukses melakukan manajemen sampah, daur ulang sumber daya dan meningkatkan kualitas udara, serta penghematan penggunaan air sebanyak 42 persen.

Baca Juga: Abutment

Menara BCA Jakarta

(Arsitag)

Ternyata bangunan hijau tidak harus menampilkan serba hijau pada bangunannya. Hal inilah yang tercermin dari Menara BCA Jakarta. Meskipun hanya sedikit unsur hijau, bangunan ini telah mengantongi sertifikat Greenship EB Platinum, yang merupakan kategori paling prestisius.

Pemberian sertifikat ini karena Menara BCA berhasil menghemat listrik sampai 35 persen meskipun memiliki 57 lantai. 

Baca Juga: Abodemen Listrik

Sequis Center

(Sequis Tower)

Contoh bangunan arsitektur hijau berikutnya yaitu Sequis Center yang berlokasi di Sudirman. Sequis Tower meraih predikat Gold Greenship Existing Building 1.0 dari Green Building Council Indonesia.

Bangunan ini terbukti menghemat pemakaian listrik sampai 28,12 persen dan menghemat penggunaan air sebesar 28,26 persen dari baseline.

Baca Juga: Ability to Pay

Wisma Subiyanto

(EDGE Building)

Bangunan ini dibuat oleh PT. PP Persero (Pembangunan Perumahan) sebagai green building di Indonesia. Buktinya hedung ini berhasil memperoleh sertifikat Greenship Silver untuk kategori bangunan baru atau New Building di tahun 2015. 

Gedung ini terdiri dari lima lantai dengan luas 4.950 m2 periode desain dan implementasi selama 12 bulan (selesai pada tahun 2013). Persentase green area yang cukup besar, yang tanaman nya juga berasal dari budidaya lokal menjadikan keunggulan dari bangunan ini. 

Gedung DUSASPUN

(GBC Indonesia)

Contoh bangunan green architecture berikutnya gedung DUSASPUN yang berada Gunung Putri. Gedung DUSASPUN meraih peringkat platinum untuk kategori New Building.

Hal ini terlihat dari pemanfaatan cahaya alami, batu bata bertulang, dan roof gardennya dibuat dengan menggunakan double glass yang mampu menahan panas.

Itulah informasi seputar arsitektur hijau yang bisa disampaikan. Arsitek yang fokus pada bangunan hijau, akan memiliki keterampilan dan mampu memenuhi kebutuhan klien dan menerjemahkannya ke dalam rencana desain yang bisa diterapkan. 

Jadi, apakah kamu tertarik mengusung konsep green architecture ini, Pins?


Temukan beragam pilihan rumah terlengkap di daftar properti & iklankan properti kamu di Jual Beli Properti Pinhome. Bergabunglah bersama kami di aplikasi Rekan Pinhome untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti. 

Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai Properti di Property Academy by Pinhome. Download aplikasi Rekan Pinhome melalui App Store atau Google Play Store sekarang!

Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.