Dipublikasikan oleh Maria Talitakumi dan Diperbarui oleh Achlisia Putri
Des 21, 2023
6 menit membaca
Daftar Isi
Untuk membuat pengecekan transaksi semakin mudah, tidak jarang pebisnis menggunakan invoice. Terdapat banyak contoh invoice, seperti untuk DP dan pelunasan, untuk tagihan, atau untuk pembayaran.
Oleh sebab itu, pada artikel ini, Pins akan banyak mengetahui serba-serbi mengenai invoice. Mari memulainya dengan membahas definisi invoice dan fungsinya berikut ini.
Baca juga: Pahami Perbedaan Biaya Provisi dan Biaya Administrasi
Dalam bahasa Indonesia, invoice dapat Pins artikan sebagai faktur. Faktur sendiri merupakan dokumen komersial dengan keterangan waktu, guna mencatat transaksi yang terjadi antara pembeli dan penjual.
Untuk bentuknya sendiri, terkadang Pins dapat menemukan faktur berjenis cetak atau digital. Jenis ini tergantung dari pihak penjual. Apabila transaksimu terjadi secara online, maka tidak jarang faktur yang mereka gunakan berbentuk digital.
Invoice harus penjual pahami isinya, sebab merekalah yang bertanggung jawab mengeluarkannya. Isi dalam invoice harus penjual ketahui, agar pengiriman barang atau penyediaan jasa semakin mudah.
Isi dalam faktur yang biasanya penjual gunakan untuk kredit barang/jasa, maka faktur harus mencantumkan ketentuan pembayaran secara jelas. Misalnya nomor rekening pelunasan dan tenggat pembayaran. Tak lupa obyek transaksi, seperti nama barang, unit, dan harga.
Apa sebenarnya fungsi dari invoice ini?
Kegunaan dari invoice tidak lain untuk pengendalian persediaan bagi pedagang. Dengan demikian, pedagang tidak perlu kerepotan setiap saat dalam mengecek jumlah barang yang telah terjual di gudang.
Invoice ini juga memiliki fungsi untuk melacak piutang. Seperti yang Pins ketahui, invoice juga tercantum tanggal jatuh tempo, sehingga pembuat invoice dapat mengetahui kapan uang akan masuk. Pelunasan yang tepat waktu dapat membuat arus kas tetap lancar.
Pembeli juga akan merasakan manfaat invoice yang besar, sebab dengan faktur, mereka akan mengetahui apakah mereka telah menerima barang yang sesuai. Penerima yang dimaksud disini bisa dari badan usaha, atau perseorangan.
Perekaman pengeluaran yang efektif juga dapat penjual atau pembeli rasakan dengan adanya invoice ini.
Oleh karena itu, biasanya invoice akan dibuat rangkap tiga. Satu lembar untuk pembeli, dan dua lembar lainnya untuk bagian akuntansi, sebagai bukti transaksi, pembukuan, serta penjualan.
Setelah mengetahui pengertian beserta fungsi dari invoice, Pins juga harus mengetahui bagaimana cara untuk membuatnya. Untuk memahaminya, terdapat contoh invoice yang dapat Pins praktikkan untuk keperluan transaksi Pins.
Bahkan sebenarnya, tanpa contoh/templat pun, invoice sangat mudah untuk dibuat, asalkan Pins mengetahui berbagai elemen didalamnya. Pins juga tak perlu menggunakan aplikasi khusus, cukup perangkat lunak seperti Microsoft Word atau Excel saja.
Dan satu hal lagi, kamu harus memperhatikan keseragaman dalam invoice. Maksudnya adalah, Pins harus membuat faktur sesuai dengan templat yang tertera untuk setiap jenis transaksi.
Sebab, faktur akan menunjukkan profesionalitas bisnis. Oleh karena itu, pada sebuah lembar faktur, seorang penjual harus mencantumkan logo perusahaan, dan juga harus menggunakan jenis huruf yang spesifik.
Pins dapat melihat contoh templat faktur atau invoice yang akan Pinhome jelaskan berikut ini.
Pada subbab ini, Pins akan mengetahui jenis-jenis invoice yang kerap pebisnis buat, seperti invoice penjualan, tagihan, pembayaran, jasa, DP dan pelunasan, serta proforma.
Baca juga: 8 Produk Bank yang Populer Digunakan dan Manfaatnya
Salah satu jenis invoice yang cukup umum adalah invoice penjualan. Faktur ini menjelaskan pernyataan tagihan, piutang, atau dana yang sebuah perusahaan miliki. Invoice ini berperan untuk menekankan bahwa dana tersebut belum cair.
Dalam sebuah invoice penjualan, terdapat nama dan logo perusahaan, alamat, telepon, surel, nomor dan tanggal invoice, dan juga jatuh tempo.
Setelahnya, penjual juga harus menuliskan tujuan tagihan, seperti nama, perusahaan, alamat, serta nomor telepon. Baru kemudian, penjual dapat menuliskan deskripsi barang atau jasa, beserta jumlah, harga satuan, total, diskon, dan juga subtotal.
Apabila terdapat syarat dan ketentuan untuk membayar tagihan, keterangan tersebut dapat penjual tuliskan secara jelas dibawah tabel tagihan. Misalnya, penjual dapat menuliskan nomor rekening pada keterangan tersebut.
Faktur jenis ini merupakan bukti bahwa si penerima barang atau jasa telah melunasi pembayaran. Invoice ini juga dapat Pins sebut sebagai tanda terima atau receipt.
Sebenarnya, bisnis tidak wajib untuk memberikan tanda terima. Namun, seorang penjual yang memberikan invoice pembayaran cukup umum, sebab dengan begitu baik pembeli dan penjual ingat bahwa terdapat transaksi pembayaran saat itu.
Dalam sebuah invoice pembayaran, kamu dapat melihat terdapat nama dan logo perusahaan.
Kemudian, sama dengan invoice penjualan, faktur ini juga memuat tujuan tagihan yang berisikan rincian nama, perusahaan, dan juga alamat. Di sebelahnya, terdapat nomor dan tanggal receipt.
Sedangkan di bagian bawah, Pins dapat melihat tabel deskripsi barang atau jasa, beserta kolom jumlah, harga satuan, total, dan juga sub total yang berada di akhir kolom.
Faktur jasa merupakan faktur yang hampir sama dengan faktur penjualan. Namun dalam hal jasa yang tidak terikat dalam suatu perusahaan tertentu, maka invoice yang cocok digunakan adalah invoice jasa.
Sedangkan untuk formatnya, kamu dapat mencontoh persis dari invoice penjualan, namun ditambah dengan keterangan ‘tarif per jam’ pada bagian kolomnya.
Invoice DP dan pelunasan sering dibuat ketika terdapat transaksi praktik uang muka atau down payment (DP). Sehingga, ketika seorang pembeli membayar sebagian terlebih dahulu di awal, penjual akan memberikan invoice DP dan pelunasan sebagai bukti.
Untuk isi atau keterangan yang terdapat dalam contoh invoice DP dan pelunasan, ada nama dan logo perusahaan, dan rincian perusahaan. Rincian tersebut antara lain adalah alamat, telepon, surel, nomor dan tanggal invoice.
Terdapat pula tujuan tagihan yang berisi nama, perusahaan, alamat, serta nomor telepon orang yang tertagih. Dibawahnya, Pins juga dapat menambahkan deskripsi barang atau jasa, beserta harga total. Kemudian, Pins juga harus mencantumkan nominal DP juga.
Sehingga, nantinya orang yang tertagih dapat mengingat kapan tagihan tersebut harus dibayarkan. Keterangan tanggal dan rekening akan diinformasikan pada bagian syarat dan ketentuan.
Invoice terakhir yang harus Pins ketahui adalah proforma invoice. Umumnya, invoice jenis ini akan dipakai untuk keperluan transaksi impor. Namun, hal ini tidak memungkiri bahwa proforma invoice juga dapat pembeli perlukan untuk mengajukan izin impor secara legal.
Yang terdapat dalam proforma invoice bersifat sementara, dan masih dapat berubah, sebab yang terkandung di dalamnya merupakan harga perkiraan. Harga tersebut dapat kedua belah pihak ubah sesuai dengan kesepakatan, sehingga invoice ini bersifat tak mengikat.
Sementara untuk komponen yang terdapat pada invoice ini, Pins dapat menemukan kolom nama perusahaan pembuat, serta alamat dan keterangan kontaknya. Ada pula keterangan lengkap dari orang yang tertagih, beserta informasi keterangan pengiriman.
Dan sama dengan invoice lainnya, juga terdapat kolom deskripsi barang, jumlah, harga per unit, pajak, dan juga total harga. Catatan khusus dan sejumlah syarat penjualan juga dapat perusahaan cantumkan pada invoice tersebut.
Cukup banyak bukan, jenis-jenis invoice yang perlu Pins ketahui? Bagaimana? Apakah dengan pengetahuan baru ini, Pins siap untuk berbisnis?
Baca juga: 5 Langkah Membuat Laporan Keuangan untuk Pengajuan KPR Beserta Contoh
Temukan pilihan rumah dan apartemen terlengkap di Aplikasi Pinhome. Cek properti pilihan kami The Ostara BSD dan temukan keunggulan, fasilitas menarik dan promo menguntungkan lainnya cuma di Pinhome! Cari tahu juga tips penting persiapan beli rumah dan KPR di Property Academy by Pinhome.
Hanya Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.
© www.pinhome.id